www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, January 1, 2013

Cashless World: Who Will be Able To Buy & Sell – A Lesson In Prophetic History

Sejumlah tokoh terkemuka Amerika seperti  Benjamin Franklin, Thomas Jefferson, dan Andrew Jackson telah menyerukan perlawanan terhadap kebijakan bank sentral yang hari ini masih berlaku di seluruh Eropa. 

Seratus tahun yang lalu, pada tahun 1907 terjadi kepanikan  pada sistem perbankan Amerika karena pengumuman pailit dari bank terkemuka di New York J.P Morgan. Hasilnya? Penarikan besar-besaran nasabah atas uang mereka di seluruh sistem perbankan. Hal ini memaksa bank untuk menarik pinjaman mereka pada kreditor. Kebangkrutan, perpindahan kepemilikan, dan kekacauan finansial pun terjadi.

“Beri saya kewenangan mencetak uang dan mengontrol suplay uang, dan saya tidak peduli siapa yang membuat hukum. (Mayer Amschel Rothschild, Pendiri  Dinasti Perbankan Rothschild )

“Dengan berlanjutnya proses inflasi, pemerintah dapat menyita secara rahasia dan tanpa sepengetahuan kekayaan warga negaranya...Tidak ada cara yang lebih halus dan pasti untuk meruntuhkan basis masyarakat dari menghancurkan mata uangnya. Proses ini melibatkan seluruh kekuatan ekonomi yang terselubung  untuk menghancurkannya  dan belum tentu satu dari satu juta orang dapat mengendusnya.” (John Maynard Keynes) 

“Yang kaya berjuang mempertahankan dominasi mereka dan memperbudak yang lain. Mereka selalu melakukannya. Mereka selalu mendapatkan efek yang sama dimanapun jua, bila kita tidak (dengan kekuatan pemerintah) menempatkan mereka pada sistem yang seharusnya. ” (Gubernur Morris of Pennsylvania) 

 Sebuah Pelajaran dimana George Bush tidak pernah mempelajarinya
“Saya percaya bahwa institusi perbankan lebih berbahaya bagi kemerdekaan kita dibanding angkatan bersenjata …Bila rakyat Amerika sampai memberi izin bank swasta untuk mencetak uang (Bank Sentral AS The Fed adalah bank swasta), maka awalnya akan terjadi inflasi, yang diikuti dengan deflasi, hingga bank dan korporasi mengambil seluruh property rakyat  hingga anak-anak mereka bangun dalam keadaan tidak punya rumah di tanah yang dulunya dikuasai ayah mereka." (Thomas Jefferson – 1743-1826)

“Saya berharap ada kemungkinan untuk melakukan amandemen tunggal terhadap konsitusi kita- mengambil dari pemerintah Federal wewenang mereka untuk memberi utang.” (Thomas Jefferson – 1798)

“Ini tidak hanya masalah warga negara kita yang berhak menerima keamanan dari pemerintah. Lebih dari 8 juta saham bank sentral kita dimiliki oleh orang asing...apakah ini tidak berbahaya bagi independensi kita dalam perbankan, dimana wewenang pemerintah di dalamnya sangat sedikit?....mengontrol mata uang kita, menerima uang dari rakyat, dan menahan ribuan warga negara kita dalam ketergantungan,...ini akan lebih dahsyat dan berbahaya dari kekuatan militer yang ada pada musuh."  (President Andrew Jackson – July 10, 1832)

Ingat kasus Perang Sipil?

Untuk membiayai Perang Sipil di utara ,Lincoln mendekati bank-bank Eropa yang dikelola oleh Rothschilds pada tahun 1861.Mereka meminta bunga (riba) 24% hingga 36% .Lincoln menolak dan sebaliknya meloloskan the Legal Tender Act of 1862.
Dibawah undang-undang baru ini  Lincoln mencetak US$449.338.902 uang bebas bunga,  yang dikenal dengan Greenbacks, disebut demikian karena menggunakan tinta yang berwarna hijau.
Greenbacks menjadi alat bayar yang sah untuk melunasi seluruh utang, baik utang publik atau swasta yang digunakan untuk membiayai perang sipil.
(Kita tidak meminjam uang, kita hanya menggunakan uang ini untuk memerangi ketidakadilan)

“Pemerintah harus mengeluarkan, mencetak, dan mengedarkan uang dan utang yang diperlukan untuk memuaskan wewenang pemerintah dalam anggaran belanja... Hak istimewa untuk mencetak uang tidak hanya hak prerogratif tertinggi pemerintah, tetapi ini adalah kesempatan kreatif terbesar. Dengan mengadopsi prinsip ini keinginan tak terbatas kelas menengah dapat dipuaskan. Para pembayar pajak juga akan mendapat keuntungan yang amat besar.…” (Abraham Lincoln)

Sebuah editorial di LONDON TIMES mengungkapkan  sentimen para bankir Eropa :
“Bila kebijakan keuangan yang nakal ini, yang berasal dari Amerika Utara, menjadi kebijakan yang permanen, maka pemerintah dapat menyediakan uangnya sendiri tanpa biaya. Mereka akan dapat melunasi utangnya dan menjadi bebas utang. Hal ini akan membuat pemerintah mendatangkan sejumlah uang untuk menjalankan bisnisnya. Pemerintah akan menjadi kaya tanpa preseden sepanjang sejarah dunia. Otak dan kekayaan seluruh negeri akan lari ke Amerika Utara. Negara itu mesti dihancurkan atau mereka akan menghancurkan setiap monarki di dunia.” ( London Times – 1865)

Pada 1864, Presiden Abraham Lincoln bertemu dengan  Kaisar Rusia, Alexander II (1855 – 1881), dimana sang Kaisar merasa mendapat masalah dengan  Rothschilds seiring dengan penolakannya terhadap upaya gencar Rothschilds untuk menguasai bank sentral Rusia.
President Lincoln meminta Kaisar untuk membantu perang sipil dan Kaisar mengirim sebagian armada kapal untuk berlabuh di New York dan sebagian lainnya berlabuh di California.
Kaisar memberi sinyal yang kuat ke Inggris,Perancis, dan Spanyol bahwa bila mereka menyerang Amerika, maka Kaisar akan berpihak ke  Presiden Lincoln.
Lincoln akhirnya  memenangkan perang sipil.
Pada 1865, dalam sebuah pernyataan ke  Kongres, Presiden Abraham Lincoln menyatakan :
“Saya punya dua musuh, Tentara Selatan di depan saya, dan institusi finansial di belakang. Di antara keduanya, yang di belakang  adalah musuh saya yang terbesar .” 
Setahun setelah pernyatann itu  President Abraham Lincoln dibunuh. 

“Sipa saja yang mengatur volume uang di negara kita adalah benar-benar master dari seluruh industri dan perdagangan...dan ketika Anda menyadari bahwa seluruh sistem dengan mudahnya dikuasai, dengan satu dan lain cara, oleh segelintir orang kuat di puncak, Anda tidak akan pernah dapat menjelaskan berapa periode inflasi dan depresi akan terjadi.” (President James A. Garfield, 1881)

“Sebuah negara industri yang kuat dikontrol oleh sistem utang. Sistem utang kita terkonsentrasi pada swasta dan pertumbuhan ekonomi negara,  oleh karenanya seluruh aktivitas kita berada di tangan segelintir orang....kita menjadi salah satu negara dengan undang-undang terburuk, satu dari peradaban yang benar-benar dikontrol dan didominasi oleh pemerintah, menjadi negara tanpa kebebasan berpendapat, kebebasan memilih, tetapi negara dengan pendapat yang dipaksakan oleh sebuah kelompok kecil yang dominan.” (Woodrow Wilson – The New Freedom: A Call for the Emancipation of the Generous Energies of a People).
Dekade selanjutnya dari abad 21, kita akan melihat perubahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam ekonomi global dimana pada abad 17 transaksi non-tunai dikontrol oleh segelintir orang saja.

sumber :  http://dreamstarworld.wordpress.com/lessons-from-history/

No comments: