www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, November 30, 2009

Gold Year End


Harga emas internasional terus meroket naik, saat artikel ini ditulis bertengger di angka US$ 1.175,07 dan menurut James Turk dari Gold Money dapat mencapai $1.200 hingga $ 1400 hingga akhir tahun ini. Artinya harga Dinar masih berpeluang naik lebih tinggi lagi. Saat artikel ini ditulis berada pada harga sekitar Rp 1.534.650,- . Namun dengan potensi kenaikan harga emas internasional dapat saja Dinar menembus harga tertingginya tahun ini di angka Rp. 1,6 juta. Sebab secara teori ketika harga Dinar pernah mencapai angka tertentu maka dia akan berpeluang kembali ke harga tersebut bahkan melampauinya. Artinya ketika pada Maret 2009 Dinar pernah menembus Rp 1,6 juta maka sangat mungkin (sooner or later) dia akan kembali pada harga itu bahkan bisa saja menembus Rp 1,7 - 1,9 juta tahun depan.
Dari gambar yang dirilis James Turk di atas terlihat bahwa selama 2 tahun terakhir harga emas telah mencapai momentum untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Menurut James Turk kenaikan itu diprediksi akan terjadi beberapa minggu ke depan.
Bagi yang ingin berinvestasi Dinar dalam jangka menengah panjang belum terlambat untuk memulainya.

Wednesday, November 25, 2009

Dollar AS antara Emas dan Kertas


Continental adalah mata uang pertama AS yang hancur akibat kekacauan moneter yang merupakan efek perang kemerdekaan mereka. Namun mata uang mereka bisa terselamatkan setelah kongres mendefinisikan mata uang Dollar mereka dalam konstitusi artikel I section 8 dan 10 sebagai sejumlah berat emas dan perak. Namun Dollar AS sekarang tidak lagi mengacu pada definisi di atas setelah presiden Nixon memutus kaitan emas dan Dollar pada 1971. Keadaan yang sama dialami Continental kini juga sedang dialami oleh Dollar AS, nilai Dollar yang terus terpuruk dapat membawa kepada kekacauan moneter yang tidak terhindarkan. Maka solusinya sederhana kembali kepada konstitusi awal mereka yang mendefinisikan dollar sebagai emas dan perak. Solusi ini pula yang ditawarkan James Turk pendiri gold money yang menyatakan bahwa emas dan perak mesti menjadi mata uang, dan seluruh sistem perbankan mengacu pada nilai emas. Apabila sistem mata uang masih seperti sekarang maka badai ekonomi menurutnya akan terjadi pada 2010 mendatang. Saat itu nilai uang kertas tidak lagi berharga beralih kepada nilai emas dan hard asset lainnya. Maka penggunaan Dinar dan Dirham atau mata uang emas dan perak adalah salah satu solusi dalam sistem ekonomi yang adil.
Wallahu 'alam

Thursday, November 19, 2009

Global Economic Collapse

Dunia saat ini ibarat jurang yang lebar di berbagai bidang antara apa yang ideal dan apa yang terjadi . Dalam ekonomi jurang lebar itu pun terjadi antara sektor finansial dan sektor rill. Gambar di samping menggambarkan ketimpangan itu. Sejak pertengahan 1960-an paham perekonomian dunia berputar ke arah sektor finansial yang penuh dengan spekulasi yang dapat melipatgandakan keuntungan dengan cepat (dan tentu sebaliknya) dibanding dengan membangun sektor riil berupa industri-industri sesuai kebutuhan masyarakat dan membuka banyak lapangan kerja. Namun sektor finansial ini (yang disupport dengan sektor moneter dengan uang kertasnya) menjadi primadona banyak orang yang dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan. Banarkah anggapan ini? Simak cerita berikut.
Tambah Gambar Misalnya ada 2 masyarakat, yang satu masyarakat penggembala yang menginvestasikan hartanya dalam bentuk kambing dan satu lagi masyarakat finansial yang menginvestasikan uangnya di pasar modal berupa saham, bond dlsb. Masyarakat penggembala menghasilkan 10 ekor kambing seharga masing-masing Rp. 1.500.000,- Satu sisi masyarakat finansial juga mempunya nilai saham senilai Rp.15.000.000,- setara dengan nilai 10 kambing atau jika dibelikan sahamnya dengan kambing maka diperolehlah 10 kambing. Karena suatu hal masyarakat kambing hanya mampu memproduksi 5 ekor kambing. Sedangkan nilai saham masyarakat finansial naik dua kali lipat senilai Rp. 30.000.000,-. Nah ketika ingin dibelikan kambing tetap saja uangnya tersebut hanya senilai dengan 5 ekor kambing sebab hanya sejumlah itu yang bisa diproduksi oleh masyarakat penggembala. Pada kondisi ini nilai kekayaan baik masyarakat penggembala maupun masyarakat finansial turun hingga setengahnya karena penurunan produksi ini.
Inilah yang terjadi pada dunia saat ini yang tergambar dalam gambar di atas tadi. Bahwa sektor finansial telah melebar dengan sektor riil (physical-economic output/input). Sektor moneter yang seharusnya berputar mendukung sektor riil justru terus disuntikkan ke sektor finansial (ingat bail out besar-besaran pemerintah Amerika tahun ini untuk membackup perusahaan2 finansial AS) yang akibatnya akan fatal. Sektor finansial terus meggelembung dan sektor rill merana yang mengakibatkan inflasi ataupun deflasi. Ekonomi dunia akan kolaps seperti yang di peringatkan oleh Societe Generale baru- baru ini, sebuah perusahaan investasi terbesar di Eropa yang bermarkas di Swiss bahwa akan ada Economic Global Collapse, sehingga dia perlu mengingatkan hal ini pada klien-kliennya. Bila ini benar-benar terjadi maka harga emas sebagai cerminan komoditas akan naik gila-gilaan. Semoga saja hal ini tidak cepat terjadi. Wallahu 'alam.


Tuesday, November 17, 2009

Mauritius Ikuti India borong Emas IMF


Mauritius membeli emas IMF seberat 2 metric ton senilai US$ 71,7 juta. Langkah ini mengikuti India yang sebelumnya membeli 200 ton emas IMF senilaiUS$ 6,7 milyar. Transaksi-transaksi tersebut adalah sinyal bahwa bank-bank sentral sedang berusaha meningkatkan alokasi devisanya dalam bentuk emas. Sebaliknya hal ini menjadi bukti bahwa terjadi pelemahan kepercayaan terhadap Dollar AS sebagai mata uang utama dunia. Dalam sejarah mata uang (kertas) dunia tidak ada satupun yang bertahan lebih dari 100 tahun. Hal ini berbeda dengan mata uang emas seperti Dinar misalnya yang tidak putus digunakan oleh kekhalifahan Islam selama 14 abad lebih. Dollar AS sendiri akan mencapai usia 100 tahunnya pada 2012 nanti. sejumlah prediksi pun bertebaran, seperti sejak tahun 1912 AS mengorbankan 1 % cadangan emas nya sebagai kompensasi beredarnya Dollar AS mereka, nah bila hal itu terus berlangsung maka pada tahun 2012 cadangan emas AS akan habis dan US Dollar kolaps. Namun ini hanya prediksi, ilmu masa depan adalah ghaib dan milik Allah SWT semata.

Wallahu 'alam

Thursday, November 12, 2009

2010 : Emas US$ 2.300 per oz?

Saat menulis artikel ini harga emas Interasional mencapai rekor tertingginya sekitar US$1.119.60 per troy ounce. Nilai ini masih bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi seiring ketidakpercayaan pasar terhadap Dollar AS. Nilai Dinar pun naik pagi ini pada Rp1.456.530 walaupun Rupiah masih cukup kuat pada Rp9.395. Di negara tetangga seperti Vietnam, kenaikan harga emas internasional ini pun memicu peningkatan permintaan emas yang signifikan. Sehingga nilai mata uang mereka yaitu Dong pun merambat melemah. Sebab terjadi peningkatan permintaan Dollar AS untuk membeli emas. Di Vietnam sendiri harga emas adalah 27,5 juta Dong (US$1.539) per tael (setara dengan 1,2 troy ounce). Sehingga pemerintah Vietnam merasa perlu untuk mengimpor emas untuk meredakan gejolak pasar emas domestik. India juga menambah cadangan emasnya sebagai respon penjualan 200 ton emas IMF, dan negara-negara seperti Latvia dan Honduras pun saat ini memiliki cadangan emas yang cukup besar.
Tambahan lagi pernyataan yang menghebohkan dari Ralph Adis seorang Fund Manager dari US Global Investors Inc. bahwa pada 2010 harga emas akan melonjak menjadi US$ 2.300 per troy ounce. Semoga hal ini tidak segera terjadi.
Bulan-bulan ini memang sedang musim kenaikan harga emas, belum terlambat bagi ingin berinvestasi dalam Dinar sebelum harganya benar-benar melonjak.
Wallahu 'alam

Thursday, November 5, 2009

Dinar Under Pressure


Harga Dinar kembali merambat naik sejak kemarin (4/11) ketika dibuka pada harga Rp. 1439.770 sesi pagi, dan hari ini pun (5/11) harga dinar tidak jauh berbeda. Seorang pelanggan agak menyesal membeli pada harga pagi kemarin. Sebab sebenarnya sudah lama dia memegang uangnya namun tidak kunjung dibelikan pula. Sebagaimana yang ditulis pak Iqbal hari ini, sifat dinar adalah investasi menengah panjang jadi tidak mengapa membeli saat ini, karena bisa saja harga dinar naik lebih tinggi lagi pada Desember atau Januari 2010. Namun sesungguhnya harga saat ini masih lebih rendah dibanding harga puncaknya pada pada bulan Maret atau April yang mencapai Rp 1.600.000,- an.
Di tengah bergejolaknya pasar emas dunia dan pasar uang terutama Dollar, perlu juga kita mencermati pasar dalam negeri yang sedang bergejolak pula dari sisi politik. Walaupun posisi Presiden saat ini amat kuat dengan lembaga-lembaga di sekitarnya, namun bisa saja fenomena ini berkembang sedemikian rupa. Tentu efeknya bisa saja menimbulkan gejolak pasar yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Kita tentu tidak mengharapkan ini. Tapi perlu melihat masalah ini dari persepektif yang lebih luas. Kasus Bank Century yang terus bergulir bisa menimbulkan ketidak percayaan pasar terhadap perbankan nasional, sehingga investor perlu melirik beberapa produk investasi yang aman.
Dinar merupakan salah satu investasi yang aman dan nilainya pun stabil. Terlebih fisiknya bisa kita simpan sendiri atau bisa juga dititipkan.
Salah satu hal yang jelas adalah Dinar suatu waktu akan kembali bermain dalam percaturan moneter dunia sebagaimana yang pernah diperankannya berabad-abad lampau.