www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, July 29, 2010

Mundell 1997 : Could Gold make A Comeback? part 1

Robert A. Mundell seorang Profesor dari Columbia University pemenang hadiah Nobel 1999 menyampaikan sebuah kuliah di St. Vincent College, Letrobe,Pennsylvania, pada tanggal 12 Maret 1997. dengan judul The International Monertary System in 21st Century : Could gold make a comeback?
Berikut saya terjemahkan secara bebas dalam beberapa bagian :

Terlepas dari penghargaan saya kepada Philip M. McKenna, pendiri dan presiden the Gold Standard League, saya akan menekankan emas dalam judul kuliah saya. Apa yang menjadi karakter dari sistem moneter internasional di abad mendatang (kuliah ini disampaikan tahun 1997/abad 20) dan bagaimana emas akan berperan dominan di dalamnya? Topik ini mungkin akan menohok audien sebagai sebuah topik yang aneh, tapi saya akan menjamin anda bahwa, jika kembali pada tahun 1960-an, ketika orang dilanda kebingungan tentang masa depan dari sistem moneter internasional, emas digambarkan dengan sangat penting dalam diskusi-diskusi, bahkan hari ini pentingnya emas dalam sistem moneter internasional direfleksikan dalam sebuah fakta bahwa saat ini emas adalah satu-satunya komoditas yang disimpan sebagai cadangan bagi otoritas moneter, dan menjadi elemen terbesar setelah Dollar AS dalam total cadangan devisa sistem moneter internasional.
Benar memang bahwa emas saat ini menderita akibat serangan terus-menerus dalam bentuk penekanan dan jujur kami katakan bahwa masih ada konspirasi terselubung diantara elit moneter internasional The competingasset, SDR atau Special Drawing Right (mata uang berdasar pada beberapa mata uang beberapa negara tertentu) adalah"sarana" atau " aset cadangan" yang dibuat oleh anggota IMF pada tahun 1968 sebagai pengganti emas. Pada awalnya hal tersebut digunakan sebagai penjamin emas oleh anggota group 10 (Belgia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepan, Belanda, Swedia, Swiss, Inggris, dan AS-Swiss menjadi anggota ke 11 tahun 1994-pent) yang membuat hal-hal tersebut terlihat seakan-akan bernilai. Bagaimanapun juga jaminan emas tersebut hancur berantakan pada awal 1970-an ketika harga emas meroket tajam, karena SDR sudah hilang kendali sebagai komponen penting sistem moneter internasional. Akhir 1970-an ketika Amandemen ke 2 dari Article of Agreement of IMF, yang menyetujui untuk mengatur Flexsibel Exchange Rate (nilai tukar mengambang dari mata uang) disahkan melalui undang-undang, diputuskan untuk menekankan SDR sebagai sebuah aset dan pada saat yang sama tidak lagi menekankan emas sebagai aset, lebih jauh hal ini mengakhiri baik IMF maupun Depkeu AS dari penjualan sebagian dari cadangan emasnya. Negara-negara lain bagaimanapun tetap memegang emasnya sebagai cadangan devisa dan menikmati sebagai hasil cadangan emas mereka berupa capital gain yang sangat besar ketika harga emas naik amat signifikan pada akhir 70-an. Sejak saat itu beberapa negara (terutama Belanda, Belgia, dan Kanada) telah menjual cadangan emasnya untuk menambal defisit anggaran belanjanya yang sangat besar, tetapi jumlah cadangan devisa emas seluruh bank sentral dan otoritas moneter internasional tidaklah terlalu berbeda--sekitar 1 miliar ounce--sejak sistem moneter internasional runtuh pada 1973. Kebanyakan dari daya tarik ini terhadap publik dan otoritas moneter,meskipun mereka berusaha untuk mempromosikannya, namun perfoma SDR tetap jalan di tempat, seperti Susan B. Anthony silver Dollar, sesuatu yang tidak biasa dalam sistem moneter.
Gold's Mystique
Sudah barang tentu kita harus memeriksa kaitan emas dengan sistem moneter, tapi tidak dalam persepsi mistik; beberapa orang hingga kini mencoba mengaburkan kestabilan emas. Ada banyak perbincangan pada kurun 1970-an untuk mementahkan memori kita bahwa emas memang stabil, menghilangkan keunggulan emas dengan persepsi mistik dan muram dan mengaitkan emas sebagai sebuah komoditas seperti komoditas lainnya. Tetapi sesunggunya upaya-upaya itu tidaklah dapat dikatakan berhasil. Bahkan ketika harga emas naik hingga di atas US$850 para bankir bank sentral tetap menekan emas, dengan meyakinkan bahwa emas berada di puncaknya (sehingga akan turun pada masa-masa mendatang), seakan-akan karirnya tergantung dari terus tertekannya harga emas. Hal tersebut memang berguna untuk mengidentikkan emas dengan mistis. Secara historis emas adalah objek yang fitrah. Pada masa awal peradaban, emas adalah logam yang sangat menarik orang, identik dengan keindahan dan dengan cepat dimonopoli oleh kelas atas. Dengan cepat emas sampai ke istana-istana dan kuil-kuil yang melakukan kontrol otokrasi pada zaman kuno. Banyak kerajaan-kerajaan awal dahulu menggunakan emas sebagai cadangan bagi sistem perbankan mereka, dengan alat tukarnya koin tembikar atau emblem yang dapat dipertukarkan--setidaknya secara nominal-- dengan emas atau perak. Pengenalan terhadap koin yang overvalue (nilai pasarnya tidak mencerminkan dari nilai bahan bakunya atau semacam fiat money) memicu motif ekonomi yang kuat untuk menumbuhkembanglan sebuah mistik. Dari yang sangat awal, mungkin di Lydia pada abad 7 SM, koin telah overvalue ; seseorang bisa saja berkata hal tersebut amat baik. Koin paling awal dari Raja Lydia terbuat dari electrum (logam yang terbuat dari emas atau perak berasal dari bahasa Yunani ). Jangan salah paham dari buku-buku teks fiksi bahwa koin yang pertama kali diproduksi dengan tujuan untuk menjamin beratnya, dan karenanya berharga, adalah terkait dengan koin-koin kuno.
Tidak ada satupun poin yang menyatakan bahwa bahwa logam emas dan perak mempunyai kesamaan karat, justru kenyataannya logam emas dan perak untuk kepetingan investasi jangka panjang mempunyai karat yang bervariasi. Koin pada masa sangat awal bukanlah emas murni yang ditemukan di dasar sungai Patracolus dekat Sardis, tetapi secara artifisial electrum dibuat melalui teknik metalurgi yang telah dipelopori oleh orang Mesir selama 1000 tahun lebih awal yang terkenal seperti monarki dari garis Mernmad seperti Gyges, Alyattes dan Croesus. Konsensus bahwa Tiran Timur mengesahkan koin tersebut dengan aturan yang adil,j elas-jelas tidak masuk akal. Konsensus itu berarti bahwa koin tersebut setara nilainya (nilai nominal) dengan 1/3 dari logam emas atau perak. Fungsi awal dari pencetakan koin itu oleh karenanya adalah profit. Pencetakan koin tidak hanya membantu untuk memasarkan logam emas dan perak yang ditemukan di Patrocolus tetapi juga menaikkan harganya sehingga menghasilkan keuntungan yang nyata, membantu para raja ini meluaskan kekuasaan Dinasti Lydia meliputi Asia kecil. Pengakuan nilai nominal koin tersebut menimbulkan kesan seakan-akan mengandung nilai yang tinggi, koin (mata uang) Lydia mulai beredar dengan proporsi nilai yang tinggi, tetapi bertahap nilai (daya belinya) makin berkurang--mirip dengan fiat money yang makin berkurang daya belinya karena inflasi-- meningkatkan nilai mata uangnya (semu) dan pendapatan fiskal kerajaan. Koin tersebut tentu saja tidak dapat kembali overvalue dalam sebuah pasar bebas. Gyges dan konco-konconya bukanlah penganut paham liberal. Koin yang overvalue berimplikasi pada kelangkaan produk , monopoli dan pengawasan pemerintah.Tanpa pengecualian di masyarakat kuno, logam emas dan perak dikontrol oleh pemerintah atau kerajaan. Ini adalah dasar bagi semua doktrin yang selanjutnya terbangun secara bertahap di sekitar emas : penguasaan tambang oleh pemerintah, hak prerogatif, penimbunan barang berharga, pengawasan represif hak milik pribadi, tambang yang dikuasai elit gereja dan tuan Baron, percobaan pembunuhan, dan penerapan standar regulasi. Untuk menjual koin-koin mereka dan membangun mistik, pawai penuh yang menarik sesekali digelar. Simbol-simbol religi membantu untuk menguatkan mistik. Diantara simbol itu bernama:
Marduk, Baal, Osiris, Zeus, Athena atau Apollo, atau Jupiter atau Juno, atau St. John the Baptist, tujuannya adalah sama; simbol paling akhir yang dibuat adalah the florin, simbol paling akhir di abad pertengahan. Dewa-dewanya berubah tapi prinsipnya tetaplah sama. Lihatlah istilah magis para mason (aktifis freemasonry-pent) yang masih tertera dalam uang Dollar kita "In God We Trust" yang diperkenalkan pada mata uang Dollar tahun 1862 ketika jaminan emas mereka hancur.

No comments: