www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, August 28, 2008

Dinar as Currency?

Kemarin saya bertemu dengan kawan lama yang memimpin sebuah institusi pendidikan, ketika saya sampaikan perihal dinar. Ada beberapa point yang dia sampaikan mengenai Dinar :
1. Harga emas (dan tentunya juga dinar) sangat besar dipengaruhi oleh bursa emas dunia yang yang sifatnya tidak riil semacam surat berharga dengan komoditas emas, namun emas fisiknya tidak harus ada sehingga mudah digoyang spekulan.
2. Dinar hanyalah salah satu mata uang tidak berbeda dari mata uang lain yang ada di dunia saat ini seperti Dollar, Euro dll
3. Dinar hanya berlaku pada masa Nabi Muhammad SAW saja dan cocok untuk masa Nabi saja.
4. Dinar atau mata uang lain hanya sebagai Alat tidak sebagai komoditas seperti yang terjadi di pasar uang saat ini.

Untuk point ke 4 saya setuju karena fungsi uang itu hanyalah 3 : a. Sebagai unit of account (satuan nilai) b. Sebagai Medium of Exchange ( alat tukar) c. Sebagai simpanan atau berjaga-jaga.
tapi tidak untuk 3 point lainnya.
point pertama, harga emas sangat besar dipengaruhi oleh bursa emas dunia yang sifatnya tidak riil, semacam surat berharga dengan komoditas emas, namun emas fisiknya tidak harus ada. Benar memang bursa komoditas emas harganya bisa digoyang spekulan karena emas yang diperjualbelikan hanya di atas kertas, hampir tidak melibatkan emas secara fisik. Berbeda ceritanya apabila emas yang diperjualbelikan memang benar -benar ada dan dapat berpindah tangan. Makanya dalam Islam salah satu syarat jual beli emas harus tunai. Maka hal ini tidak mudah digoyang oleh para spekulan. Kalaupun harganya turun maka tidak akan anjlok sedemikian rupa, sebagaimana harga saham, dollar, atau rupiah yang bisa anjlok drastis. Karena tidak pernah dalam sejarah emas menjadi barang tidak berharga sehingga tidak bernilai sama sekali.
point kedua,
Dinar hanya salah satu mata uang, tidak berbeda dari mata uang lain yang ada di dunia saat ini. Jelas Dinar berbeda dari mata uang lain. Dinar terbuat dari emas, sedang mata uang lain terbuat dari kertas. Sehingga nilai Dinar tidak pernah anjlok sedemikian rupa sebagaimana nilai mata uang kertas lain seperti kehancuran mata uang di Jerman di tahun 1923, sehingga seseorang membeli roti mesti membawa gerobak, tidak untuk membawa rotinya tapi untuk membawa uangnya, karena saking tingginya inflasi.
point ke tiga, Dinar hanya berlaku pada masa Nabi Muhammad SAW saja dan cocok untuk masa Nabi saja. Islam sebagai agama akhir zaman tentunya up to date hingga akhir zaman pula, apa yang diterapkan Nabi SAW pada masa pemerintahan Islam di Madinah tentunya merupakan satu kesatuan syariat Islam yang integral yang meliputi semua aspek. Dinar dalam hal ini sebagai aspek mata uang tentunya memiliki hikmah yang tidak dimiliki mata uang lain , sehingga digunakan oleh Nabi SAW. Imam Ghazali sendiri mengatakan dalam Ihya Ulumuddin bahwa "Hakim yang adil sepanjang zaman adalah emas dan perak" atau Dinar & Dirham. Bahkan ekonom penerima Nobel ekonomi tahun 1999 Robert A Mundel memberi pernyataan pada bulan Maret 1997 bahwa Emas akan menjadi sistem moneter internasional pada abad 21 (Ahmed Kameel Mydin Meera, Islamic Gold Dinar). Namun Nabi kita Muhammad SAW pada 14 abad yang lalu telah memprediksikan bahwa Dinar dan Dirham akan kembali menjadi mata uang di Dunia ini berdasar hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ibn Abi Maryam bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda "Masanya akan tiba pada umat manusia, ketika tidak ada apapun yang berguna selain Dinar & Dirham (Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal)
Wallahu A'lam.

Monday, August 25, 2008

Gold Price

Spekulan ternyata tidak saja bermain di pasar uang, namun juga di bursa emas, adalah Ted Butler seorang pedagang komoditi emas dan perak dari SilverSeek.com yang memeriksa data dari US Commodity Futures Trading Commision yang melaporkan bahwa per 1 Juli 2008 dua Bank Amerika melakukan transaksi short sejumlah 6.199 kontrak di pasar komoditi COMEX perak setara dengan 30.995.000 ounces, dan per 5 Agustus 2008 dua Bank Amerika juga melakukan transaksi short sejumlah 33.805 kontrak di pasar COMEX perak senilai 169.025.000 ounces. Sehingga akibatnya antara 14 Juli hingga 15 Agustus harga perak di pasar COMEX turun dari puncak tertingginya US$ 19,55 (basis September) turun ke harga rendahnya senilai
US$12,22 atau mengalami penurunan sebesar 38%. Nasib yang sama juga dialami oleh emas, bahkan 3 bank Amerika melakukan transaksi short sejumlah 7.787 kontrak (778.700 ounces) pada bulan Juli, dan di bulan Agustus 3 bank Amerika melakukan transaksi short sejumlah 86.398 kontrak (8.639.800 ounces) sehingga menyebabkan harga emas di COMEX turun hingga US$150 per ounce. Transaksi Short adalah menjual barang yang belum dimiliki pada harga rendah, dengan spekulasi bahwa harga akan lebih rendah lagi untuk kemudian mengambil untung dari selisihnya. Sekali lagi transaksi di pasar bursa emas ini hampir sama sekali tidak melibatkan barang secara fisik sehingga harganya bisa dipermainkan para spekulan(transaksi semacam ini terlarang dalam Islam) , namun ada pula pasar emas yang memang memperjual belikan emas secara fisik seperti yang difasilitasi oleh Kitco.Com, GoldMoney, dll kalau di Indonesia ada Logam Mulia, GeraiDinar, wakala induk nusantara dll.Nah transaksi emas secara fisik ini tidak mudah digoyang para spekulan seperti contoh COMEX di atas, karena barangnya atau emas secara fisik memang benar-benar ada dan dapat berpindah dari penjual ke pembeli pada saat transaksi. Maka dalam Islam salah satu syarat jual beli emas adalah harus tunai.
Jadi tidak ada alasan untuk tidak menggunakan emas sebagai investasi yang aman.

Friday, August 22, 2008

Rupiah in Trouble



Berikut adalah salah satu contoh bagaimana spekulan mata uang menyerang Rupiah tahun 1997-1998 dan betapa besar keuntungan yang mereka ambil. Spekulan mata uang ini memang belum tentu menjadi penyebab utama terjadinya krisis mata uang di Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara lain di kawasan ini. Tetapi sangat besar kemungkinannya mereka mengambil manfaat dari tanda-tanda krisis kemudian memperparahnya dengan mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya.
Awalnya mereka melihat peluang, bahwa fundamental ekonomi kita memang lemah, mata uang kita masih berada pada tingkat US$1 = Rp.2.400,- awal 1997 dan S$1 = Rp.1.320,-.
Mereka melihat bahwa Rupiah yang lemah dan pendukung fundamental ekonominya juga lemah, akan mudah sekali jatuh. Oleh karenanya mereka menjual dengan transaksi short ( barangnya sendiri mereka belum punya atau mereka meminjamnya dari pihak lain dan ini terlarang dalam Islam) sejumlah besar Rupiah (untuk spekulasi harus besar karena kalau tidak dampaknya tidak akan berarti ) misalnya Rp.2,4 trilyun (pada tingkat nilai tukar US$1 = Rp.2.400,-) setara US$ 1 Milyar. Dari transaksi ini spekulan tersebut mendapatkan US$1 Milyar yang akan mereka bayar kembali dengan Rp.2,4 trilyun pada saat transaksi ditutup kemudian hari. Anggap spekulasi mereka benar terbukti (memang terbukti akhirnya!) dan Rupiah benar-benar jatuh, misalnya pada saat Rupiah turun menjadi US$1 = Rp.10.000,- spekulan tersebut menutup transaksinya. Sekarang untuk membeli Rp. 2,4 trilyun (pada saat US$1 = Rp.10.000,- ia hanya perlu US$ 240 juta. Dari sini spekulan tersebut mendapatkan keuntungan sebesar US$ 760 juta! yaitu US$ 1 milyar minus US$ 240 juta. Keuntungan ini disebut sebagai keuntungan spekulatif, namun keuntungan spekulan bukan hanya sampai disini. Ada keuntungan lain yang terbawa dan tinggal dipunguti oleh si spekulan yang disebut keuntungan Arbitrage. Keuntungan Arbitrage ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Setelah Rupiah anjlok, maka terjadi ketidakseimbangan atau disequilibrium mata uang dari yang kita contohkan di atas yaitu US$, Rupiah dan S$. Berbeda dari keuntungan spekulatif yang masih berisiko dan perlu menunggu waktu untuk menikmati hasilnya, keuntungan arbitrage bisa langsung dinikmati saat transaksi itu juga ibarat tinggal memunguti uang yang ada di jalan. Mekanisme keuntungan arbitrage adalah sebagai berikut :

1. Pinjam uang US$ 1 Milyar dan tukar dengan Rupiah menjadi Rp.10 trilyun (pada nilai tukar yang baru US$ 1 = Rp.10.000,-)
2.Tukar Rp.10 trilyun ke Dolar Singapura (S$ 1 = Rp.5.000,-) atau menjadi S$ 2 Milyar
3.Tukar S$ 2 Milyar ke US$ (S$1 = US$ 0,60) menjadi US$ 1,2 Milyar
4.Kembalikan hutang yang US$ 1 Milyar di point 1 dan nikmati keuntungan arbitrage US$ 200 juta.

Dari aksinya tersebut si spekulan mendapatkan total keuntungan US$ 960 juta yaitu US$ 760 juta dari keuntungan spekulatif dan US$ 200 juta dari keuntungan arbitrage. Keuntungan arbitrage ini masih terus menerus diambil di pasar uang sampai benar-benar terjadi kestabilan baru.
Dengan risiko yang begitu nyata terhadap uang kertas kita, maka sudah seharusnya kita memikirkan untuk membebaskan mata uang kita dari ulah para spekulan yang dengan mudahnya menghancurkan mata uang kita. Hal ini hanya bisa dilakukan apabila mata uang kita emas dan perak atau Dinar dan Dirham, karena nilai keduanya tidak bisa dihancurkan oleh spekulan.

Ibnu Siena (Dikutip dari Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham)

Monday, August 18, 2008

Dirham 1

Monday August 18, 2008

Pada masa Nabi Muhammad SAW perbandingan nilai antara Dinar & Dirham adalah 1 : 10, seperti dalam Hadits berikut :

"Kamu tidak berkewajiban mengeluarkan zakat emas hingga kepemilikanmu mencapai 20 Dinar. Jika kamu memiliki emas 20 Dinar dan cukup satu tahun, zakatnya adalah setengah Dinar. Selebihnya dihitung seperti itu dan tidak wajib zakat pada sesuatu harta hingga mencapai satu tahun (HR Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, dan dinyatakan sahih oleh Bukhari dan Hadits hasan menurut Al Hafizh)

"Aku telah membebaskanmu dari zakat kuda dan budak, karena itu, keluarkanlah zakat perak, yakni dari setiap empat puluh Dirham adalah sebanyak satu Dirham. Akan tetapi , tidak wajib mengeluarkan zakat jika banyaknya hanya mencapai 190. Jika jumlahnya telah cukup 200, kamu wajib mengeluarkan zakatnya sebanyak 5 Dirham (HR. Ash-Habus Sunan)
Perbandingan harga dinar tehadap dirham 1 : 10 juga dikuatkan dengan hadits lain yang membahas masalah diyah atau uang darah(uang yang diminta oleh keluarga si terbunuh kepada pembunuh jika keluarga terbunuh memaafkan, dan meminta uang diyah atau darah) misalnya yang ditentukan sebesar 800 dinar atau 8000 dirham. Namun angka ini bukan angka mati, sebab pada zaman khalifah Umar bin Khattab perbandingan harga dinar dan dirham menjadi 1 : 12 karena mengikuti perkembangan pasar seperti riwayat berikut ini :

Diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al 'Ash :
"Nilai uang darah pada zaman Rasulullah saw adalah delapan ratus dinar atau delapan ribu dirham dan uang darah bagi ahlul kitab adalah separuh dari muslim. Ia berkata : ini berlaku sampai Umar bin Khattab menjadi khalifah dan dan dia berkata : catat unta-unta menjadi berharga (mahal) kemudian umar menetapkan nilai uang darah berdasarkan bahwa barangsiapa yang memiliki uang emas maka uang darah yang berlaku (saat itu) senilai seribu dinar, barang siapa yang memiliki uang perak maka senilai dua belas ribu dirham, barang siapa memiliki ternak sapi maka senilai dua ratus ekor sapi, barang siapa memiliki ternak kambing maka senilai dua ribu ekor kambing, barang siapa memiliki dagangan baju resmi maka senilai dua ratus baju resmi. Kemudian beliau membiarkan uang darah bagi orang kafir dhimmi (yang dalam perlindungan) tetap, tidak menaikkan persentasenya dari ketentuan uang darah muslim." Riwayat Sunan Abu Daud

Jadi harga dinar dan dirham masing-masing independen terus bergerak mengikuti harga pasar, saat ini perbandingan nilai dinar dan dirham sekitar 1 : 35. Kenapa perbandingan harganya kini sedemikian jauh? Karena memang permintaan perak (bahan baku utama dirham) dunia saat ini tidak setinggi di zaman Nabi Muhammad SAW atau Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu Dirham menjadi salah satu mata uang utama dunia sehingga permintaan perakpun signifikan . Tetapi kini dirham atau perak tidak atau belum menjadi mata uang utama dunia kembali, sehingga permintaanya pun tidak signifikan. Persentase penggunaan perak dunia saat ini per tahun 2001 adalah untuk penggunaan photography 24%, perhiasan 33%, keperluan industri 40%, dan hanya 3% untuk koin dan medali. Apabila insya Allah nantinya dinar dan dirham kembali menjadi mata uang utama dunia maka bukan tidak mungkin harganya kembali berbanding 1 : 10, karena tingginya permintaan dirham atau dinar.
Terakhir kita simak hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu Abi Maryam, beliau mendengan Rasulullah SAW bersabda "Masanya akan tiba pada umat manusia, ketika tidak ada apapun yang berguna selain dinar dan dirham." (Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal)

Sunday, August 17, 2008

Dirham Preeliminary

Sunday, August 17, 2008

Selain Dinar mata uang Islam yang tidak kalah menariknya adalah Dirham. Nama Dirham berasal dari koin Yunani yang bernama Drachma. Pada akhir abad ke 7 Dirham menjadi mata uang Islam. Dirham digunakan sebagai mata uang di Eropa antara abad 10 hingga abad 12 . Dirham adalah satuan berat yang melintasi Afrika Utara, Timur Tengah, dan Persia dengan nilai yang berbeda. Dalam pengertian Islam Dirham adalah perak murni (kadar perak 99,95 %) dengan berat 2,975 gr. Selama kekhalifahan Islam Dirham digunakan bersama Dinar yang berakhir tahun 1924 seiring dengan berakhirnya Kekhalifahan Utsmaniyyah yang berpusat di Turki. Sebelum membahas Dirham lebih lanjut, ada baiknya kita telusuri tentang bahan baku utama Dirham yaitu perak sbb :
Simbol perak adalah Ag dengan nomor atom 47. Perak saat ini digunakan sebagai kontak listrik, kondukto , kaca dan katalis dari reaksi kimia , photographic film ,disinfektan, antibiotik,dll. perak juga digunakan sebagai solder & brazing, kaca & optik, reaktor nuklir dan catalyst, uang, obat, pengobatan, makanan. Kata uang dan perak adalah sama di 14 negara.Nama satuan moneter Inggris yaitu "pound" adalah representasi dari satu troy pound dari sterling silver (perak standar 92,5% perak, 7,5% tembaga). Produsen utama perak adalah Peru, Mexico, China , Australia, Chili, dan Polandia.Peru dan Mexico adalah produsen perak sejak tahun 1546 dan masih sebagai produsen utama perak dunia.
Pada tahun 1800 an banyak negara seperti AS dan Inggris beralih dari standar perak ke standar emas dalam nilai moneternya, dan pada abad 20 beralih ke uang kertas.
Pada tahun 1980 harga perak naik mencapai puncak dalam sejarahnya yaitu US$49,45 per troy ounce. Pada Desember 2001 harga perak jatuh menjadi US$4,14 per troy ounce, dan pada bulan Mei 2006 naik lagi menjadi US$15,21/ounce.Pada tahun 2006 harga perak drop dengan cepat dari hargatertinggi bulan Mei sebesar US$15,21 per ounce menjadi terendah pada bulan Juni sebesar US$ 9,60/ounce dan nail lagi menjadi US$12 per ounce di bulan Agustus. Pada Maret 2008 harga perak mencapai nilai US$21,34 per ounce.
Berilut perbandingan harga perak dan emas dunia sejak 1910 :
Year
(to 31st December)
Silver price
US$/oz
Gold price
US$/oz
Gold/silver
ratio
1910 0.54 20.67 38.28
1920 0.54 20.67 38.28
1930 0.33 20.67 62.67
1940 0.35 34.50 98.57
1950 0.80 40.25 50.31
1960 0.91 36.50 40.11
1970 1.64 37.60 22.93
1980 15.65 641.20 40.97
1990 4.17 423.80 101.63
2000 4.60 272.15 59.16
2005 8.83 513.00 58.10
2006 12.62 628.20 49.78

Pada tahun 1997 Warren Buffet membeli 130 juta ounces perak (400 metric ton perak) pada harga US$ 4,41 per ounce (total nilai US$ 572 juta) . Pada saat artikel ini ditulis nilai perak adalah US$12, 7 per ounce.

Wednesday, August 13, 2008

US In Trouble

Thursday August 14 , 2008

Ya Amerika sedang bermasalah, keruntuhannya banyak dianalisa dari segi sosial, ekonomi, dan politik dalam banyak tulisan. Namun kali ini kita coba bahas sedikit dari sisi ekonominya.
Dari situs goldseek 7/8/2008 kita melihat bahwa Moneysupply M3 atau jumlah uang atau setara uang yang beredar secara umum di AS pada tahun 1980 senilai 1,8 Triliun Dollar namun hanya dalam waktu 28 tahun meningkat menjadi 15 Triliun Dollar menurut analisa John William (www.shadowstats.com). Artinya dalam 28 tahun terakhir jumlah Moneysupply M3 Amerika meningkat sebesar 733%, atau per tahun pertumbuhannya sebesar 26 %. Apabila jumlah uang beredar semakin lama semakin meningkat maka inflasi adalah beban yang harus ditanggung oleh ekonomi negara yang bersangkutan atau dengan kata lain daya beli mata uang tersebut dari hari ke hari semakin rendah jika tidak diiringi dengan perttumbuhan di sektor riil. Kenapa pertumbuhan uang di Amerika demikian pesat? Banyak faktor :
1. Semakin besarnya kebutuhan anggaran negara tersebut (seperti perang, operas intelijen pemerintah, dlsb)
2. Besarnya hutang yang ditanggung negara tesebut (rasio hutang Amerika 66% dari GNP dan diprediksi meningkat sebesar 244% tahun 2040)
3. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi sektor non riil negara tersebut (tahun 2005 perbandingan sektor riil di GNP hanya tinggal 12%)
Namun karena bahan baku Dollar adalah kertas maka permerintah Amerika bisa dengan mudah mencetaknya sesuai kebutuhan, terlebih setelah berakhirnya era Brettonwoods yang berakhir pada masa presiden Nixon tahun 1970 dimana saat itu Dollar tidak diback up sama sekali oleh Emas. Pada masa awal perjanjian Brettonwoods setelah berakhirnya Perang Dunia II disepakati bahwa $35 setara dengan 1 troy ons (31,103477 gr) emas, namun dikhianati sendiri oleh Amerika pada tahun 1970.
Apabila supply uang tidak diiringi dengan produksi komoditi yang setara maka terjadilah inflasi yang menghabiskan jerih payah masyarakat.
Namun untuk mengantispasi agar inflasi tidak berkelanjutan maka mata uang itu mesti diback up dengan emas. Uang senilai 15 triliun Dollar Amerika tentu berpeluang besar untuk diinvestasikan dalam bentuk emas. Artinya pertumbuhan harga emas sangat mungkin untuk naik dari waktu ke waktu. Jika tidak diback up dengan emas maka ekonomi US In Trouble.
Dalam blog geraidinar.com ada informasi menarik dari buku berjudul Bad Money
Penulis buku ini KEVIN PHILIPS, mantan White House Senior Strategist di era Presiden Nixon. Dari pengalamannya tersebut dan beberapa buku yang ditulis sebelumnya, diantaranya yang menghebohkan adalah American Theocracy (2006) , tentu ini bukanlah buku yang ditulis tanpa dasar yang kuat. Bahkan saking banyaknya data yang diungkap di buku tersebut, buku ini terasa ‘berat’ untuk membaca dan mencernanya.
Berikut adalah beberapa informasi penting yang diungkap di buku ini ;

• Bahwa data-data ekonomi yang diungkap pemerintah Amerika ke publik selama ini adalah mengandung banyak official understatement and misstatement .
• Kekacauan financial akan terjadi di Amerika, bisa dalam waktu yang pendek dan menyakitkan (1 – 2 tahun) atau secara perlahan-lahan selama dekade mendatang. Apabila yang kedua-pun yang terjadi maka dampaknya pada pasar dan rumah tangga juga akan sangat menyakitkan menyerupai dekade stagflation 1973-1980.
• Ada dua penyebab kekacauan tersebut yaitu yang pertama adalah ketidak wajaran pertumbuhan sektor financial (dibandingkan dengan sektor riil) dan kedua adalah kerawanan yang timbul dari ketergantungan Amerika pada minyak (yang sebagian besar diproduksi orang lain).
• Ekonomi Amerika adalah balon yang siap meletus. Sektor riilnya yang seharusnya berperan penting dalam GDP dari waktu – ke waktu terus menurun. Pada tahun 1950 persentase GDP dari sektor riil berada pada angka 29.3%, pada 2005 lalu angka ini tinggal 12%. Sebaliknya kontribusi sektor financial naik dua kali lipat pada periode yang sama.
• Semakin banyak negara yang meninggalkan US$ sebagai denominasi dalam sektor keuangannya. Jepang misalnya lebih suka menggunakan Yen untuk peneribitan bond-nya; Malaysia lebih suka menggunakan Ringgit dlsb.
• Pertumbuhan pesat pada instrumen investasi Islam seperti Sukuk, tidak dapat dinikmati oleh Wall Street. Sementara negara –negara lain bukan hanya negara dimana penduduk mayoritasnya Muslim (seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan) mulai menjadikan instrumen investasi Islam sebagai keunggulan baru di pasar. Negara-negara seperti Singapura, Hongkong, Jepang dan bahkan Inggris-pun mulai menggarap pasar investasi Islami ini secara sangat serius.
• Dominasi Capitalism Amerika akan tenggelam mengikuti sejarah tenggelamnya dua kekuatan besar tiga abad sebelumnya yaitu Spanyol pada abad 17, Belanda pada abad 18, Inggris pada abad 19 (dan awal abad 20) ....dan Amerika pada abad 20 atau awal abad 21 ini.

Suramnya masa depan Amerika – menurut penulis buku ini – bukan hanya nampak dari banyaknya negara yang meninggalkan Dollar Amerika. Tetapi juga dalam arti harfiah meningkatnya jumlah warga negara Amerika yang ingin meninggalkan negerinya Seperti yang terungkap dari survey yang dilakukan oleh Zogby/New Global Initiatives.

Hasil survey tersebut mengungkapkan bahwa, tidak pernah terjadi sebelumnya – 1.5 juta warga negara Amerika sudah memutuskan untuk meninggalkan negerinya; dan 1.8 juta lagi sedang sedang berpikir serius untuk kemungkinan besar akan meninggalkan negerinya.

Exodus ini pun mengulang sejarah abad sebelumnya ketika pada abad 17 orang-orang Spanyol beramai-ramai pergi ke Amerika ; Pada abad 18 orang Belanda beramai-ramai pergi ke negeri-negeri yang menjadi koloninya, dan pada abad 19/20 warga Inggris beramai ramai pindah ke Australia, Amerika dan negeri-negeri dominion-nya.

Apa ini semua dampaknya pada kita ? Bisa menjadi ancaman atau peluang - tergantung bagaimana kita menyikapinya. Apabila kita tetap menjadikan amerika panutan kita, maka ancamannya adalah kita akan ikut tenggelam bersama Amerika. Hal inipun sudah diingatkan oleh Uswatun Hasanah kita Rasulullah SAW 1400 tahun lalu dengan hadits beliau, “ Sedikit-demi sedikit kalian akan mengikuti sunnah-sunnah umat terdahulu. Sampai-sampai, andaikata mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kalian juga ikut mereka memasukinya.” Ada yang bertanya , “ Wahai Rasululah, apakah mereka yang dimaksud adalah Nasrani dan Yahudi ?” Beliau menjawab, “Lalu siapa lagi ?” HR. Bukhari Muslim.


Sebaliknya, seperti kemerdekaan kita 63 tahun silam – kita Merdeka antara lain karena penjajah kita - waktu itu Jepang- kalah perang dengan sekutu. Barangkali sekarangpun kita baru bisa merdeka dari penjajahan ekonomi Amerika, IMF dlsb setelah mereka ditundukkan oleh kekuatan ekonomi baru. Wallahu A’lam.


Wednesday, August 6, 2008

Dinar Price

Wednesday August,6 2008

Sebagai mata uang yang paling lama digunakan dalam sejarah umat manusia (di dunia Islam maupun non Islam) Dinar atau mata uang berbasis emas telah membuktikan keperkasaanya dibandingkan dengan mata uang lain berbasis kertas.
Walaupun dalam sejarahnya Dinar bukan berasal dari Islam, namun sepanjang masa kekhalifahan Islam mulai zaman Nabi Muhammad SAW hingga kekhalifahan terakhir Islam tahun 1924 di Turki, umat Islam tidak pernah putus menggunakan Dinar sebagai mata uangnya. Pada masa khalifah Umar bin Khattab ra nilai Dinar di standarisasi yaitu berat 4,25 gr dengan kandungan emas 91,7% atau 22 karat.Berbeda dengan uang kertas yang terus susut nilainya dari tahun ke tahun karena terkena dampak inflasi, namun Dinar atau mata uang emas terus menunjukkan kestabilannya dari masa ke masa. Nilai Dollar terhadap emas dibanding 40 tahun lalu kini nilainya hanya tinggal 4% saja. Setelah perang Dunia II nilai Dollar saat itu adalah 35 dollar per 1 troy ounce (31,103477 gr) emas, kini saat artikel ini ditulis 909,70 dollar setara dengan 1 troy ounce emas. Begitu juga mata uang Rupiah rata rata per tahun Rupiah terdepresiasi terhadap emas sebesar 30 %.
Berikut adalah data mengenai nilai Dinar dan emas/gram diukur terhadap Rupiah sejak tahun 2000 :

The image “http://i244.photobucket.com/albums/gg5/geraidinar/DN0008.png” cannot be displayed, because it contains errors.

source : geraidinar.com
Dari data di atas terlihat jelas dari tahun ke tahun harga dinar terus meningkat jika diukur dengan mata uang rupiah, kecuali tahun 2003 harga dinar turun menjadi 428.888 setelah tahun 2002 nilainya 462.956 per 1 Dinar namun tahun berikutnya (2004) naik menjadi 468.623. Per pagi inipun nilai Dinar walaupun dibanding minggu lalu turun 3,09% dan dibanding bulan lalu turun 3,7% namun dibanding tahun lalu masih naik 22,33% dan dibanding 10 tahun lalu naik 279,67%.
Jadi Insya Allah Dinar atau mata uang emas akan terus stabil sepanjang masa, sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin bahwa Hakim yang adil sepanjang masa adalah Emas dan Perak atau Dinar dan Dirham.

Ibnu Siena

Saturday, August 2, 2008

Big Crisis

Saturday August 2, 2008
Bob Janjuah seorang Credit Strategist dari Royal Bank of Scotland (RBS) pada bulan Juni memberi warning kepada para nasabahnya bahwa dalam 3 bulan lagi akan ada krisis besar yang merembet ke seluruh dunia. Biasanya informasi seperti ini bagi sebuah Bank adalah rahasia. Namun karena informasi ini demikian penting maka bank sekelas RBS membocorkannya kepada nasabah. Jika Bob Janjuah yang populer karena ketepatan prediksinya dalam memperkirakan krisis kredit memberi pernyataan itu bulan Juni maka 3 bulan lagi adalah bulan September. Ternyata prediksi Bob Janjuah diperkuat dengan prediksi di salah satu artikel GATA (Gold Anti-Trust Action Committee)-suatu organisasi di AS yang mengkampanyekan Emas sebagai mata uang- bahwa pada bulan September & Oktober harga emas akan meroket. Dua informasi ini saling mendukung jika terjadi krisis besar global, maka biasanya yang terkena paling awal adalah mata uang, atau merosotnya nilai mata uang. Jika mata uang (kertas) hancur maka nilai emas atau dinar akan meningkat.
Sehingga sebagai persiapan menghadapi masa krisis itu maka butuh sejumlah persiapan :
pertama, proteksi aset, seperti tahun 1997 & 1998 akibat krisis moneter maka harta rakyat indonesia tinggal seperempatnya. Karena Rupiah terdepresiasi jauh terhadap dollar, sehingga asset kita menjadi sangat murah bila dinilai dalam Dollar, sehingga Indosat, Telkom, gedung-gedung, dan aset - aset kita terjual ke luar negeri.
Nah cara memproteksinya adalah sebagian harta atau aset kita (individu atau institusi) dibelikan dalam bentuk emas atau dinar, supaya harganya tetap stabil, di saat krisis sekalipun.
Kedua, kembangkan skill berdagang kita, sebab saat krisis ribuan orang di PHK dan ribuan perusahaan bangkrut, maka ketrampilan berniaga perlu dikembangkan dalam mengantisipasi krisis.