www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, December 29, 2009

Trend kenaikan Harga Emas di Asia

Ada empat pasar di dunia yang mempengaruhi harga emas, yaitu pasar Hongkong (mewakili pasar asia), pasar London, pasar New York, dan pasar Australia. Dalam grafik http:/ /www.kitco.com (lihat gambar di samping) pasar Hongkong ditandai dengan warna Hijau, pasar London dengan warna Kuning , pasar New York dengan warna Merah , dan pasar Australia dengan warna Biru.



Ada pola yang menarik selama kenaikan emas sejak tanggal 22 November 2009 silam.
Pada pasar Asia (pasar Hongkong) tgl 22 November emas mencapai US$1.150 & naik hingga US$1.165 (perhatikan grafik warna Hijau selama pasar Hongkong berlangsung, kotak warna Hijau)









Kemudian pada tanggal 1 Desember harga emas mencapai US$1.178 dan naik hingga US$ 1.207 selama pasar Asia (pasar Hongkong) berlangsung.
(grafik warna Hijau)









Namun situasi yang berbeda terjadi selama pasar Amerika (pasar New York). Pada tanggal 4 Desember harga emas turun dari US$1.207 menjadi US$1.161 selama pasar New York (perhatikan grafik warna Hijau yang turun selama pasar New York, kotak warna Merah)







Pada tanggal 8 Desember harga emas juga drop hingga US$1.131 selama pasar Amerika (New York) berlangsung. (Grafik warna Hijau selama pasar New York, kotak warna Merah)









Pada tanggal 9 Desember harga emas drop hingga US$ 1.120 selama pasar New York berlangsung. (Grafik warna Biru selama pasar New York kotak warna Merah)











Pada tanggal 17 Desember harga emas juga turun hingga US$ 1.097 selama pasar New York (Grafik warna Hijau selama pasar New York, kotak warna Merah)













Dan pada tanggal 21 Desember harga emas turun hingga US$ 1.091 selama pasar New York, grafik warna Merah. Dan pada tanggal 22 Desember harga emas terus turun hingga US$1.074 selama pasar New York, keduanya kotak warna Merah.








Dari perkembangan data di atas kita bisa simpulkan selama kenaikan harga emas sejak 22 November tahun lalu, pasar Asia berpengaruh besar dalam peningkatan harga emas dunia. Dan sebaliknya terjadi beberapa kali penurunan harga emas di pasar New York yang mewakili pasar Amerika. Walaupun secara umum permintaan investasi emas meningkat di AS seiring dengan penurunan US Dollar. Namun adalah kesempatan baik untuk membeli emas selama fase penurunan harga tersebut.

Wallahu 'alam





























































































































































































Monday, December 14, 2009

Harga emas : Roket Luncur


Sebuah artikel menarik di www.fofoablogspot.com mengenai apakah emas sedang mengalami pelambungan harga ? Jawabannya tidak, dan sekali-sekali tidak akan pernah mengalami bubble price. Sebab harga emas yang pernah menembus rekor US$1200 beberapa hari lalu adalah suatu hal yang alami yang memang akan selalu terjadi pada harga emas sepanjang masa. Sampai kapan? Selagi emas dikaitkan harganya dengan mata uang kertas dan aset-aset lain yang tidak memiliki aset riil. Maka selama itulah maka harga emas seakan-akan terus meroket harganya. Padahal sesungguhnya nilainya stabil-stabil saja. Sebagai contoh pada tahun 2000 1 Dinar seharga Rp.200.000,- sedang hari ini Rp 1,47 juta, nilai Dinarnya tetap 1 Dinar yang berubah justru Rupiahnya yang tergerus nilainya untuk mendapatkan barang yang sama sebesar 1 Dinar.
Logika kenaikan harga emas juga dapat dijelaskan dengan logika "Air Terjun Terbalik"atau " Roket Luncur" Ketika roket tinggal landas maka ia akan naik ke atas hingga stabil pada orbit tertentu. Bahan bakar roket akan jatuh ke bumi menjadi sesuatu yang tidak ada harganya (spt uang kertas, saham, obligasi dan sekuritas lainnya) sedangkan emas atau roket tadi akan meluncur ke atas dan stabil pada orbitnya. Jadi kenaikan harga emas memang sunatullah selagi masih dikaitkan dengan Dollar, Rupiah, harga saham, dan sejenisnya.

Wallahu 'alam

Fight or Died

Imam Dzahabi dalam kitabnya Al Kabaair menulis tentang 70 Dosa besar yang mesti kita hindari. Pada urutan ke 23 dan 24 tercantum mencuri dan menyamun/m erompak. Apa beda mencuri dan menyamun? Perbedaannya adalah dalam jumlah curian dan cara mencuri. Dalam mencuri jumlah yang dicuri biasanya tidak sebesar menyamun. Caranya pun biasanya sembunyi-sembunyi. Nishab pencuri adalah 1/4 dinar (setara dengan Rp 368.247 dengan kurs dinar saat ini), artinya jika seseorang mencuri lebih dari 1/4 dinar maka dia terkena hukum potong tangan. Sedangkan menyamun biasanya jumlah curiannya besar dan tidak jarang menggunakan cara kekerasan. Di dunia saat ini menyamun (biasanya di darat) dan merompak (biasanya di laut) masih ada di berbagai belahan dunia.
Namun saat ini perilaku menyamun ini sudah sangat modern, pelakunya pun bukan maling biasa tetapi berdasi. Pola dan caranya pun beragam mulai dari Bantuan Likuitas terhadap bank bermasalah, seperti BLBI hingga Bank Century. BLBI berpotensi mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp. 1.000 triliun (optimal loss ) sedangkan Century Rp 6,7 triliun (minimal loss atau yang baru muncul ke media baru segitu...padahal sih...lebih ). Dan hukuman bagi pelakunya bukan lagi dipotong tangannya saja, tapi disalib, dipotong silang tangan dan kaki, atau diusir dari muka bumi dan tidak ada penerimaan tobat bagi mereka.
Namun disamping itu ada lagi pola penyamun yang jauh lebih canggih yaitu penggunaan fiat money (uang kertas). Sebuah sistem yang menyebabkan berpindahnya aset suatu negara ke negara lain dengan perantara selembar kertas. Maka mengalirlah aset negeri ini (terutama 1998 saat krismon) berupa emas, perak, minyak, perusahaan telekomunikasi, gedung, hasil pertanian, peternakan ke negara atau pihak lain denga harga amat murah dengan perantara selembar kertas (terutama US Dollar). Belum lagi muncul penyamun berikutnya yang bernama INFLASI yang masih terus kita nikmati hingga saat ini sebagai akibat dari penggunaan uang kertas. Dibumbui lagi dengan sistem Riba yang juga termasuk dalam 70 Dosa besar yang turut memperparah inflasi, melemahkan sektor riil, menambah jurang antara miskin dan kaya, dlsb, dlsb.
Maka lihatlah wajah negeri ini yang sudah, sedang, dan masih akan dirampok besar-besaran kekayaannya oleh pihak asing. Lalu apa yang kita lakukan?
Rasulullah SAW bersabda apabila ada perampok yang ingin mengambil harta kita maka bunuhlah perampok itu, dan apabila kita yang terbunuh maka kita syahid. Demikian mulianya mempertahankan harta, sehingga yang terbunuhpun mendapatkan kedudukan seperti orang mati syahid. Lalu bagaimana cara melawannya? Mulailah beralih dari uang kertas ke uang emas (dinar), tinggalkan Riba (bahkan sisa-sisa riba) , kembangkan sektor rill, lepaskan ketergantungan terhadap asing dalam pengelolaan sumber daya kita, maka barulah kita masuk dalam golongan orang-orang yang berjuang dalam mempertahankan harta kita yang mendapat pahala syahid jika meninggal dalam mempertahankannya.

Wallahu 'alam

Saturday, December 12, 2009

From Dollar to Dinar

World Gold Council telah mengumumkan terpilihnya Ian Telfer sebagai direktur yang baru. Ian Telfer adalah direktur dari Goldcorp.Inc, sebuah perusahaan produsen emas di Kanada.
Menarik menyimak komentarnya dalam pemilihannya," Saya mengambil peran besar ketika emas begitu relevan dan penting (dari sisi investasi) bagi banyak orang....kemudian dia juga mengatakan " Seiring kita beranjak menuju era finansial yang baru, kita yakin emas akan memainkan peran penting dalam proporsi investasi dalam mengamankan aset dan memperkecil resiko investasi dan Bank Sentral akan melanjutkan untuk membagi cadangan devisanya dalam bentuk emas"
Pernyataan Ian Telfer di atas benar, sebab saat ini emas menjadi alat investasi yang banyak diburu orang (walalupun terjadi aksi jual beberapa hari terakhir sehingga menyebabkan turunnya harga emas, namun ini tidak berlangsung lama), banyak orang yang mulai melek dengan kehancuran yang pasti dari mata uang kertas mereka, sehingga menurunkan daya beli mereka. Akibatnya mereka beralih ke emas sebagai the real money yang akan kita lihat segera perannya dalam sistem finansial dunia. Kemudian dia menyinggung tentang Bank Sentral di dunia yang mulai mengamankan cadangan devisanya sebagian dalam bentuk emas. Aksi Bank Sentral Cina, India, Latvia, Honduras dapat menjelaskan hal ini, yang menambah proporsi emas dalam cadangan devisanya. Karena sesungguhnya mereka tahu bagaimana masa depan US Dollar ke depan. Dan bagi Dinar ini merupakan bukti bahwa mata uang emas adalah solusi fitrah bahkan bagi orang kafir sekalipun.
Wallahu 'alam

Monday, December 7, 2009

Gold Season


Ya ternyata harga emas turun (cukup) drastis dari puncaknya pada tanggal 2 Desember 2009 pada US$1.226, 40 menjadi US$1.154,30 pada saat saya menulis. Apa penyebabnya? Salah satunya adalah laporan Bureau of Labor Statistics bahwa tingkat pengangguran turun ke tingkat 10% pada bulan November. Sehingga menimbulkan optimisme bahwa ekonomi AS akan membaik yang juga berarti nilai US Dollar mereka.
Dinar pun turut mengalami penurunan, dari Rp 1.571.000 pada jumat (4/12) menjadi Rp. 1515.760 pada pagi ini. Bagaimana menyikapinya? Bagi investor yang orientasinya adalah jangka panjang menengah tidak perlu khawatir, sebab penurunan ini hanyalah sesaat. Di sisi lain ini adalah kesempatan terbaik membeli Dinar pada harga yang lebih murah. Tentu bukan untuk spekulasi tapi untuk proteksi aset. Artinya potensi harga Dinar untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi amat besar, sebab ini adalah musimnya kenaikan harga emas dunia dan tentu berarti harga Dinar, terlebih AS dan Eropa sebagai pasar emas teraktif akan memasuki musim dingin (atau sudah) yang tentu pula mempengaruhi permintaan energi yang berkorelasi positif dengan harga emas.

Friday, December 4, 2009

Siapa Abdurrahman bin Auf ?

Ketika mendengar suara hiruk-pikuk, Aisyah sontak bertanya, “Apakah yang telah terjadi di kota Madinah?”

“Kafilah Abdurrahman bin Auf baru datang dari Syam membawa barang-barang dagangannya,” seseorang menjawab.

Ummul Mukminin berkata lagi, “Kafilah yang telah menyebabkan semua ini?”

“Benar, ya Ummul Mukminin. Karena ada 700 kendaraan.”

Aisyah menggeleng-gelengkan kepalanya. Pandangannya jauh menerawang seolah-olah hendak mengingat-ingat kejadian yang pernah dilihat dan didengarnya.

Kemudian ia berkata, “Aku ingat, aku pernah mendengar Rasululah berkata, `Kulihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan perlahan-lahan.”

Sebagian sahabat mendengar itu. Mereka pun menyampaikannya kepada Abdurrahman bin Auf. Alangkah terkejutnya saudagar kaya itu. Sebelum tali-temali perniagaannya dilepaskan, ia segera melangkahkan kakinya ke rumah Aisyah.

“Engkau telah mengingatkanku sebuah hadits yang tak mungkin kulupa.” Abdurrahman bin Auf berkata lagi, “Maka dengan ini aku mengharap dengan sangat agar engkau menjadi saksi, bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut ken¬daraan dan perlengkapannya, kupersembahkan di jalan Allah.”

Dan dibagikanlah seluruh muatan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya. Sebuah infak yang mahabesar.

Abdurrahman bin Auf adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya. Bukan seorang budak yang diken¬dalikan oleh hartanya. Sebagai bukti, ia tidak mau celaka dengan mengumpulkan harta ke¬mudian menyimpannya. Ia mengumpulkan harta dengan jalan yang halal.

Kemudian, harta itu tidak ia nikmati sendirian. Keluarga, kaum kerabatnya, saudara-saudaranya dan masyarakat ikut juga menikmati kekayaan Abdurrahman bin Auf.

Saking kayanya Abdurrahman bin Auf, seseorang pernah berkata, “Seluruh penduduk Madinah bersatu dengan Abdur¬rahman bin Auf. Sepertiga hartanya dipinjamkan kepada mereka. Sepertiga lagi dipergunakannya untuk membayar utang-utang mereka. Dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi-bagikan kepada mereka.”

Abdurahman bin Auf sadar bahwa harta kekayaan yang ada padanya tidak akan mendatangkan kelegaan dan kesenangan pada dirinya jika tidak ia pergunakan untuk membela agama Allah dan membantu kawan-kawannya. Adapun, jika ia memikirkan harta itu untuk dirinya, ia selalu ragu saja.

Pada suatu hari, dihidangkan kepada Abdurahman bin Auf makanan untuk berbuka puasa. Memang, ketika itu ia tengah berpuasa. Sewaktu pandangannya jatuh pada hidangan tersebut, timbul selera makannya. Tetapi, beberapa saat kemudian ia malah menangis dan berkata, “Mush’ab bin Umair telah gugur sebagai seorang syahid. Ia seorang yang jauh lebih baik daripadaku. Ia hanya mendapat kafan sehelai burdah; jika ditutupkan ke kepalanya, maka kelihatan kakinya. Dan jika ditutupkan kedua kakinya, terbuka kepalanya.”

Abdurrahman bin Auf berhenti sejenak. Kemudian melanjutkan dengan suara yang juga masih terisak dan berat, “Demikian pula Hamzah yang jauh lebih baik daripadaku. Ia pun gugur sebagai syahid, dan di saat akan dikuburkan hanya terdapat baginya sehelai selendang. Telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya, dan telah diberikan pula kepada kami hasil sebanyak-banyaknya. Sungguh kami khawatir telah didahulukan pahala kebaikan kami.”

Begitulah Abdurrahman bin Auf. Ia selalu takut bahwa hartanya hanya akan memberatkan dirinya di hadapan Allah. Ketakutan itu sering sekali, akhirnya menumpahkan air matanya. Padahal, ia tidak pernah mengambil harta yang haram sedikitpun.

Pada hari lain, sebagian sahabat berkumpul bersama Abdurrahman bin Auf menghadapi jamuan di rumahnya. Tak lama setalah makanan diletakkan di hadapan mereka, tiba-tiba ia kembali menangis. Sontak para sahabat terkejut. Mereka pun bertanya, “Kenapa kau menangis, wahai Abdurrahman bin Auf?”

Abdurrahman bin Auf sejenak tidak menjawab. Ia menangis tersedu-sedu. Sahabat benar-benar melihat bahwa be¬tapa halusnya hati seorang Abdurrahman bin Auf. Ia mudah tersentuh dan begitu penuh kekhawatiran akan segala apa yang diperbuatnya di dunia ini.

Kemudian terdengar Abdurrahman bin Auf menjawab, “Rasulullah saw. wafat dan belum pernah beliau berikut keluarganya makan roti gandum sampai kenyang. Apa harapan kita apabila dipanjangkan usia tetapi tidak menambah kebaikan?”

Jika sudah begini, bukan hanya Abdurrahman bin Auf yang menangis, para sahabat pun akan ikut menangis. Mereka adalah orang-orang yang hatinya mudah tersentuh, dekat dengan Allah dan tak pernah berhenti mengharap ridha Allah. (sa)

source : eramuslim.com

Thursday, December 3, 2009

Dollar Melemah, Emas Menguat

Tampaknya harga emas dunia masih akan terus naik. Pagi ini harga emas berada pada US$1.215,55 dan masih terus berpotensi lebih tinggi lagi, dan sebaliknya nilai Dollar terus melemah (baik terhadap emas maupun dalam Dollar Index) dan masih berpotensi untuk terus melemah.
Gambard disamping menjelaskan bagaimana kebijakan kredit dengan berbagai bentuk produk yang dikucurkan Federal Reserve (Bank Sentral AS) periode Januari 2007 hingga Oktober 2009.
Total utang yang dimiliki oleh the Fed adalah US$2.157 miliar bandingkan dengan modal yang mereka punya yang hanya US$52,8 miliar, menyebabkan leveragenya (rasio utang terhadap modal) adalah 40,8 kali. Ini amat tinggi, jauh lebih tinggi dibanding kebanyakan Bank yang ada. Contoh lain adalah produk Mortgage-backed Securitiesnya (surat utang perumahan yang dapat diperjualbelikan oleh pihak lain ke investor perorangan) The Fed (warna biru muda bagian atas) juga amat tinggi. Rasio leveragenya setara dengan 19 kali lebih tinggi dibanding modalnya.
Fakta-fakta ini semua akan menyebabkan nilai Dollar akan terus melemah dari waktu ke waktu. Sebab semakin banyak Dollar yang beredar dalam berbagai bentuk produk finansial atau utang yang tidak diiringi dengan perputaran sektor riil akan mengakibatkan menurunnya nilai/daya beli mata uang tersebut. Terhadap apa? Salah satunya adalah terhadap emas. Sebab emas adalah cerminan dari harga seluruh komoditas.
Maka bagi ingin memproteksi assetnya dalam Dinar adalah langkah yang tepat, tentu untuk jangka menengah panjang, tidak untuk spekulasi.
Wallahu 'alam


Monday, November 30, 2009

Gold Year End


Harga emas internasional terus meroket naik, saat artikel ini ditulis bertengger di angka US$ 1.175,07 dan menurut James Turk dari Gold Money dapat mencapai $1.200 hingga $ 1400 hingga akhir tahun ini. Artinya harga Dinar masih berpeluang naik lebih tinggi lagi. Saat artikel ini ditulis berada pada harga sekitar Rp 1.534.650,- . Namun dengan potensi kenaikan harga emas internasional dapat saja Dinar menembus harga tertingginya tahun ini di angka Rp. 1,6 juta. Sebab secara teori ketika harga Dinar pernah mencapai angka tertentu maka dia akan berpeluang kembali ke harga tersebut bahkan melampauinya. Artinya ketika pada Maret 2009 Dinar pernah menembus Rp 1,6 juta maka sangat mungkin (sooner or later) dia akan kembali pada harga itu bahkan bisa saja menembus Rp 1,7 - 1,9 juta tahun depan.
Dari gambar yang dirilis James Turk di atas terlihat bahwa selama 2 tahun terakhir harga emas telah mencapai momentum untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Menurut James Turk kenaikan itu diprediksi akan terjadi beberapa minggu ke depan.
Bagi yang ingin berinvestasi Dinar dalam jangka menengah panjang belum terlambat untuk memulainya.

Wednesday, November 25, 2009

Dollar AS antara Emas dan Kertas


Continental adalah mata uang pertama AS yang hancur akibat kekacauan moneter yang merupakan efek perang kemerdekaan mereka. Namun mata uang mereka bisa terselamatkan setelah kongres mendefinisikan mata uang Dollar mereka dalam konstitusi artikel I section 8 dan 10 sebagai sejumlah berat emas dan perak. Namun Dollar AS sekarang tidak lagi mengacu pada definisi di atas setelah presiden Nixon memutus kaitan emas dan Dollar pada 1971. Keadaan yang sama dialami Continental kini juga sedang dialami oleh Dollar AS, nilai Dollar yang terus terpuruk dapat membawa kepada kekacauan moneter yang tidak terhindarkan. Maka solusinya sederhana kembali kepada konstitusi awal mereka yang mendefinisikan dollar sebagai emas dan perak. Solusi ini pula yang ditawarkan James Turk pendiri gold money yang menyatakan bahwa emas dan perak mesti menjadi mata uang, dan seluruh sistem perbankan mengacu pada nilai emas. Apabila sistem mata uang masih seperti sekarang maka badai ekonomi menurutnya akan terjadi pada 2010 mendatang. Saat itu nilai uang kertas tidak lagi berharga beralih kepada nilai emas dan hard asset lainnya. Maka penggunaan Dinar dan Dirham atau mata uang emas dan perak adalah salah satu solusi dalam sistem ekonomi yang adil.
Wallahu 'alam

Thursday, November 19, 2009

Global Economic Collapse

Dunia saat ini ibarat jurang yang lebar di berbagai bidang antara apa yang ideal dan apa yang terjadi . Dalam ekonomi jurang lebar itu pun terjadi antara sektor finansial dan sektor rill. Gambar di samping menggambarkan ketimpangan itu. Sejak pertengahan 1960-an paham perekonomian dunia berputar ke arah sektor finansial yang penuh dengan spekulasi yang dapat melipatgandakan keuntungan dengan cepat (dan tentu sebaliknya) dibanding dengan membangun sektor riil berupa industri-industri sesuai kebutuhan masyarakat dan membuka banyak lapangan kerja. Namun sektor finansial ini (yang disupport dengan sektor moneter dengan uang kertasnya) menjadi primadona banyak orang yang dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan. Banarkah anggapan ini? Simak cerita berikut.
Tambah Gambar Misalnya ada 2 masyarakat, yang satu masyarakat penggembala yang menginvestasikan hartanya dalam bentuk kambing dan satu lagi masyarakat finansial yang menginvestasikan uangnya di pasar modal berupa saham, bond dlsb. Masyarakat penggembala menghasilkan 10 ekor kambing seharga masing-masing Rp. 1.500.000,- Satu sisi masyarakat finansial juga mempunya nilai saham senilai Rp.15.000.000,- setara dengan nilai 10 kambing atau jika dibelikan sahamnya dengan kambing maka diperolehlah 10 kambing. Karena suatu hal masyarakat kambing hanya mampu memproduksi 5 ekor kambing. Sedangkan nilai saham masyarakat finansial naik dua kali lipat senilai Rp. 30.000.000,-. Nah ketika ingin dibelikan kambing tetap saja uangnya tersebut hanya senilai dengan 5 ekor kambing sebab hanya sejumlah itu yang bisa diproduksi oleh masyarakat penggembala. Pada kondisi ini nilai kekayaan baik masyarakat penggembala maupun masyarakat finansial turun hingga setengahnya karena penurunan produksi ini.
Inilah yang terjadi pada dunia saat ini yang tergambar dalam gambar di atas tadi. Bahwa sektor finansial telah melebar dengan sektor riil (physical-economic output/input). Sektor moneter yang seharusnya berputar mendukung sektor riil justru terus disuntikkan ke sektor finansial (ingat bail out besar-besaran pemerintah Amerika tahun ini untuk membackup perusahaan2 finansial AS) yang akibatnya akan fatal. Sektor finansial terus meggelembung dan sektor rill merana yang mengakibatkan inflasi ataupun deflasi. Ekonomi dunia akan kolaps seperti yang di peringatkan oleh Societe Generale baru- baru ini, sebuah perusahaan investasi terbesar di Eropa yang bermarkas di Swiss bahwa akan ada Economic Global Collapse, sehingga dia perlu mengingatkan hal ini pada klien-kliennya. Bila ini benar-benar terjadi maka harga emas sebagai cerminan komoditas akan naik gila-gilaan. Semoga saja hal ini tidak cepat terjadi. Wallahu 'alam.


Tuesday, November 17, 2009

Mauritius Ikuti India borong Emas IMF


Mauritius membeli emas IMF seberat 2 metric ton senilai US$ 71,7 juta. Langkah ini mengikuti India yang sebelumnya membeli 200 ton emas IMF senilaiUS$ 6,7 milyar. Transaksi-transaksi tersebut adalah sinyal bahwa bank-bank sentral sedang berusaha meningkatkan alokasi devisanya dalam bentuk emas. Sebaliknya hal ini menjadi bukti bahwa terjadi pelemahan kepercayaan terhadap Dollar AS sebagai mata uang utama dunia. Dalam sejarah mata uang (kertas) dunia tidak ada satupun yang bertahan lebih dari 100 tahun. Hal ini berbeda dengan mata uang emas seperti Dinar misalnya yang tidak putus digunakan oleh kekhalifahan Islam selama 14 abad lebih. Dollar AS sendiri akan mencapai usia 100 tahunnya pada 2012 nanti. sejumlah prediksi pun bertebaran, seperti sejak tahun 1912 AS mengorbankan 1 % cadangan emas nya sebagai kompensasi beredarnya Dollar AS mereka, nah bila hal itu terus berlangsung maka pada tahun 2012 cadangan emas AS akan habis dan US Dollar kolaps. Namun ini hanya prediksi, ilmu masa depan adalah ghaib dan milik Allah SWT semata.

Wallahu 'alam

Thursday, November 12, 2009

2010 : Emas US$ 2.300 per oz?

