www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, May 30, 2012

Keluarnya Yunani dari Euro Zone dan Efeknya

Berikut adalah sebuah tulisan dari James Turk mengenai kemungkinan Yunani keluar dari zona euro dan implikasinya.

The Grexit, atau Greece Exit (keluarnya Yunani dari mata uang kawasan Euro), kemungkinan  segera menjadi kenyataan, sebagaimana hal ini sering disebutkan akhir-akhir ini. Sayangnya, perjalanan ke arah sana akan jauh lebih sulit dibanding anggapan orang. Saya ingin menggambarkan sejauh mana masalah tersebut. 

Gambar di samping adalah bagian dari artikel yang bagus dari Mish ( Mike Shedlock) di websitenya Global Economic Analysis. Dia mencatat : "gambar ini menunjukkan performa menyeluruh dari operasi bank-bank Eropa... yang saat ini sedang berjalan di negara-negara club-med, yang biasa disebut dengan PIIGS (akronim dari 5 negara Uni Eropa yang melemah ekonominya menyusul krisis keuangan yang melanda mereka sbb : Portugal, Italia, Irlandia, Yunani, dan Spanyol).

Jelas terlihat dari grafik uang mengalir dari negara-negara PIIGS ke Jerman, dan alasannya adalah sederhana. Orang di negara-negara PIIGS ketakutan apabila negara mereka meninggalkan zona Euro dan mata uang nasional mereka di launching ulang, mereka akan kehilangan daya beli uang mereka. Masalah ini khususnya bersifat akut bagi Yunani, yang secara luas diyakini bahwa mata uang baru  Drachma akan senilai 40% lebih rendah daripada Euro. Devaluasi sebesar ini diperlukan agar ekonomi Yunani tetap kompetitif. Tetapi perlu dicatat judul dari grafik itu adalah -"Klaim netto dari Bank Sentral Nasional dalam sistem mata uang Euro." Ada dua poin penting yang perlu diperhatikan. 

Pertama, Jerman berada dalam efek sebagai negara yang memberi pinjaman kepada negara-negara bermasalah ini melalui ECB (Bank Sentral Eropa) dan biasa disebut Target System. Apabila Yunani keluar dari zona Euro dan merubah utang luar negerinya terhadap Jerman ke Drachma, Jerman akan mengalami penurunan 40% dari asetnya. Apakah Jerman bersedia menerima kerugian besar ini? Harap dicatat dari grafik di atas bahwa negara-negara PIIGS berutang kepada Jerman sejumlah 640 miliar Euro. Utang yang amat besar ini setara dengan 25% GDP (Gross Domestic Product-nilai produksi barang dan jasa dalam wilayah suatu negara dalam periode tertentu),dan ini belum termasuk seluruh utang lain-lain dari PIIGS terhadap Jerman. Satu hal yang patut dipertanyakan, apa yang Jerman mesti lakukan untuk memproteksi dirinya apabila PIIGS benar-benar meninggalkan Euro?

Kedua, setiap negara Eropa mempunyai Bank Sentral Nasional, yang kontras dengan kesatuan moneter AS dimana Dollar beredar di dalam negara-negara bagian AS sendiri. Apabila uang berpindah dari California ke New York, tidak ada Bank Sentral negara bagian yang mencatat bahwa penduduk California memiliki klaim terhadap New York. Tetapi Jerman mengetahui dengan baik  bahwa  mata uang Euro mengalir dengan caranya sendiri, yang datang baik sebagai basis agregat   dan basis individual. Dengan kata lain, Euro yang datang dari PIIGS di depositokan dalam bank Jerman, dan setiap bank mengetahui nama , alamat, dan kewarganegaraan dari setiap deposan.

Jadi, kita asumsikan misalnya seseorang bernama Nico mentransfer sejumlah Euro dari Banknya di Yunani ke akun banknya di Jerman sebelum Yunani keluar dari zona Euro. Nico berfikir Euronya akan aman, tetapi apakah demikian?

