www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Saturday, November 22, 2008

Highest Price

Saat artikel ini saya tulis Dinar menembus Rp.1.401.140,- (www.geraidinar.com). Inilah harga tertinggi Dinar sepanjang tahun ini. Kemungkinan selanjutnya bisa naik, atau melorot lagi, karena tekanan IMF atau The Fed beserta konco-konconya. Tetapi tetap saja yang namanya intervensi toh kemampuannya terbatas. Buktinya harga emas terus naik dari masa ke masa. Dalam Dollar saat ini per troy ons emas harganya $801,45 (www.geraidinar.com). Bandingkan tahun 1945 ketika per troy ons emas hanya $35. Apa harus dilakukan ketika harga emas ngamuk seperti ini. Sebaiknya tidak melakukan panic buying pada harga seperti ini.Tetapi kalau memang kebelet punya Dinar ya silakan saja beli, tetapi harap diingat harga besok bisa turun , tetap atau naik lebih gila lagi.Jadi tidak untuk kepentingan spekulatif tetapi untuk kepentingan berjaga-jaga atau investasi. Hanya Allah SWT yang tahu apa yang terjadi di depan kita.Bagi yang sudah memiliki Dinar ini bukti bahwa Dinar adalah pilihan investasi terbaik nomor 2 setelah dagang. Dinar akan selalu menjadi ukuran dan timbangan terhadap seluruh barang dan jasa. Artinya situasi saat ini menggambarkan bahwa nilai uang kertas menjadi jauh lebih rendah dari barang dan jasa yang lain terutama dengan emas. Ini mengindikasikan ada peluang timbulnya inflasi yang menghanguskan jerih payah kita. Inflasi tertinggi di negeri ini dalam 10 tahun terakhir terjadi tahun 1998 sebesar 78%.Tahun ini inflasi sekitar 11,5%. Sedangkan nilai Dinar atau emas rata-rata naik sebesar 28,73% terhadap Rupiah per tahun selama 40 tahun terakhir.
Sekali lagi ini menjadi bukti bahwa Dinar adalah mata uang adil, stabil, dan konsisten sepanjang masa. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu Abi Maryam bahwa Rasulullah SAW bersabda "Masanya akan tiba pada umat manusia, ketika tidak ada apapun yang berguna selain Dinar dan Dirham" (Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal)akan terbukti apakah kita masih hidup atau tidak ketika masa itu tiba.

No comments: