www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Saturday, December 29, 2012

Next Record for Gold


Grafik di atas dirilis oleh Kevin Wides dari Swiss yang menunjukkan prediksi kenaikan harga emas dapat mencapai $3.620/oz pada 2013.

Grafik di atas menunjukkan konsolidasi harga emas sejak tahun 2005. Konsolidasi adalah resistensi pergerakan  harga aset atau emas dalam waktu tertentu sebelum memecah kebuntuan  dengan bergerak naik. Konsolidasi pertama pada tahun 2006 terjadi selama 71 minggu sebelum akhirnya harga emas  naik sebesar 50%.Sedang konsolidasi ke dua pada  rentang tahun 2008-2009 terjadi selama 77 minggu sebelum  bergerak naik sebesar 90%.

Dari grafik di atas konsolidasi berikutnyadiprediksi akan terjadi pada Maret atau April 2013 setelah resisten selama 82 minggu.  Apabila harga naik 50% maka harga emas akan mencapai angka $2.880/oz, sedangkan bila naik 90%, harga emas akan mencapai rekor $3.620/oz.

Thursday, December 20, 2012

Survei: Situasi Ekonomi Memburuk, 40% Warga ‘Israel’ Ingin Imigrasi

Sebuah survei menunjukkan bahwa 40% atau lebih dari sepertiga warga ‘Israel’ ingin berimigrasi ke negara lain akibat persoalan ekonomi dan tingginya biaya hidup di ‘Israel’. Jajak pendapat ini dilakukan oleh harian ‘Israel’, Haaretz.

Seperti dikutip dari Press TV, survei dilakukan saat perekonomian ‘Israel’ yang sakit mulai berdampak pada dunia politik. Pada 15 Oktober lalu, parlemen ‘Israel’ mengatakan ingin membubarkan Knesset (parlemen ‘Israel’) dan melakukan pemilu pada Januari 2013 setelah terjadi beda pendapat antara para mitra koalisi terkait penghematan anggaran tahun 2013.

Dalam beberapa bulan terakhir, ‘Israel’ menggelar aksi protes terhadap pemotongan anggaran dimana rezim Perdana Menteri ‘Israel’, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa penghematan diperlukan untuk mengurangi defisit anggaran dan melindungi ekonomi.

Netanyahu telah membentuk komite untuk mengatasi tuntutan anti penghematan, namun menurut para demonstran, tidak ada langkah nyata yang diambil Netanyahu. Pada bulan Oktober, sebuah survei oleh organisasi bantuan kemanusiaan ‘Israel’ menyebutkan bahwa sekitar 75% dari rakyat ‘Israel’ mengkhawatirkan kolapsnya ekonomi ‘Israel’. Survei itu juga menunjukkan, sekitar 78% dari para sampel mengatakan bahwa rezim Tel Aviv tidak memiliki rencana untuk mengatasi kemiskinan dan masalah kesenjangan sosial. (MR/ Sahabat al-Aqsha)

 http://sahabatalaqsha.com/nws/?p=9157

Pro Kontra Redenominasi

Isu Redenominasi kembali mengemuka pekan terakhir ini. Isu yang sudah mulai dihembuskan awal 2011 lalu, sudah disetujui drafnya oleh pemerintah di pertengahan Maret 2011 lalu dan tinggal menunggu pengesahannya oleh DPR untuk kemudian diimplementasikan.  Mengutip berita dari Antara, redenominasi ini rencananya akan mulai efektif tahun 2014.

Apa itu Redenominasi? Dia adalah sebuah proses dimana pemerintah, dalam kasus ini adalah  Indonesia membuang 3 angka nol dibelakang nilai mata uang Rupiah (IDR), dengan tujuan menyederhanakan pencatatan, pembukuan, dan penyebutan nilai transaksi di kemudian hari, tanpa mengurangi nilai transaksi. Jadi jika bila kita punya uang Rp 1.000.000,- maka setelah Redenominasi  uang kita akan menjadi Rp 1.000,- dalam satuan mata uang baru. Nah, satuan uang yang baru ini akan bisa digunakan untuk membeli barang yang nilainya sama dengan Rp.1.000.000,- atau nilai uang sebelum Redenominasi.


Kalau sesederhana itu, mengapa banyak orang membicarakannya? Dan ada beberapa kelompok yang menentangnya? Pada dasarnya Redenominasi berbeda dengan Sanering. Indonesia pernah melakukan Sanering pada rentang tahun 1959-1966. Hyperinflasi menyebabkan pemerintah kala itu memotong nilai Rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1, harga barang tetap namun nilai mata uang diciutkan.

Walaupun antara Redenominasi dan Sanering berbeda, banyak kelompok masyarakat yang menganggapnya sama saja. Praktek di beberapa negara Redenominasi memang memicu Hyperinflasi di tahun-tahun pertama kebijakan ini dijalankan.  Faktor penyebabnya adalah kepanikan psikologis terutama bagi kelompok masyarakat yang "tidak lagi percaya" terhadap uangnya, sehingga mereka membelanjakannya dalam bentuk aset. Penyebab lainnya adalah karena ulah spekulan yang menaikkan harga barang karena merasa nilainya terlalu rendah dalam mata uang yang baru. Contoh kita biasa makan satu porsi sop kambing dengan harga Rp 15.000,- setelah Redenominasi, harganya menjadi Rp 15,- , maka sop kambing ini akan dengan mudah naik 100% menjadi Rp 30,- karena dinilai terlalu murah.

Hyperinflasi setelah beberapa tahun akan kembali normal. Ini tergantung bagaimana pemerintah mensosialisasikan Redenominasi ini, untuk mencegah spekulan untuk menaikkan harga jual produk mereka.Apabila kebijakan ini tidak ditangani secara hati-hati maka akan timbul kepanikan psikologis yang merasa bahwa mata uang mereka mengalami pemotongan.Maka apabila ini terjadi orang akan beralih ke mata uang asing, emas atau dinar untuk menyelamatkan asetnya. Gejala ini mulai terasa walau kebijakannya sendiri belumlah efektif. Beberapa negara khususnya negara berkembang telah melakukan kebijakan ini. Negara yang sukses menerapkan redenominasi adalah Turki dengan Lira-nya.

Kembali pada kebijakan Redenominasi Rupiah, untuk jangka panjang ini akan bermanfaat dari segi efisiensi.Perlu sosialisasi yang intensif agar tidak dimanfaatkan oleh spekulan untuk mencari keuntungan agar tidak terjadi gejoolak harga. Namun bagaimanapun, ini tetap saja solusi sementara sebelum berderet angka nol akan terus beranak pinak dibelakang nilai Rupiah kita karena tekanan inflasi pada mata uang kertas. 

http://www.studiobelcanto.net/pro-and-cons-rupiah-redenomination-530.html

Wednesday, December 12, 2012

When Governments Steal Gold

Sepanjang sejarah, emas adalah "resep" bagi permerintah manapun. Rumah tangga di negara barat pernah dilarang untuk memiliki emas selama 30 tahun dan beberapa tahun  pasca Perang Dunia II. Selama 20 tahun sebelumnya, emas mereka  mengalami nasionalisasi atau dibeli paksa pemerintah.

1935: Mussolini menahan 35 ton of cincin kawin  wanita Italia
 "Gold Confiscation" (Pembelian paksa emas rakyat Amerika oleh Negara pada tahun 1933) adalah peristiwa populer, saat itu emas dibeli dengan harga $28/oz sebelum kemudian naik harganya menjadi $35.Saat itu emas masih menjadi basis moneter, sehingga banyak negara termasuk AS   terus menambah cadangannya dengan berbagai cara untuk mempertahankan standar moneternya.

Bulan Desember 1935 diktator Fasis Benito Mussolini menuntut pengorbanan para perempuan di Italia, memaksa mereka untuk mau menyerahkan cincin kawin mereka ke pemerintah untuk kemudian ditukar dengan cincin dari baja. Rabu 18 Desember, koran La Stampa menempatkan judul menggugah untuk peristiwa ini sbb :
  • "The most noble rite of 'faith' joins all women in Italy in one heroic will"
  • "The Queen lays down her wedding ring upon the Altar of the Homeland"
  • "The proud and moving offer of the women in Turin"
Perempuan Italia benar-benar terdorong jiwa patriotiknya dengan berita ini, namun 50 tahun kemudian, mereka merasa dipermalukan ketika harus menyerahkan cincin kawin mereka ke Mussolini, dimana diktator tersebut mendapat 35 ton emas. Akhir hidupnya tragis, Mussolini tewas tergantung di atap pom bensin pada tiang penyangga daging.

1939: Nazi Jerman mencuri emas Cekoslowakia di London

Sedikit menengok sejarah, Nazi mencuri cadangan emas Cekoslowakia yang disimpan di Inggris sehingga menyebabkan kehebohan di media Inggris pada pertengahan 1939 dimana rakyat bersiap untuk perang setelah Jerman menginvasi Polandia pada bulan September.

The Bank for International Settlement didirikan pada tahun 1930 sebagai respon kolapsnya International Gold Standard. Berbasis di negara netral Swiss, dengan maksud bahwa tujuan pendiriannya tidak bersifat politis, dan walaupun staff seniornya adalah senior bankir di bank sentral negara asal, mereka secara elegan patuh pada kode etik yang sama. Mereka berusaha independen sehingga terlepas dari praktik kotor demokrasi dan diktator.

Jadi, ketika tanggal 20 Maret 1939, sesaat setelah Nazi menyerbu Praha, sebuah pesan dikirim ke BIS oleh  Czech National Bank (Bank Sentral Cekoslowakia), BIS kemudian meneruskan pesan tersebut. Isinya meminta Bank of England  (Bank Of England di kemudian hari menjadi titik utama kliring emas fisik  dunia) untuk memindahkan emas yang disimpan di akun BIS no.2 (cadangan emas Cekoslowakia) menjadi akun BIS no. 17 ( cadangan emas German Reichsbank-bank sentral Jerman).

Transfer dilakukan sebelum siapapun di luar bank sentral mengetahuinya, dan kemudian cadangan emas Ceko habis dijual hanya dalam waktu 10 hari.

1966:Inggris menuntut investor koin emas.
Dua dekade setelah perang berakhir, dan 35 tahun setelah Inggris menghentikan Gold Standard, para politisinya mulai ikut campur terhadap investasi emas. Karena Poundsterling jatuh di pasar uang. Maka orang membeli emas, mengirim uang ke luar negeri untuk membelinya dan memperparah defisit neraca perdagangan Inggris yang memang sudah terpuruk. Langkah ini tentu memukul Poundsterling untuk kesekian kalinya.

Sebagai upaya untuk membendungnya,pemerintah memblokade impor koin emas, dan melarang warga negara untuk memiliki lebih dari 4 koin emas.Siapapun yang memiliki koin lebih dari 4 keping, mesti lapor ke   Bank of England, dimana mereka akan memutuskan apakah seseorang itu murni investor atau spekulator.

Hingga bulan Juni 1967 4,847 orang berada dalam pengawasan Bank of England.Kontrol ini di hapus pada masa pemerintahan Thatcher pada 1979.

Adrian Ash, 07 Dec '12

Friday, December 7, 2012

Negara Eropa Paling Korup, Paling Parah Krisisnya

Negara-negara yang terkena krisis hutang Eropa diduga juga merupakan negara yang paling korup, demikian menurut survei global terbaru.

Spanyol, Portugal, Italia dan Yunani semuanya mendapatkan skor terendah dalam Index Persepsi Korupsi yang dikeluarkan Transparency Internasional setiap tahun.

Direktur laporan itu, Edda Mueller mengatakan, rakyat yang tinggal di negara-negara paling buruk kondisi ekonominya memandang masalah korupsi di negara mereka sangat parah.
“Ini membuktikan apa yang telah kami katakan selama berbulan-bulan, bahwa korupsi terkait erat dengan stabilitas ekonomi dan politik suatu negara,” kata Mueller dikutip Euronews (5/12/2012).

Yunani dipandang sebagai negara paling korup di antara negara-negara Eropa dan zona Eropa. Peringkat globalnya turun 14 dari posisi ke-80 tahun 2011 menjadi 94 tahun ini.
Italia, Spanyol, Portugal, yang semuanya juga dihantam krisis, mendapat skor buruk. Sementara Inggris, yang relatif lebih baik kondisi ekonominya, menempati posisi ke-17 dalam peringkat global itu.

Dari seluruh dunia, Denmark, Finlandia dan Selandia Baru dipandang sebagai negara yang paling kecil angka korupsinya. Sementara Afghanistan, Korea Utara dan Somalia dipandang sebagai negara paling korup.
Index internasional itu mengukur persepsi korupsi dari sudut pandang masyarakat dan bukan dari kacamata sektor keuangan.*
http://www.hidayatullah.com/read/26217/06/12/2012/negara-eropa-paling-korup,-paling-parah-krisisnya.html

Thursday, December 6, 2012

Basel III & Gold (bagian 3 habis)

Sebagai respon terhadap Basel, ada dicatat dalam artikel "Is The Next Big Thing 1700 tonnes Of Gold Purchases?"  kita ambil sampel sederhana bila 2%  saja dana nasabah per tahun di seluruh bank dialihkan ke emas, maka ini setara dengan 1.700 ton emas per tahun dengan harga saat ini. Untuk lebih mudahnya ambil contoh emas perhiasan. Emas perhiasan naik permintaannya lebih dari 60% atau sekitar 2.400 ton per tahun  (hanya 1,4% dari cadangan emas dunia).Perpindahan 2% saja ke dalam emas hampir setara dengan seluruh permintaan emas dunia dalam bentuk perhiasan! Hal ini cukup untuk membuat panik pasar obligasi dan pasar uang.

Terkait hal ini mari kita simak pernyataan Jeff Christian di atas bahwa bank komersial tidak akan serta merta membeli emas karena perubahan komite Basel emas menjadi aset level 1 hanya sebatas status saja, sehingga hanya akan terjadi penilaian ulang dari dana nasabah di bank yang diukur dengan emas. tidak akan terjadi  migrasi dana nasabah menjadi emas.

Yang benar adalah jelas akan ada  peningkatan cadangan emas di bank. Menurut grafik yang dilansir World Gold Council, total investasi individu/swasta dalam emas (hingga akhir 2011) mencapai 33.000 ton di seluruh dunia. Dari jumlah ini sebagian besar (angkanya sulit diperoleh) disimpan di jasa penyimpanan selain bank, tetapi mari asumsikan saja 10%  sisanya di simpan di bank (SDB misalnya). Maka akan ada sekitar $4,3 triliun aset modal level 1 di bank komersial.  Dengan harga emas saat ini $1.700/oz dan dengan rata-rata rasio modal aset level 1 sekitar 9%, maka akan ada kenaikan 50% dalam rasio level 1  yang sedang dicapai oleh bank di dunia. Ini menyebabkan penilaian ulang nilai emas sebagai aset level 1 menghasilkan kenaikan 40% dalam rasio level 1. Ini menyisakan 10% yang mesti diisi oleh obligasi, valas, dan jenis uang lain yang terancam punah- atau oleh pembelian emas  yang baru. Apabila mereka ingin mengisi seluruh kenaikan ini dengan emas, dan tentu saja ini sebuah pilihan, maka akan melebihi jumlah yang harus dikejar bank bertahun-tahun untuk mencapai kenaikan cadanagan emas 50%. Mungkin mereka ingin lebih dari  50%.
 Dan tampaknya mereka memang mulai cenderung ke emas seperti trend berikut ini :

Jelas terlihat bank menginkan cadangan emas yang lebih banyak seperti yang sudah dibahas di awal sebagaimana tertulis dalam artikel  Banks Across the World Catching Gold Fever.

Wednesday, December 5, 2012

Resesi Membuat Banyak Master dan PhD Di AS Antre Makan Gratis




DALAM perekonomian yang serba sulit saat ini, bahkan memiliki gelar tinggi pun bukanlah jaminan tidak mengalami kemiskinan.

Bahkan saat ini di Amerika Serikat, jumlah orang yang bergelar PhD yang menerima kupon makanan gratis dan bentuk bantuan kesejahteraan sejenis meningkat lebih dari tiga kali lipat antara 2007 hingga 2010 menjadi 33.655, menurut sebuah analisis dari Urban Institute seperti dikutip oleh Chronicle of Higher Education. Begitu juga dengan jumlah pemegang gelar master yang menerima kupon makan gratis dan bentuk bantuan kesejahteraan lainnya meningkat hampir tiga kali lipat selama periode waktu yang sama menjadi 293.029, menurut analisis yang sama.

Meningkatnya jumlah orang yang bergelar PhD maupun Master menerima kupon makanan gratis menjadikan indikasi terbaru bagaimana rakyat Amerika harus berjuang mengatasi perekonomian yang semakin merosot. Secara keseluruhan, jumlah orang Amerika yang menerima kupon makanan naik 43 persen selama tiga tahun terakhir sehingga menjadikan 46,3 juta orang Amerika pada Februari 2012 menerima kupon makanan, menurut laporan Departemen Pertanian.

Selain itu, bahkan gelar sarjana yang banyak digunakan untuk menjadi bahan jaminan mendapatkan hidup dengan penuh kekayaan dan kesuksesan semakin turun nilainya. Perekonomian yang lesu telah mendorong lulusan universitas dengan gelar sarjana hukum mencari pekerjaan di luar profesi hukum, menurut laporan US News and World Report.

Semua faktor-faktor penyebab masalah ini, ditambah dengan kurangnya pasar tenaga kerja, telah memaksa para penyandang gelar PhD banyak bekerja di bidang pekerjaan kasar. Ada 5.057 petugas kebersihan dengan gelar PhD saat ini di Amerika, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja seperti dikutip oleh Chronicle Houston.(fq/islampos/huffingtonpost)

Basel III & Gold (bagian 2)

Banyak tulusan di newsletter mengenai emas dan peranannya dalam sistem perbankan internasional. Fokus mereka umumnya adalah pembelian emas oleh bank sentral dan status level 1 emas yang diberikan oleh komite Basel. Nampaknya tidak semuanya berpendapat demikian. Pembelian emas oleh bank sentral tidaklah terlalu besar dibandingkan tingkat pembelian emas  di tahun-tahun terakhir ini dan pembelian emas secara masif oleh bank sebagai efek dari peningkatan menjadi level 1 hanya impian semata. Tetapi jangan terlalu ambil pusing dengan kalimat di atas. Mari kita lihat pernyataan yang meyakinkan tentang masalah ini oleh seorang peneliti dari CPM Group New York. Dalam artikelnya tanggal 31 Mei, para peneliti di CPM (perusahaan konsultan dan riset logam mulia dan komoditas ternama)  dengan berani mengekspos beberapa mitos dan miskonsepsi sekitar emas dan bank (bank sentral dan lainnya) sbb :
There is an aura of desperation in the internet gold press, as those who still expect gold prices to rise grasp for any-thing that could be interpreted as being potentially bullish for gold. The collapse of the euro, a stock market crash, a Chinese 'recession,' and other potential catastrophes are pointed to with glee. Other potential developments within the gold market are being trotted forth by gold marketing groups as reasons to believe gold prices inexorably must rise sharply...(ada aura keputusasaan di tengah melemahnya harga emas, terutama bagi mereka yang masih berharap naiknya harga emas terhadap komoditas lain atau yang dinterpretasikan sebagai bullish (mereka yang berkeyakinan bahwa nilai emas akan semakin naik). Jatuhnya mata uang Euro, hancurnya nilai saham, resesi Cina, dan potensi bencana lainnya bisa menjadi pemicu. Semakin dinamisnya perluasan pasar emas yang dibangun perusahaan-perusahaan investasi emas, sebagai persiapan untuk mengantisipasi kenaikan harga emas secara tajam yang tidak terelakkan....
Bersamaan dengan peninjauan ulang level emas oleh komite Basel, CPM Group mengingatkan kita bahwa "Pertama mesti dicatat bahwa belum jelas betul (100%) bahwa komite Basel dalam melakukan supervisi bank, akan memasukkan panduan ini, yaitu meninjau ulang level emas. Bahkan bila sekalipun mereka melakukannya, bank-bank komersial tidak serta merta diijinkan untuk melakukan pembelian emas lebih banyak. Mereka ingin menggunakan cadangan emas mereka sebagai aset level 1 untuk memenuhi rasio likuiditas yang lebih ketat. Mereka tidak berencana untuk membeli emas lebih banyak lagi.Sepertinya tidak mungkin bank membeli emas lagi, memindahkan  dana mereka dalam bentuk mata uang kedalam bentuk emas.
Grup CPM  merupakan lembaga yang disegani dalam bidang komoditas secara umum.Walaupun mereka tidak secara langsung bearish (keyakinan bahwa nilai komoditas akan turun) terhadap emas, namun kelompok Gold Bulls (mereka yang berkeyakinan harga emas akan terus naik) memandang mereka sebagai lembaga yang beropini pesimis terhadap emas sepanjang periode kenaikan emas sejauh ini. Pada kenyataannya banyak pihak yang menggunakan prediksi CPM sebagai indikator kontra. Sebagai contoh Jesse's Cafe Americain, situs emas populer, dalam responnya tanggal 27 Maret 2012, ketika CPM memproyeksi harga emas akan datar selama 2 tahun mendatang.
Grup  CPM telah mengumumkan bahwa harga emas telah mencapai puncak (Jeff Christian and CPM Calls 'The Top' In Gold), dalam sejarah mereka dalam memprediksi emas, tulisan ini terkesan sedikit bullish.
Nadler and Christian masuk dalam daftar nama bersama Dennis Gartman baru-baru ini dalam judul artikel yang memojokkan "Grandich vs. "The Three Stooges of Gold Forecasting" - Gartman, Nadler, and Christian". munkee.com menjelaskan perselisihan ini :
Perselisihan bermula Rabu lalu ketika  Peter Grandich, analis pro emas terkenal dan juga penulis The Grandich Letter, menulis kritik pedas yang menantang rekannya sesama penulis investasi Dennis Gartman mengenai pernyatannya awal minggu ini, bahwa emas saat ini memasuki situasi bear market (penurunan harga)  ... sebagaimana dalam artikel yang dimuat Bloomberg berjudul Death of Gold Bull Market Seen by Gartman:
Gartman telah membuat berita dengana artikelnya yang berjudul "I'm Back Into Gold: Dennis Gartman" Maret lalu dimana dia mengaku "I was wrong."Setelah harga emas berubah, hal ini menggelitik  Tyler Durden untuk menulis artikel di Zero Hedge  "Dennis Gartman Now Long Of Flip Flopping In Laughing Stock Terms". Kalangan pro emas sering mencatat kesalahan yang berulang dari 3 orang ini.

Brian Hicks benar-benar tidak setuju dengan pandangan Nadler dan Christian. Dia menulis dalam  "Secret Return":
Pembelian emas besar-besaran selama 4 dekade terakhir sedang berlangsung saat ini, dimana bank sedang menumpuk emas lebih banyak lagi. Faktanya, the World Gold Council mengungkapkan pembelian emas bank sentral (net) di tahun 2011 lebih dari  455 ton (14.5 juta ounces), pembelian terbesar sejak 1965. Dan dilaporkan bank akan membeli  700 ton (22 juta ounces) emas di tahun (2012) ini saja..(The Secret Return To The Gold Standard)
Ada tren yang jelas dimana investor menjauh dari obligasi, mortgage-based "products" dan bahkan dari mata uang nasional di antara para bankir, khususnya di antara bank-bank Asia yang sedang tumbuh. Sebagian besar kenaikan pembelian emas sejak 2008 dilakukan bank-bank (Asia) ini sejumlah 400 ton setahun dan kemungkinan lebih.
Kesepakatan poin kedua dari  Basel III yang ingin kita sorot adalah pemenuhan kebutuhan dari konsekuensi kesepakatan itu, tidak hanya dengan faktor level 1 nya, tetapi untuk mencapai minimal level 1 dari cadangan modal yang dijamin dengan pinjaman (ke nasabah) dan aset berisiko lainnya, atau konsekuensi rasio modal level 1 dari sekarang 4% menjadi 6%. Ini adalah kenaikan 50%, yang merupakan lompatan besar. Dimana 4% adalah minimum, sedangkan yang direkomendasi adalah 6% atau lebih, sedangkan bank-bank di dunia stabil di angka  8%-9% di tahun-tahun belakangan ini. Jadi kenaikan dari minimum menjadi 6% tidaklah memenuhi kenaikan permintaan emas dunia sebagai level 1. Apabila Anda berasumsi bahwa bank akan senang beroperasi pada margin tertentu pada tingkat aman yang relatif terhadap komite Basel, mereka akan mencari setidaknya 50% dari yang direkomendasikan oleh Basel III. Bergeraknya cadangan emas bank dari level saat ini adalah suatu hal yang mugkin terjadi dengan atau tanpa Basel III sebagaimana gambar di bawah ini :

Setelah emas berseteru dengan uang kertas pada periode 1970-an, cadangan 35.000 ton emas bertahan selama bertahun-tahun sebelum meluncur turun dari 1992-2008-periode dimana cadangan emas tergerus untuk membayar utang (ini juga terjadi dengan cadangan emas Indonesia yang tergerus untuk membayar utang IMF pada 2006). Trennya berbalik sejak 2009.  Dengan Basel III, tren baru akan muncul dengan intensitas yang makin tinggi. Sejauh mana tren naik akan berlangsung digambarkan dalam gambar berikut :
Gambar ini menunjukkan pergesaran besar yang terjadi sejak para bankir menjauh dari emas pada periode 1970-an menuju pencetakan uang kertas secara besar-besaran sebagai cadangan mereka. Harap diingat bahwa supplay emas baru adalah stabil sementara supplay uang kertas baru adalah tak terhingga. Untuk kembali ke dalam rasio rata-rata keseimbangan emas/uang kertas selama dekade 1980-an, harga emas mesti naik 15 kali lipat. Banyak investor takut berinvestasi emas   ketika mereka melihat grafik harga emas (khususnya dengan tren linear) dan melihat kenaikan harga emas yang cepat melampaui harga emas pada periode tahun 1980-an. Kata "bubble" (gelembung sebelum pecah) memenuhi benak mereka . Tetapi bila tren  monetization (proses mengkonversi dan meresmikan sesuatu menjadi mata uang resmi) adalah menjadi faktor yang fundamental yang mendorong emas,  2 grafik di atas ( dan masih banyak grafik lainnya) menunjukkan kita lebih dekat ke permulaan bubble dari akhirnya. Harga akan terlihat berlebihan hanya karena Anda memiliki uang yang massif yang ingin masuk ke ruang yang sempit. Perpindahan uang seperti ini hanya akan terjadi di tahap awal.
Jika cadangan uang di bank menjadi tidak cukup stabil, saya fikir akan terjadi rotasi segera yang menjauh dari obligasi menuju emas sebagai cadangan yang aman, tidak hanya bagi bank tetapi juga bagi investor. Pasar obligasi berukuran 14 kali lebih besar dibanding pasar emas. Supplay obligasi dapat meningkat sementara supplay emas akan meningkat hanya 0,5% per tahun. Tidak cukup rotasi untuk mendorong harga emas meningkat lebih tajam.
bersambung

Friday, November 30, 2012

Basel III & Gold (bagian 1)

Di tengah perdebatan apakah emas bisa dikatakan sebagai uang, ada opini baru-baru ini yang mungkin Anda tertarik mendengarnya. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa emas tidaklah berguna. Sebagai contoh, Warren Buffet investor kesohor itu mengatakan, kita menggali emas dari bawah tanah, kemudian meleburnya, menggali lubang lain, dan menguburnya kembali, kemudian membayar orang disekitarnya untuk  menjaganya. Emas tidak ada manfaatnya", katanya. Siapapun yang mendengar ini di planet Mars sekalipun, mesti geleng-geleng kepala.
Namun ada opini lain, yang berasal dari sebuah kelompok yang lebih disegani dibanding Buffet, dimana mereka dalam 6 bulan terakhir ini mengutarakan pendapat yang berbeda. Ini bukanlah pendapat dari seorang analis, pakar, atau siapapun, walaupun banyak yang setuju dengan pendapat ini. Ini adalah sebuah pendapat dari sebuah kelompok atau klub yang digambarkan sebagai kelompok paling eksklusif, rahasia, dan berpengaruh di dunia. The New York Times menyebutnya sebagai panel rahasia yang mengatur kebijakan perbankan global atau bank sentralnya bank sentral. Mereka bertemu 4 kali dalam setahun di sebuah kota kecil yang bernama Basel di Swiss. Edward Jay Epstein telah menulis sebuah artikel tentang mereka di majalah  Harper's   pada tahun 1983 dimana dia menggambarkan mereka amat menutup diri dari publikasi dan kerahasiaan klub mereka. Mereka mempunyai bunker anti nuklir dan rumah sakit yang semuanya terletak 20 mil di bawah tanah. Mereka mendirikan The Fed (Bank Sentral AS) semudah membuat stand jus lemon.

Ya ini pendapat yang penting. Kapan mereka menyuarakannya dan apa yang mereka katakan? Mereka telah mengatakannya sebagai sebuah framework yang baru, setelah berteguh hati dengan framework yang lama pada Basel I tahun 1988 dan Basel II tahun 2004. Dan pada tahun 2012 mereka menelurkan Basel III. Mereka adalah orang-orang yang sedikit bicara, namun sekali bicara, perbankan dunia langsung meresponnya. Pada Basel I dan II mereka memandang uang adalah obligasi pemerintah, mortgage backed securities, uang tunai dlsb. Mereka juga memasukkan emas, namun sebagai aset level 3 (bukan uang sebenarnya), sehingga  hanya bisa menjadi jaminan sebesar 50%  dari nilai pinjaman, sama dengan nilai koleksi barang-barang seni. Namun pada 2004 banyak perubahan terjadi. Mortgage telah menjadi ultra-toxic asset, banyak negara mengalami gagal bayar obligasi, dan perlombaan menurunnya nilai uang domestik semakin hebat. Perkembangan ini memaksa komite basel ini untuk putar haluan, tetapi  hanya akan memfokuskan pada dua hal saja : 

Perubahan paling signifikan adalah bergesernya emas dari aset level 3 menjadi level 1 dengan jaminan 100% dari pinjaman, sama seperti uang tunai dan surat utang. Untuk pertama kalinya dalam 42 tahun, emas dibawa kembali dalam sistem finansial sebagai uang. Seluruh bank dunia kembali menyimpan logam mulia ini, tidak sebagai aset level 3 tetapi sebagai modal kerja bank dunia, sebagai uang. Jadi ini bukan sembarang pengakuan, namun ini adalah pengakuan mutakhir. Emas telah dihapus dari sistem keuangan dunia oleh Presiden AS Richard Nixon pada  1971, ketika dia memutus kaitan standar emas dengan tidak mengijinkan pemerintah negara asing untuk bisa menukar cadangan dollarnya dengan cadangan emas Amerika (intinya mereka dikecelein AS ). Ironisnya, Amerika melakukan ini  dalam jumlah besar, sebab Washington mengalami krisis disiplin fiskal. Kini, ketika emas mengalami apresiasi (kenaikan nilai) dari  $35 ke $1700 dalam gold standard yang tidak resmi  (karena secara resmi kaitan emas dengan dollar sudah dihapus oleh Nixon), disiplin fiskal Washington dipertanyakan, karena Dollar mengalami penurunan nilai yang tercermin dalam harga emas dalam Dollar, dan kini terpaksa mengakui kembali emas sebagai uang secara resmi.

Anda mungkin tidak menyadari bahwa emas sudah kembali sebagai mata uang secara resmi, namun hasil Basel III akan berlaku efektif pada 1 Januari 2013 dan telah memicu Brian Hicks (penulis buku Profit from the Peak: The End of Oil and the Greatest Investment Opportunity of the Century,2008) untuk menyebutnya "The Secret Return to the Gold Standard." Brian Hicks adalah  managing editor dan chief investment analyst di The Wealth Advisory. Sebagai tambahan, Brian adalah seorang kontributor di Wealth Daily dan Crisis And Opportunity. Dia adalah  keynote speaker di konfrensi investasi  internasional ,  dan juga  komentator tamu di financial television networks, CNBC, dan lainnya. Hicks adalah bagian dari suara minoritas beberapa tahun yang lalu, kenaikan harga minyak itu  gila-gilaan, dan ketika harga minyak tembus $70/barel, kita memasuki harga minyak yang jauh lebih tinggi. Hal ini bertentangan dengan opini umum yang dinyatakan secara lisan oleh Steve Forbes ketika dia mengatakan bahwa pasar akan mengalami 'spike' (menukiknya harga setelah kenaikan tajam), dan harga minyak akan segera kembali normal ke angka $40. Kini harga minyak di angka $110 (brent oil) di tengah situasi ekonomi global yang memburuk. Hicks benar tentang minyak, dan sejauh ini dia juga tepat seputar apa yang terjadi dengan emas. Dalam laporan  "Secret Return" nya, Hicks mencatat beberapa laporan bahwa investor mulai mencair. Dia menyebut John Butler, managing director di Deutsche Bank of London, yang mengatakan "bahwa salah satu laporan finansial terbaru sepanjang sejarah" kita melihat sebuah langkah penting dalam penilaian kembali  uang (secara moneter) dari emas. Lebih lanjut dia mengatakan Reuters, secara diam-diam melaporkan  bahwa "Bank sudah mempersiapkan implementasi penuh dari dominasi emas sebagai jaminan keamanan kelas satu dari perbankan. "Komite Basel tidak sendirian dalam tren baru remonetisasi emas . Perusahaan investasi seperti JP Morgan telah mulai menerima emas sebagai jaminan. Bahkan pada Februari 2011, ketika opini komite Basel mengenai emas masih sebatas bisik-bisik The Wall Street Journal online memuat berita  J.P. Morgan Will Accept Gold As Type Of Collateral; kalimat pembukanya adalah "Gold hasn't reinvented itself as a currency yet. But it is getting closer." ("emas belum lah kembali sebagai mata uang, namun kenyataannya semakin dekat.")

Namun bagaimanapun juga, ada yang tidak setuju efek Basel III terhadap emas akan sedahsyat itu,  Jon Nadler, Senior Metals Analyst di Kitco.Di blognya  dengan opini, "In The Lead - Basel Bull", dia menjelaskan bahwa berubahnya emas menjadi level 1 tidak akan serta merta mendorong perbankan membeli emas lebih banyak lagi.
bersambung 
http://seekingalpha.com/article/1016161-basel-iii-and-gold

Thursday, November 29, 2012

California is Too Big Too Fail ???


JIKA ingin melihat AS, maka lihatlah California. Washington dan Wall Street menggambarkan negara bagian di AS ini sebagai pusat segala sesuatu di AS, dan otomatis, dalam keruntuhan ekonomi, California tak ubahnya sirkus.

California adalah wilayah terbesar di AS yang mempunyai pusat teknologi tercanggih, Silicon Valley. Rakyat AS banyak tinggal di sini, 38 juta, menjadikannya kota dengan populasi paling padat di Negara Paman Sam. GDP negara bagian ini—jangan salah—lebih besar daripada penduduk Russia, Brazil, Kanada, atau India secara keseluruhan, mencapai $1,8 trilyun per tahun, tertinggi di AS.
Pada tahun 2010, negara bagian ini diberitakan runtuh dan terus runtuh.

Turunnya bisnis kredit di California paling parah dibandingkan dengan negara-negara bagian lainnya seperti Los Angeles, New York dan lainnya. Bisnis perumahan di California pun ambruk paling dulu. Rumah-rumah tiada harganya. Dan pengangguran bermunculan di mana-mana seperti jamur di musim penghujan.

Pernah di suatu bulan di tahun 2010, angka pengangguran di California melonjak menjadi 11,5%, terburuk setelah Perang Dunia II, 66 tahun yang lalu. Satu bulan yang lain, penduduk California yang tak lagi punya pekerjaan mencapai 68.900, dan sejak Juli 2008, 739.000 pengangguran baru terus lahir di wilayah ini.

Para ahli ekonomi AS meyakini, walaupun krisis global ekonomi di AS bisa segera diatasi, sebaliknya krisis di California tampaknya akan terus berlangung. UCLA bahkan pernah memprediksikan 12,1 % pengangguran akan segera menyusul.

Perkataan presiden AS bahwa “California is too big too fail.” terdengar sumbang di telinga rakyat AS sekarang ini. Karena pada kenyataannya, semua pemerintahan di California tampaknya bergerak tak tentu arah dalam menghindari krisis ini.
Para ahli ekonomi AS sudah mewanti-wanti, “Jangan pernah meremehkan depresi ekonomi di California” pada pengaruh ekonomi AS. GDP $1,8 trilyun per tahun sangat besar, dan babak-belurnya California, sama juga dengan babak-belurnya AS. Nah, bagaimana jika krisis ekonomi terus berlangsung seperti sekarang ini? Mungkin angka pengangguran akan mencapai 25%. Inilah periode terburuk AS. California sekarang ini mengalami defisit anggaran $24,3 milyar.

/http://islampos.com/2012/misteri-california-di-balik-krisis-ekonomi-amerika/

Krisis Di Zaman Umar Bin Khattab

Dirham Perak
UMAT Islam ternyata sejak dari dulu memang sudah tidak asing dengan krisis ekonomi. Setidaknya, sejak zaman Rasulullah, ada dua krisis ekonomi besar yang pernah dicatat dalam sejarah Islam.

Pertama, ketika umat Islam diboikot oleh kaum Yahudi dalam masa awal penyebaran Islam. Yang kedua, pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Apa penyebabnya dan bagaimana Khalifah Umar bin Khattab mengatasinya?
Krisis itu terjadi tepatnya pada tahun 18 hijriah. Peristiwa besar ini kemudian disebut “Krisis Tahun Ramadah”. Saat itu di daerah-daerah terjadi kekeringan yang mengakibatkan banyak orang dan binatang yang mati. Orang-orang pun banyak yang menggali lubang tikus untuk mengeluarkan apa yang ada di dalamnya—saking langkanya makanan.

Khalifah Umar yang berkulit putih, saat itu terlihat hitam. Ia pun berdoa: “Ya Allah, jangan Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad pada tanganku dan di dalam kepemimpinanku.”
Beliau juga berkata kepada rakyatnya: “Sesungguhnya bencana disebabkan banyaknya perzinaan, dan kemarau panjang disebabkan para hakim yang buruk dan para pemimpin yang zalim… Carilah ridha Tuhan kalian dan bertobatlah serta berbuatlah kebaikan”.
Dinar masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan
Tidak lama kemudian berbagai krisis tersebut segera diatasi. Saking sejahteranya, tiap bayi yang lahir pada tahun pertama, mendapat insentif 100 dirham (1 dirham perak kini sekitar Rp.72ribu), tahun ke-2 mendapatkan 200 dirham, dan seterusnya. Gaji guru pun per bulan mencapai 15 dinar (1 dinar emas kini sekitar Rp 2,2 juta).

Pada tahun 20 hijriah, khalifah Umar juga mencetak mata uang dirham perak dengan ornamen Islami. Ia mencantuman kalimah thayibah, setelah sebelumnya umat Islam menggunakan dirham dari Persia yang di dalamnya terdapat gambar raja-raja Persia. 

Adapun pencetakan dinar emas berornamen Islami diberlakukan pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan pada tahun 75 hijrah.
(sa/Sumber: Al-Fiqh al-Iqtishadi li Amir al-Mukminin Umar Ibn Khathab”)

Wednesday, November 21, 2012

Kita, Pemerintah, dan Israel

Bendera Israel dikibarkan di Papua
Berikut adalah artikel mas Nuim Hidayat, alumnus Politik dan Hubungan Internasional di Timur Tengah  Pascasarjana UI  seputar hubungan dagang Israel dI Indonesia dan isu-isu yang terkait dengannya.

DI TENGAH-TENGAH  kebiadaban Zionis-Israel memborbardir Gaza-Palestina, yang kini menelan korban lebih dari 100 orang, ternyata banyak pihak di Indonesia telah lama mengambil untung hubungan dagang dengan Israel. Salah satunya adalah Kementerian Perdagangan di Indonesia.

Data dari Kementerian Perdagangan RI menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia-Israel cukup positif. Tahun 2007, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 124.100 dan meningkat menjadi USD 116,4 juta pada tahun 2008. Tahun 2009, total perdagangan dua negara mencapai USD 91.613 juta dan kembali meningkat menjadi USD 117,5 juta pada tahun 2010. Data tahun 2011  menunjukkan, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 69,6 juta. Dan hingga pertengahan tahun ini sudah mencapai USD 79 juta. (lihat www.merdeka.com/uang/bagaimana-hubungan-dagang-indonesia-israel-terjalin.html)

Salah satu perusahaan ekspor-impor yang menjalin hubungan dagang dengan Israel adalah Indolink yang bermarkas di Israel. Dalam profil perusahaan disebutkan bahwa visi dan misi perusahaan tersebut adalah membantu pengusaha antar dua negara menjalin kerjasama strategis dan saling menguntungkan. Indolink mengaku mengambil peran sebagai agen bisnis perusahaan Indonesia di Israel. Sebab, perusahaan berjanji memberi layanan menyeluruh bagi importir dan distributor Indonesia yang tertarik bekerjasama dengan supplier dari Israel mulai dari penjajakan produk, negosiasi harga, perjanjian kerjasama hingga transaksi.
 
Menurut Indolink dalam websitenya, menjalin hubungan antara Israel dan Indonesia memerlukan pengetahuan khusus akibat tajamnya perbedaan mentalitas antara kedua bangsa. Penampilan bangsa Israel memang nampak seperti orang Eropa atau Amerika, namun kenyataannya mereka mempunyai mentalitas tersendiri yang bukan Eropa, bukan Amerika bahkan lain dari orang Arab. Mentalitas ini terkenal dengan istilah "tzabarim" (asli Israel) yang dapat dipahami hanya oleh orang-orang yang tinggal di Israel.  (lihat www.indolink.co.il/about_i.html)
 
Keberhasilan hubungan bisnis dengan orang Israel, menurut Indolink, tergantung pada pemahaman atas mentalitas tzabarim, suatu faktor yang jauh lebih penting daripada faktor objektif kecocokan produk, harga dan solusi birokrasi ekspor-impor. Potensi dagang antara Indonesia dan Israel sangatlah besar dan upaya-upaya hubungan bisnis telah dijalankan sejak dibukanya hubungan dagang secara resmi dan legal antara kedua negara pada tahun 2001.
Namun banyak dari upaya-upaya tersebut tersendat bahkan gagal akibat kesenjangan budaya, bahasa, mentalitas dan ekspetansi antara kedua pihak. Kesalahpahaman dan keputusasaan pun muncul akibat kendala-kendala ini.

Indolink berdiri sejak tahun 2004 menyatakan dirinya sebagai solusi atas berbagai kendala yang dihadapi oleh para usahawan Indonesia dalam memanfaatkan peluang bisnis dengan Israel.
Meski berusia muda, Indolink telah mencatat sejumlah keberhasilan mensukseskan hubungan bisnis antara para usahawan dan organisasi bisnis Indonesia dengan para rekanan Israel.
Menurut Indolink, Israel mempunyai lebih dari 140 ilmuwan dan insinyur per 10.000 penduduk, lebih dari dua kalinya Jepang dan hampir dua kalinya AS. Secara per kapita, Israel menduduki ranking kedua setelah AS dalam jumlah publikasi sains dan pendaftaran paten. Secara akademis, Israel juga menduduki persentase yang tinggi di dunia, dimana lebih dari 20% penduduk Israel menyandang gelar kesarjanaan. Israel merupakan negara kecil dengan penduduk sekitar 7 juta jiwa, namun hampir setiap minggu memunculkan inovasi dan paten baru. Hal ini didukung oleh kapabilitas dan produktifitas SDM yang sangat tinggi.
 
Majalah Warta Ekonomi tahun lalu juga mewawancarai, Direktur Eksekutif yang juga pendiri Indonesia Israel Public Affair Comitte (IIPAC), Benjamin Ketang. Ia (Ketang, red) mengatakan, “Saya rasa dampak ekspansi Israel di Indonesia tidak perlu 10 tahun dari sekarang. Tiga tahun saja kalau ada komando dari Israel, maka mereka akan beramai-ramai datang ke Indonesia," ujarnya. Pria asal Jember yang merupakan alumnus Hebrew University ini kemudian menyatakan, "Tradisi orang Yahudi itu kalau komunikasi selalu dengan high level, levelnya pasti presiden atau menteri…"
Ketang adalah salah seorang yang membidani lahirnya lembaga lobi Yahudi di Indonesia ini menyatakan, investor Israel saat ini melirik sektor teknologi informasi dan pertanian.

Keberhasilan hubungan bisnis dengan orang Israel, menurut Indolink, tergantung pada pemahaman atas mentalitas tzabarim, suatu faktor yang jauh lebih penting daripada faktor objektif kecocokan produk, harga dan solusi birokrasi ekspor-impor. Potensi dagang antara Indonesia dan Israel sangatlah besar dan upaya-upaya hubungan bisnis telah dijalankan sejak dibukanya hubungan dagang secara resmi dan legal antara kedua negara pada tahun 2001.
Namun banyak dari upaya-upaya tersebut tersendat bahkan gagal akibat kesenjangan budaya, bahasa, mentalitas dan ekspetasi antara kedua pihak. Kesalahpahaman dan keputusasaan pun muncul akibat kendala-kendala ini.

Indolink berdiri sejak tahun 2004 menyatakan dirinya sebagai solusi atas berbagai kendala yang dihadapi oleh para usahawan Indonesia dalam memanfaatkan peluang bisnis dengan Israel.
Meski berusia muda, Indolink telah mencatat sejumlah keberhasilan mensukseskan hubungan bisnis antara para usahawan dan organisasi bisnis Indonesia dengan para rekanan Israel.
Menurut Indolink, Israel mempunyai lebih dari 140 ilmuwan dan insinyur per 10.000 penduduk, lebih dari dua kalinya Jepang dan hampir dua kalinya AS. Secara per kapita, Israel menduduki ranking kedua setelah AS dalam jumlah publikasi sains dan pendaftaran paten. Secara akademis, Israel juga menduduki persentase yang tinggi di dunia, dimana lebih dari 20% penduduk Israel menyandang gelar kesarjanaan. Israel merupakan negara kecil dengan penduduk sekitar 7 juta jiwa, namun hampir setiap minggu memunculkan inovasi dan paten baru. Hal ini didukung oleh kapabilitas dan produktifitas SDM yang sangat tinggi.
 
Majalah Warta Ekonomi tahun lalu juga mewawancarai, Direktur Eksekutif yang juga pendiri Indonesia Israel Public Affair Comitte (IIPAC), Benjamin Ketang. Ia (Ketang, red) mengatakan, “Saya rasa dampak ekspansi Israel di Indonesia tidak perlu 10 tahun dari sekarang. Tiga tahun saja kalau ada komando dari Israel, maka mereka akan beramai-ramai datang ke Indonesia," ujarnya. Pria asal Jember yang merupakan alumnus Hebrew University ini kemudian menyatakan, "Tradisi orang Yahudi itu kalau komunikasi selalu dengan high level, levelnya pasti presiden atau menteri…"
Ketang adalah salah seorang yang membidani lahirnya lembaga lobi Yahudi di Indonesia ini menyatakan, investor Israel saat ini melirik sektor teknologi informasi dan pertanian.
Hubungan Dagang Resmi Indonesia-Israel
 
Indonesia, kini memang menjadi incaran negara-negara di dunia, termasuk Israel.  Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi market bisnis yang menggiurkan bagi negara manapun di dunia. Karena itu, Kementerian Luar Negeri Israel meluncurkan situs berbahasa Indonesia awal tahun 2007 lalu. "Kami ingin memberikan informasi yang sebenarnya tentang Israel kepada rakyat Indonesia," kata perwakilan Israel di Indonesia, Ilan Ben Dov.
Lewat lobi-lobi khusus, Israel terus menerus ingin menjalin hubungan yang erat dengan Indonesia.  Bukan hanya hubungan dagang –yang telah berlangsung- tapi juga hubungan diplomatik.
 
 Masalah hubungan resmi RI-Israel itu pernah mencuat ke permukaan tidak lama setelah terbentuknya kabinet Gus Dur (1999-2001). Waktu itu Gus Dur dan Menlu Alwi Shihab melontarkan keinginan mereka untuk membuka hubungan dengan Israel, kendati akhirnya hanya berhasil dalam taraf hubungan ekonomi dan perdagangan.  Bahkan saat itu pemerintah Gus Dur ingin membuka hubungan diplomatik dengan Israel, tapi karena reaksi masyarakat –terutama ormas-ormas Islam cukup kuat—akhirnya Gus Dur membatalkan.  Bahkan sampai-sampai, saat itu 16 Duta Besar Negara-negara Arab di Jakarta, menyampaikan keberatannya, sehingga akhirnya Gus Dur menghentikan niatnya membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
 
Tentang hubungan perdagangan, entah sejak kapan pemerintah Indonesia memulainya.  Tapi ketika Luhut Panjaitan menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian (2000-2001) era Gus Dur, mencuat ke media massa itu, tentang bocoran dokumen persetujuan perdagangan dengan Israel. Ternyata Gus Dur meski banyak diprotes, mengeluarkan Keputusan Menperindag No.23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001 yang melegalkan hubungan dagang antara RI dengan Israel.
Negara Israel yang diproklamasikan sejak 14 Mei 1948, memang merupakan satu-satunya negara yang kini menjadi musuh bersama dunia Islam. Sebagian besar Negara Arab  kini tetap konsisten tidak mau berhubungan diplomatik dengan Israel.  Sedangkan Oman, Qatar, Tunisia dll memang telah mengadakan hubungan dagang dengan Israel, meski sampai saat ini tidak banyak diketahui tentang keuntungan mereka membuka hubungan dagang dengan Negara Zionis itu.

Memang jalinan berkelindan yang rumit pemerintah Israel dengan negara-negara besar (khususnya Amerika dan Inggris), menjadikan Negara Israel kini hari ke hari makin digdaya.  Meski jutaan masyarakat dunia terus menerus mengecam kezaliman negara zionis ini, tapi pemerintah negara-negara bersangkutan tetap adem ayem dengan Israel. Ironisnya negeri-negeri Muslim sendiri tidak mempunyai sikap yang satu dalam menghadapi Israel. Padahal penduduk Israel kini hanyalah berjumlah 6.352.117 orang (lihat www.cia.gov/ cia/publications/ factbook/geos/is.html).
 
Tapi, memang begitulah hukum sunnatullah di alam ini. Tidak mesti golongan yang besar itu akan mengalahkan golongan yang kecil. Malah yang terjadi seringkali sebaliknya. Israel, karena kecerdasan dan kelicikannya mampu bertahan hingga kini dan bahkan makin digdaya, dengan memiliki persenjataan militer –termasuk nuklir—yang jauh lebih dahsyat daripada yang dimiliki negeri-negeri Islam.

Bukan mudah memang bagi pemerintah Indonesia, untuk bersikap tegas terhadap Israel. Karena suatu keputusan politik kepada Israel mempunyai imbas yang besar pada pemerintah Amerika dan Inggris (kedua Negara inilah sponsor utama pendirian Negara Israel 1948).  Jadi kalau selama ini sikap politik internasional pemerintah seringkali “membebek” kepada AS jangan berharap pemerintah akan bersikap tegas kepada Israel.
Tapi bagaimanapun sebuah negara tergantung pada pemimpinnya.  Pepatah yang terkenal mengatakan “ikan itu busuk dari kepalanya.”  Bila pemimpinnya peragu/penakut, maka penyakit takut itu akan menular ke pejabat-pejabat bawahannya dan kemudian ke rakyatnya. Sulit mengharapkan Presiden SBY yang telah mendapat gelar 'Knight Grand Cross in the Order of Bath' dari Ratu Inggris, untuk bersikap berani seperti mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad. Dalam Sidang OKI beberapa tahun lalu, Mahathir menyatakan:
“Kita sesungguhnya sangat kuat. Umat Islam yang berjumlah 1,3 miliar orang (seharusnya) tak bisa dengan mudah dikalahkan. Orang Eropa membunuh 6 dari 12 juta orang Yahudi. Akan tetapi, kini orang Yahudi secara tak langsung menguasai dunia. Mereka bisa membuat orang lain berperang dan mati untuk mereka…
Apakah benar kita tak perlu dan tak dapat melakukan apa-apa bagi diri kita sendiri? Apakah benar 1,3 miliar orang (Islam) tak memiliki kekuatan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dari penghinaan dan penindasan yang dilakukan oleh musuh yang jumlahnya jauh lebih kecil? Apakah mereka (umat Islam) hanya dapat membalas secara membabi buta dengan kemarahan. Apakah tak ada jalan lain kecuali meminta anak-anak muda kita untuk meledakkan dirinya sendiri dan membunuh orang lain, tindakan yang hanya mengundang dilancarkannya pembantaian lebih banyak lagi atas rakyat kita?...Tak mungkin tak ada jalan lain. Kaum Muslim yang berjumlah 1,3 miliar tak dapat dikalahkan oleh berapa juta orang Yahudi. Seharusnya ada jalan (bagi kita).” 
Ya, jalan Rasulullah yang harus kita tempuh.  Rasulullah saja perlu waktu 13 tahun untuk membentuk generasi yang hebat dan cerdas (mujahid dan mujtahid) untuk mengalahkan Yahudi. Hamas dan kaum Muslim di Palestina sana telah memulainya. Mereka melakukan serangan balasan ke Israel, karena Israel telah menjajah, mengusir dan membantai ribuan kaum Muslim Palestina.

Jihad Harta
Untuk di Indonesia atau negeri-negeri yang jauh dari Palestina, jihad harta mungkin adalah alternatifnya.  Masalah dana/harta ini sungguh dahsyat. Kita ingat tahun 2006, ketika Hamas memenangkan pemilu demokratis di Palestina, Amerika dan negara-negara Eropa memboikot dana-dana Hamas di seluruh dunia. Dengan tujuan agar Hamas dan rakyat Palestina terkucil, miskin dan tidak berdaya. Dan akibat boikot itu, terjadi bentrok antara Fatah dan Hamas, sehingga akhirnya terbelah, Hamas menguasai Gaza dan Fatah menguasai Tepi Barat. Alhamdulillah lambat laun berjalannya waktu,  akhirnya terjadi kesepahaman antara Hamas dan Fatah kembali.

Salah satu buku yang layak kita baca, adalah buku yang berjudul "Al Jihad bil mal fi sabilillah" (Dahsyatnya Jihad Harta –terj. GIP). Dalam masalah solidaritas harta ini, kaum Yahudi sangat serius. Di antara lembaga Yahudi yang sangat giat menjalankan proyek Zionisme adalah Jewish Agency (Agen Yahudi) dan Jewish National Fund (Lembaga Keuangan Nasional Yahudi). Lembaga ini menerima sumbangan dari seluruh orang Yahudi di dunia. Mereka mendapat dukungan penuh dari kelompok Kristen-Zionis yang saat ini lebih dikenal dalam jajaran pemeritahan Amerika Serikat dengan kelompok Konservatif Baru (neo-conservative). Dan, salah satu tokoh utamanya adalah mantan presiden Amerika , George W Bush.
Salah satu bentuk dukungan paling menonjol terhadap negara penjajah Zionis adalah sebuah program yang dikelola dan dipublikasi oleh sebuah situs internet, www.ou.org/HelpIsraelCenter. Di Amerika Serikat saja terdapat sekian banyak yayasan dan lembaga yang semuanya bertujuan memberi bantuan kepada negara penjajah itu. Salah satu lembaga yang paling berpengaruh dan kegiatan-kegiatannya sangat terarah adalah AIPAC (American-Israeli Public Affair Commtittee) atau Komite Israel-Amerika untuk Urusan-urusan Publik. Para pemimpin dan pengurus organisasi ini terbilang tokoh-tokoh sangat berpengaruh di Amerika Serikat dan menjabat berbagai posisi strategis dalam pemerintahan Amerika. Sebagai contoh, kita cukup dengan mengenalkan salah satu tokohnya, yaitu Danis Rose, orang yang ditunjuk sebagai delegasi Amerika untuk proses perdamaian di Timur Tengah sejak pemerintahan George Bush senior.
Organisasi-organisasi sosial juga tidak ketinggalan untuk menggalang dana dan membiayai program-programnya yang memiliki tujuan mempertahankan negara Israel –membangun dan memperluas wilayah kedaulatannya, agar tampil sebagai negara paling berpengaruh di kawasan Timur Tengah Baru. Diantara organisasi-organisasi tersebut adalah:

Hazon Yeshaya; organisasi ini menyalurkan dananya untuk membiayai penyedian hasa' (semacam sup) di dapur-dapur umum dan pusat-pusat pelayanan publik, juga mencukupi kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya kepada warga Israel yang sedang mengalami kesulitan.
Ezer Mizion; sebuah organisasi bantuan kesehatan. Organisasi ini memiliki 40 cabang yang tersebar di seluruh negara Israel dan 10.000 sukarelawan. Mereka siap memberi beragam pelayanan kesehatan bagi warga Israel guna mendukung sistem kesehatan yang dikembangkan negara.
Help Israel; kegiatan organisasi ini memberi bantuan darurat kepada warga Yahudi yang tinggal di perkemahan dan di daerah Yahuda dan Samira yang merupakan bagian dari wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Bantuan yang mereka berikan berupa pakaian, baju anti peluru dan berbagai kebutuhan darurat lainnya bagi komunitas-komunitas Yahudi.

Lebih dari 60% dana kampanye Partai Demokrat Amerika yang berhasil dikumpulkan oleh Jimmy Carter dan Bill Clinton adalah berasal dari sumbangan orang-orang Yahudi. Sehingga wajar jika dari 125 anggota Dewan Keuangan Nasional Partai Demokrat pada masa pemerintahan Carter (1977-1981), 70 orang di antaranya adalah Yahudi. Orang-orang Yahudi itu juga sanggup menyumbang 60% dari seluruh dana yang dihimpun oleh Richard Nixon, calon presiden Amerika dari Partai Republik, untuk memenangkan pemilihan umum tahun 1972. Sampai kini mereka memainkan peranan yang besar.  Maka tidak heran dalam Perang Israel-Gaza 2012 ini, Presiden Obama menyalahkan Hamas dan mendukung Israel. Wallahu Aziizun Hakiim. *
Nuim Hidayat ,Penulis adalah dosen STID M Natsir, Jakarta



Monday, November 19, 2012

Ini bukan Perang tapi Penjajahan


Ini bukanlah perang, sebab perang adalah pertempuran antara dua kekuatan militer pada waktu dan tempat yang disepakati. Para pelakunya adalah militer yang terlatih untuk perang dengan target-target tertentu. Inipun bukan konflik sebab konflik adalah perseteruan dua kekuatan untuk memperebutkan sesuatu. Namun ini adalah penjajahan, pelakunya adalah most racist people in the world yang mentagetkan siapa saja tanpa pandang bulu, tanpa iba, dan tanpa belas kasih. Ini genosida, hingga seluruh dunia hanya untuk golongannya dan hidup hingga 1000 tahun "Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan" (Al Baqarah : 96)

























Salurkan Jihad Harta anda ke Bank Syariah Mandiri No. Rek. 1540006443 an. M Fanni bdn Palestina dan Bank Muamalat No Rek. 9244632778 an. M Fanni cq Sahabat Al-Aqsha.

Tuesday, November 13, 2012

PM Turki Erdogan Suggest Shift From Dollar to Gold

Selama kunjungannya di Indonesia, PM Recep Tayyip Erdogan menyerukan usulan menarik untuk IMF. Dia menyatakan walaupun bantuan IMF tampak manjur di beberapa negara, tetapi fakta lain menunjukkan sebaliknya, dana bantuan IMF itu seringkali menyebabkan masalah serius bagi negara penerima, maka Erdoğan bertanya-tanya," mengapa dana tersebut diberikan dalam bentuk Dollar bukan emas. Mengapa kita tidak mengubah satuan unit moneter dalam bentuk emas, yang terbukti lebih stabil dan telah memperlihatkan kinerja yang baik dalam dalam sejarah internasional. Ini adalah suatu hal yang mesti kita pikirkan," lanjutnya.

Erdogan juga menjelaskan bahwa Turki telah membayar mahal dalam mengikuti perjanjian dengan IMF, dia menyatakan," Kita tidak lagi menggunakan dana bantuan IMF dalam 3 periode terakhir ini. Di bulan April kami utang kami kepada IMF telah benar-benar lunas dan kami tidak berminat untuk bekerjasama kembali dengan IMF. PM Turki ini juga menyatakan bahwa "Orang mungkin berharap agar IMF terus membantu negara-negara yang terjebak dalam krisis, namun tidak bagi kami, karena kami mampu menyelesaikan masalah kami sendiri." 
  

James Turk : Half Western Gold Is Gone

Dalam sebuah wawancara tanggal 29 Oktober 2012 di King World News pendiri Gold Money James Turk menyatakan bahwa  “... pada tahun 1997 lebih dari 2,000 ton emas berpindah keluar dari Inggris.”  Turk menambahkan  “Sekarang  sejak Inggris bukan lagi produsen tambang emas, maka kita tahu bahwa emas tersebut mesti keluar dari Bank of England (Bank Sentral Inggris) dimana mereka menyimpan cadangan emas negara lain, dan kemungkinan besar emas itu berpindah ke Zurich (Swiss) dengan mekanisme leasing atau lebih tepatnya lending (meminjamkan emas tersebut) ke pasar. Turk menambahkan "Pada saat itu saya berkesimpulan jumlahnya ada sekitar 15.000 ton emas yang berada di pasar atau di luar dari brankas emas bank Sentral. Ini kira-kira setara dengan setengah dari jumlah cadangan emas yang resmi berdasarkan laporan bank Sentral saat itu.

Apa yang ingin disampaikan James Turk adalah pada tahun 1997 ada mekanisme pressing  harga emas dengan cara melepas cadangan emas Eropa sejumlah 15.000 ton ke pasar dengan akad pinjaman. Untuk kemudian diserap berbagai industri seperti perhiasan, pabrikasi, dlsb . Namun intinya adalah menambah sisi suppy emas dunia secara masif sehingga menekan harga emas di pasaran.

Mari kita lihat bagaimana pengaruh mekanisme ini pada harga emas internasional di tahun 1997 dan tahun sebelumnya yaitu tahun 1996.  Pada tahun 1996 harga emas internasional ditutup (30/12) di angka US$396,25, kemudian pada tahun 1997 saat terjadi pelepasan emas secara masif ke pasar, harga emas ditutup (31/12) di angka US$289,80 atau turun 26,8%.

Mekanisme ini bisa saja efektif dalam jangka pendek, namun dalam jangka menengah dan panjang tidak. Mengapa? Sebab ketika bank sentral menekan harga emas dengan mekanisme di atas, maka pasar merespon dengan membeli emas bertahap di saat low price, demand meningkat dan keseimbangan harga yang baru muncul. Saat ini harga emas internasional US$1.722 atau naik hampir 6 kali lipatnya sejak 1997. 

Artinya selagi demand emas tumbun mekanisme menekan harga emas hanya efektif dalam jangka pendek saja, tapi tidak jangka panjang.

wallahu 'alam 

sumber :
http://www.usagold.com/reference/prices/history.html
http://kingworldnews.com/kingworldnews/KWN_DailyWeb/Entries/2012/10/29_Turk_-_15%2C000_Tons_Of_Western_Central_Bank_Gold_Is_Gone.html

Thursday, November 8, 2012

Lima orang Pakar dan Imam Syafii

Apabila di sebuah studio televisi ditampilkan lima orang pakar dalam sebuah dialog dengan tema mengatasi kemiskinan, maka akan muncul lima pendapat yang berbeda dengan argumennya masing-masing. Tidak kalah pula argumen itu dibumbui dengan berbagai teori dan experience  berdasar disiplin ilmu mereka untuk menguatkan pendapatnya. Sang pembawa acara dengan lincah akan berpindah-pindah mewawancarai satu pakar ke pakar lainnya. Kadang terjadi debat panas dan pembawa acara akan mendinginkannya.

Umumnya pendapat-pendapat ini hanya mengukur sesuatu dari sisi dunia saja dengan mengabaikan hari akhir dan bahkan mengenyampingkan Tuhan sebagai pencipta dan pemberi rizki .
Apabila imam Syafi'i hidup kembali dan tampil di studio itu, mestilah dia gerah mendengar penuturan para pakar tersebut,  dan melantunkan syair berikut sebagai teguran dan peringatan:

عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ إِنْ كُنْتَ غَافِلاً          يَأْتِيْكَ بِالْأَرْزَاقِ مِنْ حَيْثُ لاَتَدْرِيْفَكَيْفَ

تَخَافُ الْفَقْرَ وَاللهُ رَازِقًا          فَقَدْ رَزَقَ الطَّيْرَ وَالْحُوْتَ فِى الْبَحْرِ

وَمَنْ ظَنَّ أَنَّ الرِّزْقَ يَأْتِيْ بِقُوَّةٍ            مَا أَكَلَ الْعُصْفُوْرُ شَيْئًا مَعَ النَّسْرِتَزُوْلُ عَنِ الدُّنْيَا فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ      إِذَا جَنَّ عَلَيْكَ اللَّيْلُ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِفَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ      وَكَمْ مِنْ سَقِيْمٍ عَاشَ حِيْنًا مِنَ الدَّهْرِ

وَكَمْ مِنْ فَتًى أَمْسَى وَأَصْبَحَ ضَاحِكًا    وَأَكْفَانُهُ فِى الْغَيْبِ تُنْسَجُ وَهْوَ لاَ يَدْرِيْ

فَمَنْ عَاشَ أَلْفًا وَأَلْفَيْنِ        فَلاَ بُدَّ مِنْ يَوْمٍ يَسِيْرُ إِلَى الْقَبْرِ

Bertakwalah kepada Allah jika kamu lalai
Niscaya Dia memberimu rezeki dari jalan yang tidak kamu ketahui
Bagaimana kamu takut kefakiran padahal Allah pemberi rezeki
Dia memberi rezeki kepada burung dan ikan di laut bahari
Barangsiapa menyangka bahwa kekuatanlah yang mendatangkan rezeki
Tentu burung pipit kalah dengan burung elang, tidak mendapat rezeki

Kamu pasti akan meninggalkan dunia dan kamu tidak mengetahui
Apabila malam tiba apakah kamu akan tetap hidup sampai besok pagi?
Berapa banyak orang sehat yang meninggal tanpa sakit lagi
Berapa banyak orang sakit yang tetap hidup bertahun-tahun lagi
Berapa banyak anak muda yang tertawa-tawa ketika sore dan pagi
Padahal kain kafannya sedang dijahit sedang dia tidak menyadari
Barangsiapa dapat hidup seribu atau dua ribu tahun lagi
Ia akan mendatangi kubur dan itu sudah pasti

Semoga kita (terutama saya) yang sering lalai dan khilaf ini tidak mengukur sesuatu dari sisi dunia semata, ada sisi yang jauh lebih penting dan azali yaitu akhirat.  "Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui". (Al-Ankabuut 64).