Saat menulis artikel ini harga emas Interasional mencapai rekor tertingginya sekitar US$1.119.60 per troy ounce. Nilai ini masih bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi seiring ketidakpercayaan pasar terhadap Dollar AS. Nilai Dinar pun naik pagi ini pada Rp1.456.530 walaupun Rupiah masih cukup kuat pada Rp9.395. Di negara tetangga seperti Vietnam, kenaikan harga emas internasional ini pun memicu peningkatan permintaan emas yang signifikan. Sehingga nilai mata uang mereka yaitu Dong pun merambat melemah. Sebab terjadi peningkatan permintaan Dollar AS untuk membeli emas. Di Vietnam sendiri harga emas adalah 27,5 juta Dong (US$1.539) per tael (setara dengan 1,2 troy ounce). Sehingga pemerintah Vietnam merasa perlu untuk mengimpor emas untuk meredakan gejolak pasar emas domestik. India juga menambah cadangan emasnya sebagai respon penjualan 200 ton emas IMF, dan negara-negara seperti Latvia dan Honduras pun saat ini memiliki cadangan emas yang cukup besar.
Tambahan lagi pernyataan yang menghebohkan dari Ralph Adis seorang Fund Manager dari US Global Investors Inc. bahwa pada 2010 harga emas akan melonjak menjadi US$ 2.300 per troy ounce. Semoga hal ini tidak segera terjadi.
Bulan-bulan ini memang sedang musim kenaikan harga emas, belum terlambat bagi ingin berinvestasi dalam Dinar sebelum harganya benar-benar melonjak.
Wallahu 'alam

Thursday, November 5, 2009

Dinar Under Pressure


Harga Dinar kembali merambat naik sejak kemarin (4/11) ketika dibuka pada harga Rp. 1439.770 sesi pagi, dan hari ini pun (5/11) harga dinar tidak jauh berbeda. Seorang pelanggan agak menyesal membeli pada harga pagi kemarin. Sebab sebenarnya sudah lama dia memegang uangnya namun tidak kunjung dibelikan pula. Sebagaimana yang ditulis pak Iqbal hari ini, sifat dinar adalah investasi menengah panjang jadi tidak mengapa membeli saat ini, karena bisa saja harga dinar naik lebih tinggi lagi pada Desember atau Januari 2010. Namun sesungguhnya harga saat ini masih lebih rendah dibanding harga puncaknya pada pada bulan Maret atau April yang mencapai Rp 1.600.000,- an.
Di tengah bergejolaknya pasar emas dunia dan pasar uang terutama Dollar, perlu juga kita mencermati pasar dalam negeri yang sedang bergejolak pula dari sisi politik. Walaupun posisi Presiden saat ini amat kuat dengan lembaga-lembaga di sekitarnya, namun bisa saja fenomena ini berkembang sedemikian rupa. Tentu efeknya bisa saja menimbulkan gejolak pasar yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Kita tentu tidak mengharapkan ini. Tapi perlu melihat masalah ini dari persepektif yang lebih luas. Kasus Bank Century yang terus bergulir bisa menimbulkan ketidak percayaan pasar terhadap perbankan nasional, sehingga investor perlu melirik beberapa produk investasi yang aman.
Dinar merupakan salah satu investasi yang aman dan nilainya pun stabil. Terlebih fisiknya bisa kita simpan sendiri atau bisa juga dititipkan.
Salah satu hal yang jelas adalah Dinar suatu waktu akan kembali bermain dalam percaturan moneter dunia sebagaimana yang pernah diperankannya berabad-abad lampau.

Wednesday, October 28, 2009

Gold Record




Kita mengetahui bahwa harga emas cenderung naik dari tahun ke tahun. Kenapa harga emas naik? Bukanlah mata uang emas atau Dinar semestinya stabil sepanjang 14 abad lebih. Benar mata uang emas atau Dinar memang stabil dan adil bila dibandingkan dengan komoditas seperti Minyak, Kambing dlsb, namun bila dibandingkan dengan fiat money
atau mata uang kertas tentu tidak. Sebab mata uang kertas hakikat nilainya hanyalah senilai bahan bakunya atau selembar kertas. Sehingga selalu tidak sebanding nilainya dengan sekeping emas. Inilah yang terus terjadi bahkan terhadap mata uang Dollar AS sekalipun, lihatlah data harga emas dalam US Dollar selama 2000-2009 di samping. Trend amat jelas yaitu naik dalam rentang 9 tahun terakhir.
Nah bagaimana dengan harga emas tahun ini, selama 2009 ini data rentang 1 Januari - 26 Oktober 2009 kenaikan harga emas pun tetap signifikan. Inilah bukti emas atau Dinar nilainya dapat dijadikan alat proteksi aset anda.
Wallahu 'alam

Tuesday, October 27, 2009

Kenapa manusia suka emas?

Sebuah survey terhadap 1700 Investor Inggris minggu lalu oleh Barclays Stockbrokers menunjukkan 40% responden yakin harga emas akan naik dari harga saat ini, 30% responden mengatakan harga emas akan turun dan 20% mengatakan harga stabil dan 10% sisanya menjawab tidak tahu. Saat artikel ini ditulis harga emas sedang turun dari titik tertingginya bulan ini (sekitar $1.070/troy ounce) menjadi $1.040,20 namun harga emas dunia masih terus bergejolak seiring masih lemahnya Dollar Index saat ini pada angka 76,17 .
Namun Jill Leyland ekonom dari World Gold Council berkata " (emas) adalah konstan sepanjang abad, baik dalam ketidak stabilan politik dan ekonomi, saat stabil atau krisis, damai dan perang, maupun dalam dinamika di pasar emas itu sendiri, hal ini dapat menjadi catatan. Permintaan terhadap emas, terpisah dari penggunaan industri yang relatif terbatas, terdiri dari dua elemen, " kebutuhan manusia untuk keamanan (aset) dan keinginan untuk memiliki sesuatu yang indah...kebutuhan dan keinginan tersebut tidak pernah berubah sepanjang waktu"
Maka pendapat ini mirip dengan pendapat Imam Ghazali bahwa "Hakim yang adil sepanjang masa adalah emas dan perak atau dinar dan dirham" dari sisi kemanan aset, dan pada hakikatnya fitrah manusia memang suka dengan emas, bahkan suku terbelakang dan buta huruf sekalipun.
Wallahu 'alam

Monday, October 26, 2009

Prediksi Harga emas Nov-Dec


Saat ini kita berada di penghujung bulan Oktober 2009, beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan November 2009. Bagaimana harga emas di bulan November mendatang? Persisnya kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan kita sebab itu adalah perkara gaib. Namun jika kita melihat trend harga emas bulan November tahun lalu dapat dilihat dari grafik di samping. Pada awal-awal bulan hingga tanggal 20 November harga cenderung stabil bahkan turun pada 13 November. Harga mulai merangkak naik pada 10 hari terakhir bulan November 2008. Bagaimana dengan bulan Desember? Dari grafik harga emas Desember tahun lalu, harga mulai merangkak naik hingga akhir bulan. Itu adalah trend harga emas dunia yang tentu dalam US Dollar per troy ounce (sekitar 31 gr).
Bagaimana dengan harga dinar? Karena harga dinar dalam Rupiah tentu ada kaitan dengan nilai tukar rupiah. Saat ini nilai Rupiah memang masih menguat terhadap US Dollar, pada saat saya menulis ini Rupiah berada pada Rp 9.558 sehingga kenaikan harga Dinar masih tertahan akibat nilai tukar ini. Namun dengan kenaikan harga emas yang makin signifikan (sudah sepekan lebih menembus $1000 maka tetap saja trend dinar pun akan kembali menaik. Namun sekali lagi investasi Dinar adalah bersifat menengah dan panjang yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Wallahu a'lam

Monday, October 19, 2009

Dinar as Medium of Exchange

Konfrensi Investasi New Orleans AS adalah konferensi tahunan yang penting dalam sejarah 35 tahun penyelenggaraannya. Dalam konfrensi itu hadir ekonom, politisi dan master keuangan ternama karena pentingnya konfrensi ini. Terlebih konferensi ini hadir di tengah kenaikan harga emas yang demikian tinggi. Saat artikel ini ditulis harga emas sudah mencapai US$1063,6/oz dan harga minyak per barel mencapai US$79,93. Pembicara konferensi inipun datang dari berbagai latar belakang sebutlah seperti Rick Santelli, Charles Krauthammer, Karl Rove, Howard Dean, Doug Casey and Ron Paul.
Para pembicara tersebut ketika menjelaskan dimana menginvetasikan uangnya saat ini, hampir semua pembicara sepakat merekomendasikan emas . Tapi kenapa harga Dinar tidak meroket juga? Ada banyak faktor salah satunya adalah menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, saat artikel ini ditulis Rupiah bertengger pada Rp 9.395 terhadap Dollar. Namun hal ini tidak akan berlangsung lama, beberapa bulan setelah kabinet baru berjalan, nilai Rupiah akan menampakkan bentuk aslinya... Dan harga dinar tentu akan terkerek naik.
Oh ya dalam konfrensi itu ada satu pernyataan mengagetkan dari seorang John Williams pemilik shadowstat (saingannya statistik pemerintah AS) yang saya pernah tulis sepak terjangnya di blog ini. Dia berharap Dollas AS akan jatuh nilainya dengan segera, walaupun hal ini tidak akan berujung pada total kolaps. Nah yang lebih heboh dia mengatakan bahwa dia berharap dapat melihat sistem barter di Amerika dengan Logam Mulia sebagai alat tukarnya. Di antara beberapa logam mulia tentu yang terbaik adalah emas dan perak. Ketika John Williams masih belum terang-terangan menyebutkan emas dan perak sebagai alat pembayaran. Maka kaum muslimin telah mempraktekkan selama 14 abad berturut-turut sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga kekhalifahan terakhir tahun 1924 di Turki dengan Dinar sebagai alat tukarnya.
Dan tanda-tanda emas atau Dinar akan memainkan peran utamanya ke depan makin nampak terlihat.

Monday, October 12, 2009

Great Depression

Beberapa minggu lalu di Televisi ada wawancara dengan seorang pengamat pasar uang tentang prospek pasar modal yang cerah, dan dia terus menunjukkan keoptimisannya akan masa depan pasar modal ini. Namun cerita pasar modal tidak selalu diakhiri dengan happy ending, sejumlah kegagalan pernah dialaminya. Yang terbesar adalah Great Depression di AS tahun 1933. Sebuah peristiwa ekonomi paling berdarah di AS yang terus didongengkan dari tahun ke tahun oleh para profesor ekonomi ke jutaan mahasiswanya. Berikut detik-detik menjelang peristiwa itu yang ditulis oleh Colin J Seymour berupa komentar para tokoh terjait dengan pergerakan Dow Jones Industrial Average (Kinerja rata-rata 30 saham utama di bursa AS ) yang saya terjemahkan dengan bebas.
  1. "Kita tidak akan mengalami kejatuhan lagi saat-saat ini"
    - John Maynard Keynes pada tahun 1927
  2. "Tidak akan ada interupsi dari kemakmuran abadi kita"
    - Myron E. Forbes, President, Pierce Arrow Motor Car Co., 12 Januari, 1928

  3. "Tidak ada anggota kongres AS secara bersama-sama yang pernah mengawasi negeri ini melihat ada prospek kemamuran yang lebih menjanjikan dibanding saat-saat ini. Kualitas negeri ini begitu baik dan memuaskan.... dan rekor tertinggi di masa-masa kemakmurannya . Di luar negeri ada kedamaian, niat baik yang datang dari kesamaan pemahaman."
    - Calvin Coolidge 4 desember, 1928
  4. "Bisa jadi ada resesi di harga saham tapi tidak ada tanda-tanda menuju krisis"
    - Irving Fisher, Ekonom AS utama , New York Times, Sept.5, 1929
  5. "Harga saham telah mencapai apa yang sepertinya dikatakan dengan harga tinggi yang permanen.Feeling saya tidak akan segera ada kejatuhan 50 atau 60 point dari level saat ini, seperti yang diprediksi. Saya berharap melihat pasar modal akan naik lebih tinggi dalam beberap bulan.
    - Irving Fisher, Ph.D. in economics, Oct. 17, 1929

    "Kejatuhan ini tidak akan berpengaruh banyak terhadap bisnis."
    - Arthur Reynolds, Chairman of Continental Illinois Bank of Chicago, October 24, 1929

    "Kejatuhan kemarin tidak akan terulang.... Saya tidak takut akan ada penurunan (harga saham) yang sama."
    - Arthur W. Loasby (President of the Equitable Trust Company), quoted in NYT, Friday, October 25, 1929

    "Kami rasa secara fundamental Wall Street masih bagus, dan orang dapat membelinya secara terbuka, saham-saham yang bagus sedang murah-murahnya."
    - Goodbody and Company market-letter quoted in The New York Times, Friday, October 25, 1929

  6. "Inilah saatnya membeli saham.Inilah waktunya untuk menarik kemlbali ucapan J.P.Morgan akhir-akhir ini .. bahwa siapapun yang pesimis terhadap harga saham di Amerika akan bangkrut...."
    - R. W. McNeel, market analyst, as quoted in the New York Herald Tribune, October 30, 1929

    "Saat yang tepat untuk membeli (saham), anda tidak akan menyesal."
    - E. A. Pearce market letter quoted in the New York Herald Tribune, October 30, 1929

    "Beberapa orang pintar sekarang membeli saham........ kecuali kita panik--dimana tidak ada seorangpun yang percaya bahwa harga saham menyentuh titik terendahnya"
    - R. W. McNeal, financial analyst in October 1929

  7. "Penurunan terjadi pada nilai kertas (berharga), tidak pada barang dan jasa..Amerika sekarang pada 8 tahun kemakmurannya dalam pengertian komersial.Rata-rata periode kemakmuran di Amerika adalah 11 tahun , jadi kita butuh 3 tahun lagi untuk pergi sebelum terjadi kepanikan."
    - Stuart Chase (American economist and author), NY Herald Tribune, November 1, 1929

    "Histeria kini telah hilang dari Wall Street."
    - The Times of London, November 2, 1929

    "Kejatuhan Wall Street tidak berarti akan terjadi depresi yang serius dalam bisnis....Dalam enam tahun bisnis di Amerika telah beralih substansinya, dari konsentrasinya, energinya, sumberdayanya dalam permainan yang spekulatif ... kini petualangan yang tidak relevan, aneh, dan riskan itu telah selesai. Bisnis telah kembali pulang, kembali ke pekerjaannya....
    - Business Week, November 2, 1929

  8. "..., kami percaya bahwa kejatuhan harga saham akan kembali stabil dengan pergerakan segera dan bukannya depresi yang memerlukan waktu yang panjang untuk likuidasi..."
    - Harvard Economic Society (HES), November 2, 1929

  9. "... Depresi yang serius kelihatannya tidak mungkin ; [kita berharap] ada perbaikan bisnis pada musim semi berikut, dengan peningkatan perbaikan yang lebih jauh pada musim gugur."
    - HES, November 10, 1929

    "Akhir dari penurunan pasar modal kemungkinan tidak lama lagi, paling tinggal hanya beberapa hari lagi."
    - Irving Fisher, Professor of Economics at Yale University, November 14, 1929

    "Di hampir semua kota di negeri ini, panik di Wall Street tidak ada efeknya"
    - Paul Block (President of the Block newspaper chain), editorial, November 15, 1929

    "Badai finansial telah berlalu."
    - Bernard Baruch, cablegram to Winston Churchill, November 15, 1929

  10. "Saya tidak melihat sesuatu pada situasi ini baik ancaman (bahaya) atau justifikasi dari sifat pesimin...saya sangat yakin akan ada geliat aktivitas (ekonomi) pada musim semi, dan selama tahun depan negeri ini akan mengukir kemajuan yang stabil."
    - Andrew W. Mellon, U.S. Secretary of the Treasury December 31, 1929

    " Saya sangat yakin melalui ukuran-ukuran ini kita akan kembali menegakkan percaya diri."
    - Herbert Hoover, December 1929

    "[tahun 1930 akan menjadi] tahun cemerlang bagi pekerja."
    - U.S. Dept. of Labor, New Year's Forecast, December 1929

  11. "Ke depan atau tidak lama lagi, setidaknya , saham cerah."
    - Irving Fisher, Ph.D. in Economics, in early 1930
  12. "...ada indikasi tahap paling parah dari resesi ini akan berakhir..."
    - Harvard Economic Society (HES) Jan 18, 1930
  13. "Tidak ada yang mengganggu kita dalam situasi ini."
    - Secretary of the Treasury Andrew Mellon, Feb 1930
  14. "Musim semi 1930 ditandai dengan akhir dari periode yang berbahaya...Bisnis rakyat Amerika akan kembali stabil ke level yang normal dari kemakmuran."
    - Julius Barnes, head of Hoover's National Business Survey Conference, Mar 16, 1930

  15. "... Masa depan yang cerah..."
    - HES Apr 19, 1930
  16. "Setelah krisis berlalu enam bulan, saya sangat yakin kita telah melalui yang terburuk...dan dengan usaha bersa,a kita akan bepat bangkit.Tidak ada kejatuhan perbankan dan industri yang signifikan. Bahaya itu telah berlalu.."
    - Herbert Hoover, President of the United States, May 1, 1930

    "...Di bulan Mei atau Juni perkiraan perbaikan pada musim semi, dalam konsep kita pada akhir Desember dan November telah ada pebaikan yang nyata (terlihat)..."
    - HES May 17, 1930

    "Saudara-saudara, kalian telah datang telat 60 hari . Depresi telah berakhir."
    - Herbert Hoover, merespon permintaan delegasi yang meminta program kerja masal untuk membantu percepatan perbaikan (ekonomi). Juni 1930

  17. "...pergerakan bisnis yang tidak biasa dan penuh konflik seharusnya segera memberi jalan ke arah perbaikan yanng berkesinambungan..."
    - HES June 28, 1930
  18. "... Depresi ini telah menghabiskan kekuatannya..."
    - HES, Aug 30, 1930
  19. "Kita kini berada dekat di akhir pase penurunan dari depresi"
    - HES Nov 15, 1930
  20. "Stabilitas pada level (saat ini) adalah sangat mungkin"
    - HES Oct 31, 1931
  21. "Seluruh safe deposit box di bank atau instisusi keuangan ditutup.... dan mungkin dibuka dengan kehadiran agen I.R.S (Internal Revenue Service) ."
    - President F.D. Roosevelt, 1933

Tuesday, October 6, 2009

Demise of the Dollar

Negara-negara Arab bersama China, Rusia, Jepang & Perancis merencanakan untuk tidak menggunakan Dollar AS dalam perdagangan minyak dunia. Mereka akan beralih menggunakan sekelompok mata uang seperti Yen, Yuan, Euro, Emas, dan mata uang baru yang digagas negara-negara teluk termasuk Saudi Arabia , Abu Dhabi, Kuwait dan Qatar.