Bagaimana apabila Eurocrats (kantor sekretariat Uni Eropa) di Brussels memutuskan bahwa Nico melakukan "spekulasi" dengan "uang panas" yang dia transfer ke Jerman Walaupun Nico hanya melakukan hal yang sederhana yang murni hanya ingin menyelamatkan asetnya dalam bentuk Euro, Eurocats dengan mudah mengklaim Nico telah melakukan spekulasi karena memindahkan uangnya keluar dari Yunani, negeri asalnya.

Eurocrats menentukan bahwa bersamaan dengan Grexit (keluarnya Yunani dari zona Euro) dan launching kembali mata uang asalnya Drachma, seluruh mata uang Euro yang disimpan warga negara Yunani di seluruh bank di Eropa berubah otomatis menjadi simpanan dalam bentuk Drachma. Jerman aman karena dia tidak lagi berutang Euro ke Nico.Tetapi simpanan Nico tidak lagi aman setelah itu. Dan hal yang sama juga bisa dialami  oleh Juan, Paddy, Luigi dan warga negara lainnya dari PIIGS, apabila mereka berfikir  memindahkan simpanan Euronya ke Jerman adalah aman. 

Hanya ada satu cara untuk memproteksi nilai dari mata uang kertas-keluar dari sistem mata uang kertas sama sekali. Satu-satunya cara adalah membeli tangible asset. Sebaliknya Nico hendaknya membeli emas. 
sumber :

The Implications Of China Paying In Gold



Implikasi dari  transaksi minyak Cina terhadap Iran dengan menggunakan emas adalah peristiwa paling penting dalam sejarah emas modern. Jim Sinclair menulis setidaknya ada 9 poin, berikut 7 di antaranya :

1. Adalah beralasan dengan asumsi Cina merasa terancam dengan pengecualian total atau setidaknya pengecualian selektif dari sisten SWIFT (Society for the Worldwide Interbank Financiual Communication)-organisasi yang mengatur standar global interkoneksi antar lembaga keuangan dalam transaksi finansial seperti letter of credit, pembayatan, dan transaksi sekuritas- apabila Cina melakukan transaksi minyak dengan Iran dengan menggunakan suatu mata uang tertentu.

2.Cina mengambil keputusan membayar transaksi massif internasional dengan emas, lepas dari sistem SWIFT.

3. Negara-negara Asia dan Timur Tengah lainnya kini akan memandang emas yang mereka simpan (berupa cadangan devisa) akan berperan sebagai uang lepas dari intervensi ekonomi barat.

4.Emas kini tidak hanya bebas dari kewajiban utang, tetapi juga bebas dari intervensi dan pengaruh penyelesaian transaksi dari barat.

5. Sistem SWIFT saat ini lebih sebagai senjata dari politik internasional barat. 

6.Dalam setiap kasus perang, saat ini emas berdemonstrasi sehingga setiap orang dapat melihat emas dapat membeli setiap barang yang dibutuhkan. Sedangkan mata uang kertas dibawah kontrol sistem SWIFT tidak serta merta bisa (karena nilai tukar yang berbeda di tiap  negara)

7. Emas saat ini menjadi uang yang dapat bertahan dan tangguh dalam setiap kondisi.

http://www.jsmineset.com/2012/04/23/the-implications-of-china-paying-in-gold/

Bank Sentral Dunia beralih ke Emas

Cadangan emas resmi Bank Sentral yang dilansir IMF mengkonfirmasi bahwa Bank Sentral di seluruh dunia melanjutkan pembelian emas - beberapa diantaranya dalam jumlah besar- dan bila tren ini terus berlanjut hal ini menunjukkan bahwa Bank Sentral akan membeli emas lebih banyak lagi dibanding-dan hanya ini satu-satunya cara untuk memberi informasi berapa cadangan emas mereka sebenarnya.

Data-data terakhir tidak hanya menunjukkan pembelian yang signifikan dalam bulan April, tetapi juga kenaikan besar dalam pembelian emas oleh Philipina, yang sebenarnya terjadi di bulan Marey tetapi IMF mengakhirkan pencatatan hingga bulan April. Pembelian emas Philipia di bulan April sejumlah tidak kurang dari 1,033 juta ounce atau 32 ton, adalah merupakan pembelian yang terbesar setelah Meksiko sejumlah 78 ton pada tahun lalu-dan menaikkan cadangan emasnya menjadi hampir 20% dari total cadangan devisa mereka.

Tidak hanya Philipina yang menunjukkan kenaikan cadangan emasnya, Srilanka juga menaikkan cadangan emasnya sebesar 39% dari 2,177 ton menjadi 7,807 ton - yang secara nyata setidaknya menunjukkan kenaikan cadangan emas yang signifikan di kawasan ekonomi Asia.
Pembelian emas paling signifikan berikutnya pada bulan April adalah Turki sejumlah 29,7 ton ( naik 14% dari cadangan emas sebelumnya, tetapi lebih dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang menerima emas sebagai jaminan pada bank-bank komersial), 2,92 ton oleh Meksiko, 2,02 ton oleh Kazakhstan, dan 1,4 ton oleh Ukraina.

Pembelian emas yang terus berlangsung oleh bank sentral mengisyaratkan bahwa mereka tidak aman dengan situasi sovereign debt dan dampaknya pada nilai beberapa mata uang kunci, tidak terbatas pada Dollar dan Euro saja.

Data- data di atas merupakan indikasi kuat bahwa negara-negara Asia terus mencermati situasi ekonomi global yang masih bergelut dengan krisis (khususnya zona Eropa) dan melakukan langkah antisipasi dengan menguatkan cadangan emasnya menghadapi situasi terburuk.

Ketidakpercayaan terhadap mata uang utama dunia seperti Dollar dan Euro juga semakin kuat, menandakan suramnya masa depan kedua mata uang tersebut ke depan.

Dinar dapat mengambil peran ini di masa depan, ketika ketidakpercayaan masyarakat dunia semakin memburuk terhadap rezim fiat money dunia saat ini.

Tuesday, May 29, 2012

Jepang-Cina membentuk Sistem Mata Uang Bersama


Jepang dan Cina kemungkinan akan memulai sistem pertukaran mata uang luar negerinya dimana masing-masing mata uang mereka Yen dan Yuan akan dapat dipertukarkan secara langsung mulai awal Juni, sebuah sumber mengatakan.
Pemerintah Jepang dan Cina telah memasuki fase akhir negosiasi untuk membentuk pasar valuta asing di Tokyo dan Shanghai, dan kemungkinan akan segera melakukan persetujuan resmi segera.
Saat ini mata uang kedua negara mesti dipertukarkan melalui Dollar AS terlebih dahulu (sebagai mata uang utama dunia) sehingga biaya pertukaran pun relatif tinggi.
Apabila sistem pertukaran langsung terealisasi, biaya transaksi dapat dipangkas dan prosedur pertukaran pun akan lebih sederhana. Beberapa ahli ekonomi mengharapkan hal ini akan memperluas perdagangan antara Jepang dan Cina dan membuat prosesnya lebih mudah.
Dua pemerintahan setuju untuk membentuk sistem ini pada Desember akhir tahun lalu ketika Jepang  Cina melakukan pertemuan puncak di Beijing. Sejak Februari 2012, pertemuan panel kerja dari masing-masing negara telah mendiskusikan masalah ini.
Saat ini , sistem yang memfasilitasi penukaran Yen dan Yuan adalah mungkin, tetapi pasar valuta asingnya tidak dibangun dengan baik.Institusi finansial masing-masing negara juga tidak membangun sistem untuk memfasilitasinya.
Pada tahun fiskal 2011, ekspor Jepang ke Cina sebesar 12,48 triliun Yen, jumlah ini adalah 19 persen dari total eskpor Jepang. Sedangkan impor Jepang dari Cina sejumlah 14,78 triliun Yen, sejumlah 21 persen dari total impor Jepang.
Apabila mata uang Jepang dan Cina diperdagangkan secara langsung, biaya pertukaran mata uang asing dari transaksi Dollar AS akan hilang.
Bisa jadi ini adalah langkah awal untuk terbentuknya pertukaran mata uang berbasis emas antara kedua negara. Cina dengan devisa emas sejumlah 1.054,1 ton dan Jepang 765,2 ton termasuk 10 besar negara dengan cadangan emas terbesar di dunia mempunyai modal ke arah sana. Walaupun impian ini bisa memakan waktu yang lama. Namun dengan kondisi krisis ekonomi yang saat ini masih melanda Uni Eropa dan AS, bukan tidak mungkin hal ini terjadi. 
Pembetukan blok sistem moneter berbasis emas, juga pernah diusulkan Mahatir Mohammad mantan PM Malaysia pada tahun 2003. Beliau mengusulkan negara-negara Islam membentuk blok mata uang bersama berbasiskan Dinar emas, meninggalkan kaitan mata uang mereka terhadap Dollar AS.
Berdasarkan kesamaan historis dan terpuruknya negara-negara Islam dalam pusaran masalah yang sama bukan tidak mungkin suatu saat nanti hal ini terwujud. 
Wallahu 'alam 
 sumber : http://www.yomiuri.co.jp/dy/business/T120526002702.htmhttp://www.yomiuri.co.jp/dy/business/T120526002702.htm

