www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, November 6, 2012

Kapan & Bagaimana Dirham mencapai Eropa Timur



Mata uang perak atau Dirham ternyata juga telah lama digunakan oleh Eropa Timur dari hasil interaksi bisnis dengan dunia Islam pada abad pertengahan. Bukti-bukti arkeologis dan banyak timbunan-timbunan mata uang perak atau dirham menunjukkan hal ini. Perak oriental mengalir ke Eropa Timur dari awal abad kesembilan sampai awal abad kesebelas, tetapi dirham dan fragmen-fragmen dirham beredar di sana secara sporadis hingga abad keduabelas.

Di Russia, Ukraina, dan Belorussia , 95 timbunan perak dengan sedikitnya 10 koin pada masing-masing timbunan dari abad kesepuluh hingga abad kesebelas ditemukan. Kronologi dari 75 timbunan lain tidak bisa ditetapkan pada waktu ini. Sedikitnya 216 timbunan dari periode yang sama ditemukan di Scandinavia, 78 timbunan di Polandia dan Jerman, dan 24 timbunan di Estonia, Latvia, dan Lithuania .Semua timbunan itu berisi 200,000 sampai 300,000 dirham. Dan kita tidak menghitung di sini timbunan-timbunan dari abad kesembilan. Mata uang perak awalnya dicetak di Iraq, Afrika Utara dan Iran dari akhir abad kesembilan, terutama di Asia Tengah sejak tahun 900. Terdapat bukti kuat juga bahwa dari tahun 880-900 M, sistem timbangan Islam diadopsi di Eropa Timur.

Bagaimana dirham-dirham itu bisa sampai ke Eropa Timur? Di abad-abad kesembilan hingga abad keduabelas, peradaban-peradaban "Dunia Lama" yang paling kuat dan berpengalaman terletak di Asia, terutama di China dan Timur Tengah. Dasar-dasar ekonomi Kekhalifahan adalah inovasi-inovasi di bidang agrikultur yang memungkinkan pertumbuhan produksi dan pengembangan dinamis kota-kota. Beberapa sarjana berasumsi bahwa di Iraq dan Syria, 30% populasi penduduk hidup di kota-kota utama. Dalam konteks ini, perdagangan dan industri memainkan peranan penting, dan permintaan untuk berbagai barang meningkat, antara lain produk-produk hutan Eropa Timur: pakaian dari bulu binatang dan kulit-kulit (termasuk tupai, musang, berang-berang, rubah merah dan rubah hitam, kulit bulu musang kecil, ermelin, dan kelinci), lilin, madu, batu amber, pedang-pedang Frankish, dan para budak. (Kita juga dapat menambahkan bahwa sebagian orang berpendapat bahwa kata "slave" ("budak") diperoleh dari kata “Slav” ("Slavia"). Seorang pedagang dan duta Yahudi melaporkan bahwa, di tahun 965, jumlah budak-budak Slavonic (orang Slavia) di Cordoba meningkat selama 50 tahun dari 3000 menjadi 13,000 orang. Mata uang perak bisa dipotong menjadi bagian-bagian kecil, lalu dicairkan menjadi perhiasan-perhiasan dan ingot (batang logam), mereka mungkin juga telah ditimbun dan kemudian digunakan tanpa kehilangan nilai. Banyak fragmen-fragmen dirham, terutama dari timbunan-timbunan dengan koin-koin mutakhir yang dicetak antara tahun 950 dan 1020, dengan jelas menunjukkan bahwa perak tidak hanya merupakan bahan baku, tetapi juga uang yang digunakan dengan memperhitungkan beratnya. Perak Asia Tengah menjadi alat pembayaran yang sangat penting artinya, pendorong pengembangan pasar-pasar regional. Topografi timbunan-timbunan perak mengkonfirmasikan keterangan-keterangan ini.

Di Rusia timbunan-timbunan paling banyak dari abad kesepuluh sampai abad kesebelas ditemukan di tepi kiri sungai Dnieper, juga di Baratlaut Rusia antara Ladoga tua, Novgorod, Polotsk, dan Gnezdovo-Smolensk. Disamping itu, timbunan-timbunan banyak berdatangan dari Volga Bulgaria, sebagian dari lembah sungai Volga-Oka, Dniester bagian atas dan sungai-sungai Bug, serta Belorussia (Pripjet dan Niemen). 
Diatas semuanya, para budak dan emas diekspor ke pasar-pasar Afrika Utara dan dipertukarkan dengan garam, tekstil-tekstil, dan sebagainya. Beberapa sejarawan menaksir jumlah para budak berkulit hitam yang dijual di Afrika Utara di antara tahun 800-1100 sekitar 2,000,000.Di Scandinavia, para raja menghadiahi para prajurit mereka dengan logam mulia, dan salah seorang Viking paling terkenal, Olaf Trygvasson, menjadi raja setelah ia memaksakan pemungutan suatu upeti besar di Inggris. 
(sumber www.hidayatullah.com)