Pertemuan-pertemuan rahasia telah digelar oleh beberapa mentri keuangan dan gubernur bank sentral Rusia, China, Jepang dan Brazil untuk mendesain rencana itu yang juga akan mengakhiri dominasi dollar dalam perdagangan minyak.

Rencana-rencana tersebut tentu akan memicu ketegangan antara Amerika Serikat dan negara-negara tersebut, terutama China. Perang ekonomi kemungkinan tidak terelakkan dan bisa saja memicu perang (regional conflict) besar antar mereka. Tentu kita tidak berharap perang dunia ke 3 di depan mata, walaupun tetap saja anything could be happen.

Yang menarik menurut sumber perbankan China, selama masa transisi pengalihan Dollar AS ini adalah penggunaan emas sebagai alat transaksi perdagangan minyak. Hal ini mengingat besarnya jumlah cadangan devisa negara-negara teluk seperti Abu Dhabi, Saudi Arabia, Kuwait, dan Qatar, yang keseluruhannya mencapai sekitar US$2.1 triliun. Dengan jumlah sebesar itu tentu sangat aman dalam bentuk emas dan sebaliknya sangat tidak aman dalam bentuk Dollar. Per tahun ini saja nilai Dollar mengalami penurunan sebesar 27% terhadap emas dan sebaliknya harga emas naik sebesar 37,5% terhadap Dollar dibanding tahun sebelumnya (geraidinar.com)

Jadi memang ke depan akan terjadi pergeseran kekuatan ekonomi dari satu negara ke negara atau sekelompok negara lain akibat lunturnya dominasi Dollar sebagai mata uang seperti yang diungkap oleh Robert Zoellick Presiden Bank Dunia di Istanbul minggu ini sbb "One of the legacies of this crisis may be a recognition of changed economic power relations"

Kapankah hal itu akan terjadi? Wallahu a'lam

Sunday, October 4, 2009

Gold & Infation


Salah satu alasan seseorang berinvestasi emas atau Dinar adalah kekuatannya dalam melawan inflasi. Dalam sejarah kenaikan harga emas selalu diikuti dengan kenaikan inflasi. Ibarat dua sisi mata uang dia selalu berjalan beriringan. Sejak PD II, di Amerika tingkat inflasi tertinggi tercatat terjadi dalam 5 tahun sbb : 1946, 1974, 1975, 1979 dan 1980(lihat grafik di samping) .Selama 5 tahun tersebut, return rata-rata Dow Jones Industrial Average adalah -12.33%, bandingkan dengan kenaikan emas sebesar 130,4% dalam kurun waktu yang sama.
Grafik di samping menggambarkan tingkat inflasi dan harga emas di AS dalam kurun 1970 - 2003. Warna merah adalah pergerakan harga emas, sedangkan putih adalah tingkat inflasi. Kita lihat bahwa kedua hal tersebut berjalan hampir beriringan, yaitu pergerakan harga emas mengikuti tingkat inflasi. Artinya ketika harga emas sedang turun, maka harga barang-barang secara umum cenderung turun dan sebaliknya. Bagi investor emas atau Dinar, harga emas yang yang cenderung stabil atau bahkan turun adalah kesempatan terbaik untuk membeli. Dan ketika harga merangkak naik pun, masih recommended untuk membeli, terlebih untuk kepentingan investasi jangka menengah panjang.
Maka benarlah apa kata Imam Ghazali bahwa hakim yang adil sepanjang masa adalah emas dan perak atau dinar dan dirham. Sehingga emas dan perak adalah cerminan dari seluruh harga barang dan jasa.
Wallahu 'alam

Thursday, October 1, 2009

Harga sebongkah Emas

Seperti banyak orang tua suku Inca, Juan Apaza "dimiliki oleh emas". Turun ke dalam terowongan licin sedalam 17.000 kaki di pegunungan Andes di Peru, lelaki buruh tambang berusia 44 tahun itu memasukkan ke dalam mulutnya sebungkus daun coca untuk membuat tubuhnya sanggup menahan rasa lapar dan letih yang tidak tertahankan.
Selama 30 hari setiap bulan Apaza membanting tulang tanpa bayaran, jauh di dalam tambang menggali di bawah gletser (sungai es) di atas kota tertinggi di dunia, La Rinconada. Selama 30 hari dia menghadapi bahaya yang telah membunuh banyak rekan sekerjanya-ledakan, gas beracun, terowongan runtuh-untuk menggali emas memenuhi permintaan dunia. Apaza melakukan ini semua tanpa bayaran hingga hari yang ke 31, ketika dia dan rekan sekerjanya diberi satu waktu, selama 4 jam atau lebih untuk beristirahat dan menjaga bahunya yang letih tetap bisa bekerja (esok harinya). Dengan sistem undian kuno yang tetap berlaku di Andes, yang dikenal dengan cachorreo, inilah upah mereka(yang sesungguhnya) : sekarung batu yang mungkin memuat sedikit keberuntungan akan adanya emas atau, yang sering terjadi amat sangat sedikit sekali (kandungan emasnya).
Apaza masih menunggu keburuntungan belaka. "Mungkin hari ini dapat emas besar", katanya sambil sesekali tersenyum menampakkan sebuah gigi emasnya.

Ya memang emas yang pernah bernilai US$ 271/oz pada 10 september 2001, mencapai rekor US$ 1023/oz pada maret 2008, dan masih akan terus meroket lagi harganya. Emas memang melambangkan invetasi yang aman dalam masa krisis.

Bisnis emas memang keras, ada ribuan orang-orang seperti Apaza yang bekerja untuk memenuhi pasar emas dunia yang makin ketat.

Namun sekali lagi emas hanyalah sarana bukan tujuan, emas hanya alat investasi bukan sesuatu yang dimimpi-mimpi dan rela menjual kebahagiaan akhir di akhirat.

terjemahan bebas dari Brook Larmer dan photo oleh Randy Olson (http://ngm.nationalgeographic.com/2009/01/gold/larmer-text/1)

Sudah cukupkah Ya Rabb?

Lagi-lagi gempa menimpa negeri ini. Sepertinya Allah SWT sedang memberi simulasi kepada kita the Judgement day/Al Qiyamaah/Kiamat itu seperti apa kiranya. Walaupun kiamat sesungguhnya amat dahsyat dibanding apa yang terjadi di dunia ini, seperti ayat berikut :
"Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya(4) dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya(5) maka jadilah ia debu yang beterbangan" (QS Al Waaqi'ah 4-6)

Mereka hanya bisa berlari dalam kebingungan :

"Pada hari itu manusia berkata,"Kemana tempat lari?"(10) Tidak, tidak ada tempat berlindung!(11) Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu(12) (QS Al Qiyaamah : 10-12)

Dengan izin Allah SWT saya pernah 6 tahun tinggal di kota ini. Kota yang tenang dan penuh dinamika. Kota yang berlaut, berbukit, dan bersungai. Kota yang mengajarkan banyak hal, baik suka maupun duka. Saat ini kota ini berduka, ratusan lebih penghuninya tewas.

Tentu ini peringatan Allah SWT, agar kita tidak terlena dengan dunia. Dunia hanya sebentar, bahkan amat sangat singkat, bila dibandingkan kehidupan abadi di akhirat sana.

Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Ya Allah beri kami pahala atas musibah ini dan ganti yang lebih baik daripadanya. Berapa kali lagi gempa yang akan Engkau timpakan hingga kami sadar?

Wednesday, September 30, 2009

Sutradara AS : Hapus Kapitalisme

Sutradara kondang asal AS, Michael Moore mengkritik sistem kapitalisme dalam film terbarunya "Capitalism: A Love Story". Dalam film yang penayangan perdananya dilakukan di festival film Venice, Italia ini, Moore mengibaratkan kapitalisme sebagai sebuah sistem perekonomian yang jahat yang hanya menguntungkan orang-orang kaya dan menyengsarakan orang-orang miskin.

"Kapitalisme itu 'evil' dan Anda tidak bisa mengatur kejahatan. Anda harus menghapusnya dan menggantikannya dengan sistem yang lebih baik untuk semua orang," demikian kesimpulan dari film terbaru Moore.

Moore menggambarkan kelompok penjahat dalam sistem kapitalisme itu adalah bank-bank besar, perusahaan-perusahaan investasi yang mengelola dan mempertaruhkan uang milik para investor dalam bisnis yang kompleks dan beresiko tinggi, bahkan bisnis perjudian, serta perusahaan-perusahaan yang memecat ribuan karyawannya meski perusahannya meraup keuntungan.

Dalam filmnya, Moore juga mengkritik hubungan yang tidak sehat antara bank-bank besar dengan para politisi serta para pejabat kementerian keuangan di AS sehingga berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah selalu berpihak pada kepentingan segelintir orang di Wall Street dan bukan untuk kepentingan masyarakat luas.

"Esensinya, kita memiliki undang-undang yang menyatakan bahwa 'perjudian' itu ilegal. Kita memberi peluang pada Wall Street untuk melakukan itu dan mereka telah mempermainkan uang milik orang banyak ke usaha-usaha derivatif yang gila," ujar Moore mengomentari filmnya di hadapan para pecinta film di Venice.

Tak tanggung-tanggung, dalam film terbarunya Moore melibatkan para pendeta yang berani mengatakan bahwa kapitalisme itu anti-Kristen (tentu juga bertentangan dengan Islam) karena gagal menyejahterakan orang-orang miskin. "Kita membutuhkan lebih dari sekedar regulasi. Kita memerlukan struktur yang berbeda dari kapitalisme untuk menciptakan sebuah sistem keuangan, membuka lapangan kerja dan menghidupkan dunia usaha," sambung Moore.

Lebih jauh, Moore mengingatkan negara-negara di seluruh dunia untuk tidak mengikuti sistem politik dan perekonomian yang dianut AS. Michael Moore adalah salah seorang sineas AS yang vokal mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintahan AS, salah satunya kebijakan perang Irak yang dikobarkan Presiden George W. Bush. Salah satu filmnya yang fenomenal adalah Fahrenheit 9/11 yang berlatar belakang tentang serangan 11 September 2001 di AS. (ln/iol/mol) sumber : eramuslim.com

Tuesday, September 29, 2009

Kenapa harga emas bisa Turun?

Allah menciptakan segala sesuatu sesuai ukurannya dan emas diciptakanNya secara terbatas. Di seluruh Dunia saat ini hanya ada sekitar 150,000 ton emas di permukaan bumi. Yang digali dari pertut bumi setiap tahun hanya menambah emas di permukaan bumi sekitar 1.5% per tahun – sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk dunia.

Dengan keterbatasan emas tersebut, mengikuti hukum pasar supply & demand sudah seharusnya harga emas naik terus apabila diukur dengan uang kertas. Kenyataannya dalam jangka panjang memang demikian. Namun dalam jangka pendek, sebulan dua bulan, setahun dua tahun bisa saja harga emas turun.

Seluruh pemerintahan di dunia menggunakan ukuran uang kertas sebagai dasar penilaian kinerjanya. Kalau harga emas dibiarkan terus naik dan orang mulai mnggunakan emas sebagai rujukan nilai, maka nilai seluruh mata uang dunia akan kelihatan terus merosot dengan sangat serius. Inilah yang tidak dikehendaki oleh para penguasa dunia.

Lantas apa yang mereka lakukan ? dari waktu ke waktu pemerintahan di dunia menggunakan cadangan emasnya untuk mempengaruhi harga emas di pasar bebas. Namun karena emas ini benda riil yang harus diperoleh dari upaya riil, beda dengan uang kertas yang bisa mereka cetak kapan saja –berapa saja; maka kemampuan mereka mempengaruhi harga pasar ini makin lama makin melemah seiring dengan menurunnya cadangan emas mereka.

Cadangan Emas, Gold Reserve in Central BanksCoba perhatikan grafik disamping yang datanya saya olah dari data Gold Anti Trust Action Committee (GATA); cadangan emas yang dimiliki oleh seluruh Bank Sentral Di Dunia kalau dijumlahkan mengalami penurunan yang sangat significant dalam seperempat abad terakhir. Bukankah seharusnya naik karena penduduknya naik dan jumlah emas di permukaan bumi juga naik seiring pertambahan penduduk ? . Inilah jawababnnya; para Bank Sentral dunia tidak mampu menambah cadangan emasnya, dan bahkan mereka harus menggunakan cadangan yang ada untuk mempengaruhi harga emas di pasar bebas sehingga seolah-olah mata uang kertas mereka masih bernilai.

Ini bukan hanya sinyalemen saya, ada yang sudah sangat terbuka mengungkap hal ini yaitu GATA.

Pada Januari 2008 lalu muncul sebuah iklan besar di Wall Street Journal dengan judul “Anybody Seen Our Gold ?”. Iklan ini di sponsori oleh Gold Anti Trust Action Committee (GATA). Isi dari iklan panjang ini intinya ingin mengungkap berbagai kecurangan pemerintahan di seluruh dunia dalam mempermainkan harga emas. Berikut adalah terjemahan bebas dari beberapa point penting yang dimuat di iklan tersebut.

“Cadangan emas di Amerika Serikat sudah tidak lagi di audit secara penuh dan independent selama lebih dari setengah abad terakhir. Sekarang terdapat bukti bahwa cadangan emas tersebut, juga yang dimiliki oleh negara-negara barat, telah digunakan secara sembunyi-sembunyi untuk memanipulasi mata uang internasional, pasar komoditi, pasar saham dan pasar surat berharga.

Federal Reserve Chairman waktu itu – Alan Greenspan, mengaku di depan kongres Amerika Serikat 24/7/1998 bahwa Bank Central akan ‘meminjamkan’ emasnya untuk menambah jumlah emas apabila harga emas naik.

Dengan upaya menekan harga emas yang bagaimanapun, harga emas telah mencapai US$ 900/ounce; Apabila harga emas dibiarkan bebas mengikuti mekanisme pasar – maka harga emas bisa mencapai US$ 3000 – US$ 5,000 /ounce.

Tujuan dari manipulasi harga emas adalah untuk menyembunyikan kegagalan Dollar Amerika dan untuk mempertahankan kedudukan Dollar Amerika sebagai cadangan devisa bagi hampir seluruh negara.

Permainan harga emas oleh pemerintah akan membawa bencana bagi dunia, oleh karenanya harus dihentikan.”


Jadi berhati-hatilah kita semua, ada kekuatan yang sangat besar sedang bertarung di pasar dunia. Tetapi Allah Maha Besar, Cukuplah Allah Sebagai Pelindung dan Dialah Sebaik-baik Pelindung.

sumber : geraidinar.old/php.com

Gold Bug

Sering sekali saya menemukan istilah gold bug dalam artikel-artikel mengenai emas. Apa sesungguhnya dia? Menurut financial dictionary gold bug adalah seorang individu yang selalu berfikir bahwa investor seharusnya menyimpan seluruh atau sebagian asetnya dalam bentuk emas.Kecendrungan ini hampir selalu berakar dari harapan mereka bahwa
pertumbuhan uang kertas yang tidak terkontrol dengan cepat akan diiringi dengan tingkat inflasi yang tinggi. Beberapa dari mereka memprediksi bahwa ekonomi akan kolaps dengan emas sebagai standar pembayaran (transaksi).
Oleh karena itu sebagai investor emas sejati mereka menginginkan harga emas dapat selalu terjangkau daya belinya. Ketika harga emas beberapa hari lalu (dan kemungkinan besar juga akan kembali) menembus US$1000 mereka khawatir akan penurunan daya beli mereka. Apalagi anggapan mereka naiknya harga emas akan seiring dengan kenaikan tingkat inflasi.
Grafik di samping adalah data harga emas dalam US$ selama 1983-2009 (silakan klik untuk gambar yang lebih jelas). Trendnya terus naik dari waktu ke waktu. Pada tahun 1945 harga emas masih US$ 35/oz namun tahun ini sudah menembus US$1000/oz.
Untuk harga Dinar saat ini masih di kisaran Rp.1,3 juta. Tentu saat ini adalah saat tepat untuk investasi dalam Dinar, sebelum melonjak ke harga yang lebih tinggi.

Monday, September 28, 2009

Gold & Waterloo

Waterloo adalah mimpi buruk bagi Napoleon pahlawan perang Perancis. Setelah menang dalam sejumlah peperangan di bagian utara Italia, Paris, Belgia , Portugal, Spanyol, Vienna, Munich, New Orleans, Leipzig, dan Jena. Dia mengalami ujian di Waterloo suatu daerah sekitar 15 km dari Brussels ibukota Belgia. Pertarungan ini amat penting untuk peta Eropa masa depan. Napoleon yang mengusai Eropa harus berhadapan dengan Inggris dan negara-negara sekutunya (Prusia, Belanda, Hannover, Nassau, Braunschweig) yang dipimpin Wellington. Jika Napoleon menang maka dia menguasai seluruh dataran Eropa, dan bila Inggris dan Sekutu menang, merekalah penguasa Eropa pengganti Napoleon. Napoleon membawa 73.000 tentaranya sedang tentara koalisi 67.000 tentara dan Prusia 60.000 tentara.
Perang yang terjadi 18 Juni 1815 juga melibatkan perang di lantai Bursa London. Jika Napoleon yang menang, bursa saham Inggris akan hancur dan sebaliknya bila Inggris yang menang, bursa akan meroket. Adalah Nathan Rotschild yang juga pemegang dinasti keuangan Rotschild menjadi aktor utama dalam perang di bursa ini. Beberapa hari sebelum perang pecah, dia mengirim mata-matanya ke Waterloo, hasilnya? Dia melakukan langkah radikal, sebelum perang dia menjual semua saham yang dia punya di Bursa, pasar panik dan mengikuti langkah Nathan. Mereka mengira prediksi Nathan Napoleon akan menang . Pasar terus menjual saham dan apa yang mereka punya termasuk emas dan perak. Harga saham jatuh sedemikian rupa. Di tengah hiruk pikuk itu, Nathan melalui agen-agennya memborong kembali saham-saham yang sudah hamplr tak berharga itu. What Next? Napoleon takluk, Wellington menang, pasar shock. Asset mereka yang sudah habis terjual, kini nilainya meroket tajam, di tengah senyum Nathan Rotschildperekonomian Inggris pun beralih ke Nathanmelalui manuver pasarnya sebelum Waterloo.
Maka satu di antara bukti sejarah ini kembali mengingatkan kita bahwa produk-produk security itu ternyata tidak secure, malah amat berbahaya bagi kelangsungan asset anda. Bisa jadi Dinar menjadi pilihan yang lebih secure. Salah satu alasannya adalah kepemilikan Dinar benar-benar bisa kita pegang fisiknya dan ketika harga turun sekalipun tidak pernah anjlok sedemikian rupa sebagaimana saham-saham tadi, sebab nilai intinsik Dinar yaitu emas tetap berharga. Wallahu a'lam

Saturday, September 26, 2009

Dollar VS Dinar

Gambar di samping adalah perkembangan cadangan uang kertas di bank sentral seluruh dunia periode 1948-2009. Grafik ini dibagi dua yaitu masa berlakunya bretton woods dan masa tidak berlakunya bretton woods sejak 1971. Pada masa bretton woods jumlah uang kertas (Dollars) stabil karena memang tidak sembarangan mencetak Dollar, mesti ada jaminan emas yang cukup sesuai dengan jumlah Dollar yang beredar. Namun ketika perjanjian bretton woods diputus sepihak oleh AS, jumlah Dollar di seluruh dunia meningkat tajam. Tahun 1970 hanya ada 0,05 triliun Dollar di seluruh dunia, namun tahun ini jumlah sudah mencapai 7,2 triliun Dollar yang beredar atau menjadi cadangan bank sentral. Apa maknanya angka ini? Karena Dollar sudah tidak lagi dijamin dengan emas, penggelembungan jumlah Dollar ini akan terus memicu inflasi dan membuat daya beli masayrakat terus tergerus dari waktu ke waktu. Dan juga AS sebagai produsen Dollar akan terus menangguk keuntungan sedemikian rupa di satu sisi namun kemiskian kan makin mencengkram banyak negara di sisi lainnya. Solusinya adalah kembali ke sistem pembayaran berbasis emas atau menggunakan Dinar sebagai alat tukar jika tidak ingin krisis menyerbu dunia yang rapuh ini.

Wednesday, September 9, 2009

Emas kembali tembus US$1000/ troy ounce


Seperti terlihat dalam garafik kitco.com di atas, saat ini harga emas per troy ounce sudah menembus US$ 1002,00.Dan bisa saja harga ini akan terus naik lebih tinggi lagi seperti yang sudah diprediksi dalam tulisan-tulisan sebelumnya. Sedangkan harga Dinar pagi ini adalah Rp1.389.300 dan dari grafik bisa terlihat sedang merangkak ke arah yang lebih tinggi.
Tentu bagi pemegang Dinar hal ini membuktikan Dinar adalah sarana proteksi nilai yang aman jangka menengah panjang. Namun secara umum ini merugikan kita semua sebab inflasi akan mulai merangkak naik di tengah ekonomi yang masih menggunakan uang kertas sebagai alat tukar.
Daya beli uang kita akan tergerus kembali dalam waktu mendatang. Tetapi bagi ingin memproteksi asetnya saat inipun tidak terlambat. Saat ini memang 1 Dinar masih Rp. 1,389 juta, tetapi bisa saja di akhir atau awal tahun nilainya melonjak menjadi Rp 2 juta per koin. Jadi tidak ada kata terlambat untuk berinvestasi.

Negeri Terjajah yang Menularkan Masalah

Ya ternyata seluruh rakyat AS masih mengalami penjajahan. Bagaimana mungkin? Atau kata orang pajak "apa kata dunia". AS hanya anak perusahaan bernama Federal Reserve. Simak data-data berikut ini:

Dalam salah satu kertas presentasinya, seorang profesor Amerika dengan nama samaran “Aristoteles”, menguraikan sebab-sebab kebangkrutan pemerintah Amerika Serikat berjudul “U.S Government Bankruptcy Proceedings”. Walau hanya berisi pokok-pokok peristiwa, namun makalah tersebut sangat penting untuk diketahui. Inilah salinannya:

  • Sebelum tahun 1913, pemerintah Amerika memperoleh dana dari tarif impor. Pada saat itu belum ada pajak dikenakan pada warganegara. Mata uang Amerika dibuat dari logam asli atau yang bisa dihargai/dikembalikan sebagai logam—dikenal sebagai “uang asli”.
  • Pada tahun 1913 para bankers memutuskan bahwa telah terjadi kekurangan mata uang di Amerika dan pemerintah Amerika tidak bisa menerbitkan mata uang lagi karena semua emas cadangannya telah terpakai.
  • Agar ada sirkulasi tambahan uang, kelompok orang mendirikan satu bank yang dinamakan “The Federal Reserve Bank of New York”.
  • Kemudian Federal Reserve Bank di New York menjual stock yang dimiliki dan dibeli oleh mereka sendiri senilai US$ 450.000.000 melalui bank-bank sebagai berikut: Rothschild Bank of London, Rothschild Bank of Berlin, Warburg Bank of Hamburg, Warburg Bank of Amsterdam (Keluarga Warburg mengontrol German Reichsbank bersama Keluarga Rothschild), Israel Moses Seif Bank of Italy, Lazard Brothers of Paris, Citibank, Goldman & Sach of New York, Lehman & Brothers of New York, Chase Manhattan Bank of New York, dan Kuhn & Loeb Bank of New York.
  • Karena bank-bank tersebut mempunyai cadangan emas yang besar, maka bank tersebut dapat mengeluarkan mata uang yang dengan jaminan emas tersebut dan mata uang tersebut disebut “Federal Reserve Notes”. Bentuknya sama dengan mata uang Amerika dan masing-masing dapat saling tukar.
  • Untuk membayar bunga, pemerintah Amerika menciptakan pajak. Jadi sebenarnya warganegara Amerika membayar bunga kepada Federal Reserve. Pajak ini dimulai tahun 1913, pada tahun yang sama Federal Reserve Bank didirikan. Seluruh pajak yang terkumpul dibayarkan ke Federal Reserve sebagai bunga atas pinjaman.
  • Awal tahun 1929, Federal Reserve berhenti menerima uang emas sebagai bayaran. Yang berlaku hanya ‘uang resmi’. Federal Reserve mulai menarik uang kertas yang dijamin emas dari sirkulasi dan menggantinya dengan ‘uang resmi’.
  • Sebelum tahun 1929 berakhir, ekonomi Amerika mengalami malapetaka (dikenal dengan masa ‘Great Depression’).
  • Tahun 1931, Presiden Amerika Hoover mengumumkan kekuarangan budjet sebesar US$ 902.000.000.
  • Tahun 1932 Amerika menjual emas senilai US$ 750.000.000 yang digunakan untuk menjamin mata uang Amerika. Ini sama dengan ‘penjualan likuidasi’ sebuah perusahaan bermasalah. Emas yang dijual ini dibeli dengan potongan (discount rates) oleh bank internsional/bank asing (persis keadaannya seperti di Indonesia sekarang ini), dan pembelinya adalah pemilik Federal Reserve di New York.
  • Presiden Roosevelt mengalahkan Presiden Hoover di tahun 1932. Dalam sambutannya ia mengatakan, “Satu-satunya hal yang harus kita takutkan adalah ketakutan itu sendiri.” Roosevelt melakukan serangkaian keputusan untuk melakukan reorganisasi pemerintahan Amerika sebagai suatu perusahaan. Perusahaan ini kemudian mengalami kebangkrutan. Amerika bangkrut karena tidak bisa membayar bunganya akibat berhutang kepada Federal Reserve. Akibat bangkrutnya Amerika, maka bank-bank yang merupakan pemilik Federal Reserve sekarang memiliki SELURUH Amerika, termasuk warganegaranya dan asset-assetnya. Negara Amerika bentuknya adalah anak perusahaan Federal Reserve. (sumber : eramuslim.com, rizky ridyasmara)