Tambang Emas : antara Harapan dan Kenyataan

Berdasarkan data yang dilansir CNBC 19 Maret 2012 ada 10 tambang terbesar di dunia saat ini. Data ini bukanlah data total produksi tambang suatu perusahaan, namun hanya data dari satu tambang saja. Berdasarkan urutan yang terbesar berikut adalah datanya :

1.Grasberg
Lokasi: Papua, Indonesia
Produksi emas di 2011: 1.444.000 ons atau 40.936 kg
Luas area: 527.400 hektar
Penambang: Freeport-McMoRan Copper & Gold
Jenis tambang: terbuka dan bawah tanah 


2. Cortez
Lokasi: Elko, Nevada.
Produksi emas di 2011: 1.421.000 ons atau 40.284 kg
Luas Area: 1.081 meter persegi
Penambang: Barrick Gold
Jenis tambang: terbuka

 3. Yanacocha
Lokasi: Cajamarca, Peru
Produksi emas di 2011: 1.293.000 ons atau 36.655 kg
Luas area: 96 meter persegi
Penambang: Newmont Mining, Buenaventura, World Bank
Jenis tambang: terbuka

 4. Goldstrike
Lokasi: Eureka dan Elko Counties, Nevada.
Produksi emas di 2011: 1.088.000 ons atau 30.844 kg
Penambang: Barrick Gold
Jenis tambang: terbuka dan bawah tanah


 5. Veladero
Lokasi: San Juan, Argentina
Produksi emas di 2011: 957.000 ons atau 27.640 kg
Penambang: Barrick Gold
Jenis tambang: terbuka


6. Vall River
Lokasi: Klerksdorp, Afrika Selatan
Produksi emas di 2011: 831.000 ons atau 23.558 kg
Luas area: 14.602 hektar
Penambang: AngloGold Ashanti
Jenis tambang: bawah tanah
 
 7. West Wits
Lokasi: Carletonville, Afrika Selatan
Produksi emas di 2011: 792.000 ons atau 22.452 kg
Luas area: 4.188 hektar
Penambang: AngloGold Ashanti
Jenis tambang: bawah tanah

 8. Lagunas Norte
Lokasi: Santiago de Chuco, Peru
Produksi emas di 2011: 770.000 ons atau 21.829 kg
Penambang: Barrick Gold
Jenis tambang: terbuka


9. Kalgoorlie Super Pit
Lokasi: Kalgoorlie, Australia
Produksi emas di 2011: 750.000 ons atau 21.262 kg
Penambang: Barrick Gold; Newmont Mining
Jenis tambang: terbuka


10. Boddington
Lokasi: Boddington, Australia
Produksi emas di 2011 : 741.000 ons atau 21.006 kg
Penambang: Newmont Mining
Jenis tambang: terbuka dan bawah tanah

Dari data di atas tambang terbesar terletak di Indonesia, tepatnya di Papua seluas 527.400 hektar atau terkenal dengan tambang Freeport. Tambang ini selain mengandung emas juga ada kandungan uranium yang amat besar sebagai bahan baku nuklir.

  Daftar 40 Negara  Devisa Emas terbesar versi WGC

No     
Negara    
Ton
Persentase Devisa  
1
Amerika Serikat
8.133,5
75,9%
2
Jerman
3.396,3
72,8%
3
IMF
2.814,0

4
Italia
2.451,8
72,6%
5
Perancis
2.435,4
72,6%
6
China
1.054,1
1,7%
7
Swiss
1.040,1
17,5%
8
Rusia
895,7
9,3%
9
Jepang
765,2
3,2%
10
Belanda
612,5
60,9%
11
India
557,7
10,0%
12
ECB
502,1
33,8%
13
Taiwan
422,4
5,7%
14
Portugal
382,5
90,9%
15
Venezuela
365,8
68,5%
16
Arab Saudi
322,9
3,0%
17
Inggris
310,3
16,7%
18
Lebanon
286,8
31,2%
19
Spanyol
281,6
31,3%
20
Austria
280,0
56,6%
21
Belgia
227,5
39,8%
22
Turki
209,6
12,2%
23
Filipina
195,4
13,6%
24
Algeria
173,6
4,8%
25
Thailand
152,4
4,5%
26
Libya
143,8
7,1%
27
Singapura
127,4
2,8%
28
Swedia
125,7
13,0%
29
Afrika Selatan
125,0
13,2%
30
Meksiko
122,6
4,2%
31
BIS
119,0

32
Yunani
111,7
82,2%
33
Romania
103,7
10,7%
34
Polandia
102,9
5,5%
35
Kazakhstan
96,2
15,9%
36
Australia
79,9
8,2%
37
Kuwait
79,0
13,4%
38
Mesir
75,6
23,5%
39
Indonesia
73,1
3,5%
40
Denmark
66,5   
4,0%
Namun yang terjadi memang tidak selalu negara yang memiliki tambang terbesar di dunia, juga memiliki cadangan devisa dalam bentuk emas yang besar. Data dari World Gold Council bulan Mei 2012  di samping negeri ini hanya menempati urutan 39 dengan jumlah cadangan emas 73,1 ton saja atau 3,5 % dari total cadangan devisa. Dahulu Indonesia pernah memiliki 248 ton cadangan emas pada dasawarsa pertama kemerdekaan. Pernah pula menyusut hingga 1.8 ton pada tahun 1971 dan kembali naik di era oil boom tahun 70-an dan mencapai puncaknya tahun 1981 sehingga bisa membangun cadangan emasnya hingga 96 ton, namun hanya 1/4 abad jumlah ini bertahan hingga pada akhir 2006 jumlahnya berkurang sebesar 24% menjadi 73 ton saja.
Indonesia masih lebih baik dibanding Peru dan Argentina, walaupun kedua negara ini termasuk dalam 10 besar lokasi tambang emas terbesar di dunia, namun mereka tidak tercantum dalam daftar 40 besar negara dengan cadangan emas terbesar dunia. Sedangkan negara lain yang memiliki tambang terbesar dunia seperti AS, Afsel, dan Australia berturut-turut menduduki peringkat 1, 29, dan 36 negara dengan cadangan devisa emas terbesar.
Memang ada beberapa faktor mengapa tambang ini tidak dikelola oleh negara yang bersangkutan, seperti faktor historis, politis, ekonomis, teknologi dan SDM. Secara bertahap tambang-tambang seperti ini mestilah dikelola oleh negara yang bersangkutan, sehingga manfaat terbesar dinikmati oleh pemilik asal tambang tersebut.
Ironi bila penduduk asli papua yang tinggal di sekitar lokasi tambang Grasberg adalah masyarakat miskin yang hanya mendapat sisa dari tambang emas ini. Manfaatnya tentu juga bisa optimal untuk seluruh rakyat ini bila dikelola oleh putra-putra negeri ini.