www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, March 30, 2009

Great Warning

Rusia menjadi negara besar pertama yang mengajukan kembali sistem gold standar. Gold Standar adalah sistem yang mengaitkan mata uang masing-masing negara dengan emas. Sistem ini ditutup paksa oleh Nixon di tahun 1971. Dan mulai collaps sejak tahun 30-an dimana seiring perang Dunia I negara-negara peserta perang kehabisan cadangan emas dan mulai mencetak uang untuk membiayai perang.
China juga mulai ketakutan dengan peluang untuk tergerusnya nilai Dollar akibat mega bail out the Fed, sebab banyak asset China dalam bentuk Dollar. Sehingga China bersama Rusia mengajukan SDRs IMF yang termasuk di dalamnya Rubel, Yuan, & Emas sebagai sistem mata uang dunia (dalam satu keranjang) disamping Dollar yang hingga kini masih memonopoli mata uang utama dunia.
China dan Rusia memang jengah dengan Monopoli Dollar terlepas dari sisi politis dua negara ini memang lama terlibat cold war dengan AS, dan keinginan untuk tampil kembali sebagai adidaya memang tetap ada. Namun keinginan untuk menggerus dominasi Dollar memang rasional di saat WMD (weapon mass destruction) yang disinyalir oleh Time dalam waktu tidak lama lagi akan meledak akibat ulah gila AIG yang potensial bangkrutnya 6 kali lipat (asset $ 50 Miliar, utang/jaminan utang $300 miliar). Dunia memang sedang meluncur jatuh saat ini. Bagi seorang pilot dia tahu bahwa pesawat akan jatuh dalam 15 menit kemudian, tetapi penumpangnya nggak tahu karena memang tidak punya data sebagaimana pilot atau penumpangnya memang tidak mau tahu dengan keadaan. Emas sebagai jangkar memang bisa mengeliminir kejatuhan sistem moneter internasional. Masalahnya apakah mereka yang selama ini meraih keuntungan dari sistem fiat money ini akan membiarkan begitu saja kembalinya emas...ya tentu tidak.
Di saat situasii sudah great warning, apakah pemimpin kita sudah siaga 1 pula....eeit nanti dulu.Mereka saat ini juga sedang mengalami great warning pula...tapi beda mereka takut nggak kepilih lagi, nggak dapat kursi lagi, jatah mentri,atau lepas RI 1 nya, atau pemilu nggak legitimate karena besarnya potensi golput.
Agar tidak bernasib seperti situ gintung yang tersapu disaat pemimpin sibuk kampanye, maka dengarlah sinyal great warning itu.

Wednesday, March 18, 2009

Gold as Payment System

Ahameed Kameel Mydin Meera seorang ekonom dari IIUM mencoba menggambarkan berbagai keunggulan sistem gold dinar dari sisi moneter. Dalam makalahnya "Hedging with the Gold Dinar " beliau menjelaskan mengenai berbagai keunggulan Dinar dibanding fiat money. Apa yang merisaukan beliau dalam makalah tersebut? Sama dengan kerisauan kita sesungguhnya. Beliau trenyuh bagaimana ringgit "dihabisi" dalam masa krisis 1997-1998, sehingga terdepresiasi terhadap mata uang asing sedemikian rupa. Padahal Malaysia menurut the Economist Magazine's Pocket World (2002) adalah negara dengan peringkat kedua kontribusi perdagangannya terhadap GDP. Apa artinya? Artinya dengan Ringgit yang mudah digoyang maka amat mengganggu perdagangan internasionalnya. Cara mengatasinya adalah dengan menggunakan Dinar sebagai basis sistem pembayaran antar negara. Sehingga nilai perdagangan antar negara diukur dengan nilai Dinar (emas) pada saat itu. Sebagai contoh misal Malaysia mengekspor barang & jasa senilai 100 bullion(satuan ukuran berat) emas ke Indonesia. Sementara Malaysia mengimpor senilai 80 bullion emas. Maka Malaysia surplus perdagangan senilai 20 bullion.Indonesia hanya perlu menyesuaikan 20 bullion emas di neraca perdagangannya. Dengan kestabilan dan keadilan harga Dinar maka nilai barang dan jasa di adjust dengan nilai Dinar saat transaksi. Kita tahu selama berabad-abad seluruh barang dan jasa lebih stabil bila diukur dengan Dinar dibanding dengan fiat money. Keuntungannya adalah masing-masing pihak tidak dirugikan akibat kehancuran mata uang salah satu negara. Contoh apabila 2 negara melakukan transaksi perdagangan, kemudian karena gonjang-ganjing politik salah satu negara, menyebabkan mata uangnya terdepresiasi. Maka negara tersebut mengalami kerugian karena barang daganngannya menjadi amat murah dibanding negara mitra yang masih kuat nilai uangnya. Dengan menggunakan sistem pembayaran berbasis Dinar hal seperti itu tentu bisa di eliminir.Sehingga benar kata Imam Ghazali dalam Ihyanya bahwa "Hakim yang adil sepanjang masa adalah emas dan perak atau dinar dan dirham"



Sunday, March 15, 2009

Analisa Yeoh

Apa yang terjadi dengan perusahaan-perusahaan berikut :
Alcoa, AIG, AMBAC, American Express, AMR (American Airlines), Bank of America, Bear Stearns, CBS, Citigroup, Countrywide Credit, Delphi, Dow Chemical, Eastman Kodak, Fannie Mae, Ford, Freddie Mac, Gannett, General Electric, General Motors, Goodyear Tire, Harley-Davidson, The Hartford, International Paper, JDS Uniphase, Lear, Lehman Brothers, Liz Claiborne, Macy's, MBIA, Merrill Lynch, MetLife, MGIC, MGM, Motorola, JC Penney, Prudential, Saks, Sears, SprintNextel, Tenet Healthcare, UAL (United Airlines), United States Steel, Wachovia Bank, Washington Mutual, Whirlpool, and Xerox.
Jawabannya : Sejak pertengahan 2007 seluruh perusahaan diatas telah mengalami penurunan nilai saham sebesar lebih dari 80 persen.
Siapa yang salah ? Tidak ada yang perlu disalahkan, karena memang pilihan investasi mereka tidak memiliki nilai riil yang sesungguhnya (buktinya decline lebih dari 80%). Sedangkan pada saat yang sama sejak pertengahan 2007 harga emas naik 40%. Sehingga seorang Direktur Ekonomi dan Strategi GIC (Government Of Singapore Investment Corp) Yeoh Lam Keong memprediksi akan ada ketidakcukupan modal yang sistemik secara global dalam 11-18 bulan mendatang. Intinya akan ada kehancuran berikutnya dalam pasar uang internasional. Dan lagi-lagi eksekutif ini menyarankan kepada investor agar invest dalam emas sebagai salah satu pilihan. Mata uang apa yang akan hancur ke depan? Menurut dia sih Dollar AS dan Poundsterling. Jadi sebelum harganya meroket sebaiknya dipegang dahulu selagi masih di darat.....

Wednesday, March 11, 2009

Air yang Melubangi Batu

Suatu waktu ada seorang pemuda yang sejak kecil belajar bahasa Arab, namun hingga usianya yang menginjak 40 tahun dia tidak pula memahami bahasa Arab sebagai syarat untuk meneruskan pelajarannya. Hingga dia pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Sampai di kampung halamannya dia tertarik memperhatikan sebuah batu yang bolong di tengahnya hanya oleh tetesan air.Dia pun berfikir bagaimana batu itu bisa berlubang hanya oleh tetesan air yang terus menerus jatuh sehingga bolonglah batu itu. Melihat hal itu timbul kembali semangatnya untuk belajar dan berangkatlah kembali ia untuk menuntut ilmu. Hingga akhirnya di usia 40 tahun barulah dia bisa memahami bahasa Arab. Dalam sejarah hidupnya penuntut ilmu tersebut telah menulis 500 judul buku hanya dalam waktu 15 tahun (beliau meninggal umur 55 tahun) , salah satunya adalah Kitab Fathul Baari Li Shahih Bukhari atau syarah Kitab Hadits Shahih Imam Bukhari yang terdiri dalam 17 Jilid . Siapakah di? Ya dialah Imam Ibnu Hajar al Asqalani. Peristiwa batu yang bolong oleh tetesan air itu menyebabkan dia berputar haluan untuk tidak putus asa belajar dan berjuang. Begitu pula dalam upaya mengembalikan Dinar dan Dirham sebagai mata uang utama kaum Muslimin. Upaya yang kita lakukan ibarat setetes air di tengah padang sahara. Bicara Dinar di tengah ekonomi kapitalis memang riskan, minimal ditertawakan atau dicaci bahkan dibilang gila atau jadul.... Alhamdulillah (segala puji hanya bagi Allah SWT) bukankah Nabi SAW juga diperlakukan sedemikian rupa di awal dakwahnya. Ibarat tetesan air yang dapat melubangi batu. Dinar dan Dirham lambat laun akan melubangi sistem ekonomi kapitalis sebagaimana air melubangi batu.

Future Money

Apakah mungkin pada masanya nanti Dinar akan kembali berlaku sebagai mata uang seperti zaman Nabi Muhammad SAW hingga berakhirnya kekhalifahan Turki Utsmaniyyah 3 Maret 1924. Jawabannya amat mungkin. Sebab dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu abi Maryam bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda Masanya akan tiba pada umat manusia ketika tidak ada apapun yang berguna selain Dinar dan Dirham (Musnad Ahmad ibn Hanbal). Bisa jadi masa yang dimaksud Nabi SAW itu tidak terlalu lama lagi akan menjelang seiring kehancuran ekonomi global. Ekonomi global akan hancur? Ya segala sesuatu yang berlandaskan kejahiliyahan mesti hancur. Apa landasan utama sistem ekonomi global saat ini? Riba ya Riba. Apa yang akan diperbuat Allah SWT terhadap Riba " Allah menghancurkan Riba dan menyuburkan sedekah...." QS Al baqarah : 276. Ketika Riba hancur apakah hal-hal yang inheren dengannya akan ikut hancur? Jelas mereka akan terseret hancur. Salah satunya adalah uang fiat. Sebab uang fiat itu sendiri ada unsur Ribanya yaitu selisih nilai intrinsik dan ekstrinsiknya.Mengenai hukum penggunaan uang fiat/kertas saya akan bahas lain waktu. Artinya ketika Allah hancurkan Riba (baik dengan tangan-tangan orang mukmin dan orang kafir) maka Dollar pun sebagai mata uang utama dunia akan ikut hancur. Nah apa yang menggantikannya? Jelas Dinar. Kok PD sekali sih ? Begini berdasarkan Hadits Nabi SAW sebelum terjadi kiamat kaum Muslimin akan kembali mencapai puncak kejayaannya dan mengusai dunia termasuk ekonominya. Ketika masa ini tiba-apakah kita masih hidup atau tidak- apa kira-kira mata uang yang digunakan saat itu? Dollar kah? Ya nggak mungkin to mas....lha wong Dollarnya sudah hancur lebur. Mesti mata uangnya Dinar sebagaimana masa Nabi Muhammad SAW.
Makanya hal ini pun sebenarnya sudah diendus oleh John Naisbitt dalam buku terakhirnya Mindset dia bilang "Monopoli terakhir yang akan ditinggalkan umat manusia adalah monopoli uang kertas".
Wallahu 'alam

Thursday, March 5, 2009

Masuk Akal?

Hari hari ini harga Dinar masih cukup tinggi bila dibandingkan tahun lalu ketika ditutup pada 31 Desember 2008 dengan Rp.1.345.680,-. Saat saya menulis 1 Dinar adalah Rp. 1.511.300,- . Sehingga banyak orang yang wait and see melihat harga Dinar untuk investasi mereka. Ada pertanyaan dari seorang kawan apakah harga Dinar saat ini masuk akal? Jawabannya dikembalikan pada data statistik ketika ditutup tahun 2008 dengan harga Rp.1.345.680,- maka dibanding tahun sebelumnya (2007) sebesar Rp. 1.090.100,- harga Dinar naik sekitar 23%. Apabila kenaikan tahun ini juga sebesar 23% maka pada akhir tahun nanti Dinar ditutup dengan harga Rp1.655.186,-. Namun jika melihat trend kenaikan Dinar dalam 40 tahun terakhir sebesar 28,73% per tahun maka pada tahun 2009 ini Dinar ditutup dengan harga Rp1.732.293,-. atau bisa menembus Rp2,7 juta sesuai prediksi Citigroup dan Rp. 2,2 juta seperti prediksi gerai dinar. Wallahu 'alam. Ini semua sebatas prediksi atau ilustrasi saja. Artinya harga saat ini di kisaran Rp 1,5 juta masih wajar jika melihat trend kenaikan Dinar tahun lalu atau 40 tahun terakhir.
Jadi kapan saat tepat beli Dinar? Saat tepat beli Dinar yaitu ketika uangnya ada...ya maksud saya kalau uangnya nggak ada kan ya belum bisa beli. Saat tepat beli Dinar adalah ketika kita memang membutuhkan investasi jangka menengah panjang apakah untuk keperluan Haji, Pendidikan anak, Tabungan pensiun dlsb. Pada harga berapa? Pada harga yang kita memang can afford it dan lebih baik lagi ketika harga sedang turun. Bagaimana mengetahui harga turun? Kita mengetahui harga turun terutama jika kita punya cukup waktu untuk memantau harga Dinar dalam waktu cukup panjang, sehingga kita bisa mengetahui saat harga sedang turun. Jika kita tidak punya waktu ya cukup bertanya kepada orang yang rajin memantau harga Dinar, seperti saya..he he.. (nanya aja sih gratis....kecuali beli dinarnya....).
Sekali lagi hindari berspekulasi dalam investasi Dinar, sebab selain dilarang oleh Islam juga hanya akan membuat kita selalu tidak puas. Namun bagaimanapun menariknya inveratasi Dinar dia tetap invetasi terbaik nomor dua setelah Bisnis yang dikelola dengan baik.