www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, November 30, 2012

Basel III & Gold (bagian 1)

Di tengah perdebatan apakah emas bisa dikatakan sebagai uang, ada opini baru-baru ini yang mungkin Anda tertarik mendengarnya. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa emas tidaklah berguna. Sebagai contoh, Warren Buffet investor kesohor itu mengatakan, kita menggali emas dari bawah tanah, kemudian meleburnya, menggali lubang lain, dan menguburnya kembali, kemudian membayar orang disekitarnya untuk  menjaganya. Emas tidak ada manfaatnya", katanya. Siapapun yang mendengar ini di planet Mars sekalipun, mesti geleng-geleng kepala.
Namun ada opini lain, yang berasal dari sebuah kelompok yang lebih disegani dibanding Buffet, dimana mereka dalam 6 bulan terakhir ini mengutarakan pendapat yang berbeda. Ini bukanlah pendapat dari seorang analis, pakar, atau siapapun, walaupun banyak yang setuju dengan pendapat ini. Ini adalah sebuah pendapat dari sebuah kelompok atau klub yang digambarkan sebagai kelompok paling eksklusif, rahasia, dan berpengaruh di dunia. The New York Times menyebutnya sebagai panel rahasia yang mengatur kebijakan perbankan global atau bank sentralnya bank sentral. Mereka bertemu 4 kali dalam setahun di sebuah kota kecil yang bernama Basel di Swiss. Edward Jay Epstein telah menulis sebuah artikel tentang mereka di majalah  Harper's   pada tahun 1983 dimana dia menggambarkan mereka amat menutup diri dari publikasi dan kerahasiaan klub mereka. Mereka mempunyai bunker anti nuklir dan rumah sakit yang semuanya terletak 20 mil di bawah tanah. Mereka mendirikan The Fed (Bank Sentral AS) semudah membuat stand jus lemon.

Ya ini pendapat yang penting. Kapan mereka menyuarakannya dan apa yang mereka katakan? Mereka telah mengatakannya sebagai sebuah framework yang baru, setelah berteguh hati dengan framework yang lama pada Basel I tahun 1988 dan Basel II tahun 2004. Dan pada tahun 2012 mereka menelurkan Basel III. Mereka adalah orang-orang yang sedikit bicara, namun sekali bicara, perbankan dunia langsung meresponnya. Pada Basel I dan II mereka memandang uang adalah obligasi pemerintah, mortgage backed securities, uang tunai dlsb. Mereka juga memasukkan emas, namun sebagai aset level 3 (bukan uang sebenarnya), sehingga  hanya bisa menjadi jaminan sebesar 50%  dari nilai pinjaman, sama dengan nilai koleksi barang-barang seni. Namun pada 2004 banyak perubahan terjadi. Mortgage telah menjadi ultra-toxic asset, banyak negara mengalami gagal bayar obligasi, dan perlombaan menurunnya nilai uang domestik semakin hebat. Perkembangan ini memaksa komite basel ini untuk putar haluan, tetapi  hanya akan memfokuskan pada dua hal saja : 

Perubahan paling signifikan adalah bergesernya emas dari aset level 3 menjadi level 1 dengan jaminan 100% dari pinjaman, sama seperti uang tunai dan surat utang. Untuk pertama kalinya dalam 42 tahun, emas dibawa kembali dalam sistem finansial sebagai uang. Seluruh bank dunia kembali menyimpan logam mulia ini, tidak sebagai aset level 3 tetapi sebagai modal kerja bank dunia, sebagai uang. Jadi ini bukan sembarang pengakuan, namun ini adalah pengakuan mutakhir. Emas telah dihapus dari sistem keuangan dunia oleh Presiden AS Richard Nixon pada  1971, ketika dia memutus kaitan standar emas dengan tidak mengijinkan pemerintah negara asing untuk bisa menukar cadangan dollarnya dengan cadangan emas Amerika (intinya mereka dikecelein AS ). Ironisnya, Amerika melakukan ini  dalam jumlah besar, sebab Washington mengalami krisis disiplin fiskal. Kini, ketika emas mengalami apresiasi (kenaikan nilai) dari  $35 ke $1700 dalam gold standard yang tidak resmi  (karena secara resmi kaitan emas dengan dollar sudah dihapus oleh Nixon), disiplin fiskal Washington dipertanyakan, karena Dollar mengalami penurunan nilai yang tercermin dalam harga emas dalam Dollar, dan kini terpaksa mengakui kembali emas sebagai uang secara resmi.

Anda mungkin tidak menyadari bahwa emas sudah kembali sebagai mata uang secara resmi, namun hasil Basel III akan berlaku efektif pada 1 Januari 2013 dan telah memicu Brian Hicks (penulis buku Profit from the Peak: The End of Oil and the Greatest Investment Opportunity of the Century,2008) untuk menyebutnya "The Secret Return to the Gold Standard." Brian Hicks adalah  managing editor dan chief investment analyst di The Wealth Advisory. Sebagai tambahan, Brian adalah seorang kontributor di Wealth Daily dan Crisis And Opportunity. Dia adalah  keynote speaker di konfrensi investasi  internasional ,  dan juga  komentator tamu di financial television networks, CNBC, dan lainnya. Hicks adalah bagian dari suara minoritas beberapa tahun yang lalu, kenaikan harga minyak itu  gila-gilaan, dan ketika harga minyak tembus $70/barel, kita memasuki harga minyak yang jauh lebih tinggi. Hal ini bertentangan dengan opini umum yang dinyatakan secara lisan oleh Steve Forbes ketika dia mengatakan bahwa pasar akan mengalami 'spike' (menukiknya harga setelah kenaikan tajam), dan harga minyak akan segera kembali normal ke angka $40. Kini harga minyak di angka $110 (brent oil) di tengah situasi ekonomi global yang memburuk. Hicks benar tentang minyak, dan sejauh ini dia juga tepat seputar apa yang terjadi dengan emas. Dalam laporan  "Secret Return" nya, Hicks mencatat beberapa laporan bahwa investor mulai mencair. Dia menyebut John Butler, managing director di Deutsche Bank of London, yang mengatakan "bahwa salah satu laporan finansial terbaru sepanjang sejarah" kita melihat sebuah langkah penting dalam penilaian kembali  uang (secara moneter) dari emas. Lebih lanjut dia mengatakan Reuters, secara diam-diam melaporkan  bahwa "Bank sudah mempersiapkan implementasi penuh dari dominasi emas sebagai jaminan keamanan kelas satu dari perbankan. "Komite Basel tidak sendirian dalam tren baru remonetisasi emas . Perusahaan investasi seperti JP Morgan telah mulai menerima emas sebagai jaminan. Bahkan pada Februari 2011, ketika opini komite Basel mengenai emas masih sebatas bisik-bisik The Wall Street Journal online memuat berita  J.P. Morgan Will Accept Gold As Type Of Collateral; kalimat pembukanya adalah "Gold hasn't reinvented itself as a currency yet. But it is getting closer." ("emas belum lah kembali sebagai mata uang, namun kenyataannya semakin dekat.")

Namun bagaimanapun juga, ada yang tidak setuju efek Basel III terhadap emas akan sedahsyat itu,  Jon Nadler, Senior Metals Analyst di Kitco.Di blognya  dengan opini, "In The Lead - Basel Bull", dia menjelaskan bahwa berubahnya emas menjadi level 1 tidak akan serta merta mendorong perbankan membeli emas lebih banyak lagi.
bersambung 
http://seekingalpha.com/article/1016161-basel-iii-and-gold

No comments: