www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, September 18, 2013

Bagaimana harga Emas di bulan September?


Dalam sejarah bulan September adalah bulan terbaik emas. Dalam 4 dekade terakhir, rata-rata bulanan harga emas mencapai kenaikan terbesar di bulan September dibanding bulan-bulan yang lain 
sebesar 2,3% sebagaimana dalam gambar di berikut. 
Going back to 1969, September has been best month for gold
Di negara salah satu konsumen emas terbesar  dunia yaitu India dalam beberapa pekan terakhir harga emas  naik dengan cepat, dalam 3 tahun terakhir harga emas mereka naik sebesar 53%, dibanding AS yang hanya naik hampir 12% saja.

Gold in Rupee terms is up 58% over past three years
Pada bulan  Mei dan Juli 2013,  WGC (World Gold Council) mengajukan pertanyaan terhadap 1.000 konsumen emas di India dan 1.000 konsumen emas di Cina dengan pertanyaan yaitu bagaimana pendapat Anda mengenai harga emas 5 tahun ke depan? Dua gambar di bawah menunjukkan jawaban responden pada bulan Mei yaitu harga emas akan berada pada kisaran  $1.400 per ounce, dan pada bulan Juli harga emas akan berada pada kisaran $1.200 per ounce.
Majority of Indian and Chinese consumers believe gold will increase
Namun secara umum, konsumen di  India dan Cina yakin harga emas akan naik dalam jangka panjang yaitu 62% di bulan Mei dan 66% di bulan Juli.

Dan terakhir sebuah survey dengan pertanyaan "dengan pergerakan harga emas saat ini, apa yang akan Anda lakukan dengan cadangan emas Anda? Hasilnya yang menjawab menambah cadangan emas dan mempertahankannya hampir sama yaitu 65% dan 62%.Dan yang menjawab akan menguranginya hanya 13%.
U.S. Global Investor's Gold Portfolio Poll

http://www.kitco.com/ind/Holmes/2013-09-10-Will-Gold-Follow-Its-Seasonal-Pattern-This-Year.html



Wednesday, September 4, 2013

Peringatan Krisis Ekonomi Terhadap Asia

Emas akan mengalami kenaikan luar biasa menurut 2 ekonom ternama bank internasional.

Ketika seluruh mata menuju Suriah, yang akan menjadi masalah berbahaya bagi ekonomi dunia yang siap meledak dari dalam tanah- dan juga potensi krisis dari wilayah yang kita sebut negara dunia ketiga. Pada akhirnya jumlah uang beredar yang masif dan bencana utang di negara-negara tersebut dapat membahayakan pasar modal besar seperti wall street, nilai mata uang di negara-negara tersebut sama parahnya dengan utang mereka. Mereka adalah China, India, Brazil, Argentina, Indonesia, Afrika Selatan, Rusia and Meksiko. Beberapa orang melihat bahwa situasi yang berkembang mirip dengan krisis ekonomi Asia tahun 1996-1997, namun ini akan menyebar ke wilayah pasifik.

Kevin Lai, seorang kepala ekonom regional di  Daiwa Securities baru-baru ini menyatakan dalam sebuah artikel di  Financial Times bahwa “seluruh uang dari QE telah mengarah pada gelembung inflasi dari kredit besar-besaran di Asia. Perampokan sedang berlangsung dan kita tinggal menunggu akibatnya saja. Selama proses ini  akan ada kerusakan dimana-mana. “Pilihannya adalah  memproteksi mata uang atau menjaga pertumbuhan ekonomi domestik. Anda hanya dapat memilih salah satunya saja. Tidak ada jalan keluar yang mudah." Proteksi mata uang mengakibatkan inflasi, sedangkan menjaga pertumbuhan domestik akan mengakibatkan disinflasi atau stagflasi.

 Untuk mengambil satu contoh saja dari seluruh akibat dari skenario yang sedang berlangsung adalah pasar emas, mari melihat apa yang terjadi di India dimana krisis yang sedang berlangsung atas Rupee telah memicu permintaan emas yang melampaui batas. Otoritas moneter India telah bereaksi dengan situasi ini dengan memberlakukan pembatasan impor emas untuk menjaga mata uangnya.

Pakar strategi Society General, Albert Edwards, yakin bahwa Cina akan melakukan devaluasi mata uangnya dan merupakan peringatan terhadap jatuhnya renminbi yang mirip dengan  awal mula krisis 1997.

Edwards berkata :
“Pasar di dunia berkembang sekali lagi menampilkan bentuknya yang seperti piramid. Bangunan di pasar negara berkembang sedang mengarah pada kehancuran karena defisit neraca berjalan mereka yang diwakili oleh jatuhnya nilai Yen Jepang dan di tengah ancaman kebijakan uang ketat IMF. China telah melakukan protes terhadap direktur the Fed Bernanke karena terlalu banyak QE pada 2010 untuk memperingati AS akibat buruk dari tekanan terhadap pasar negara berkembang.

Jadi hari ini kita memprediksi harga emas akan mencapai  $10.000 dari seorang ekonom di  global super-bank (Albert Edwards) dan ekonom lain memprediksi emas akan menyentuh  $3.500 per ounce  (Tom Fitzpatrick dari CitiBank).

 Fitzpatrick mengatakan :
“Dalam dinamika emas, kami yakin penurunan harga emas saat ini sangat mirip dengan apa yang terjadi di pasar emas pada tahun 1974 hingga 1976-dimana saat itu nilai saham mulai menaik setelah jatuh pada titik terendah di tahun 1974. Dalam contoh kasus ini, dengan cepat harga emas turun hingga 14% dibawah rata-rata bergerak bulanan dalam 55 bulan.

Setelah emas turun pada tahun 1976, pasar modal mencapai puncak 4 minggu setelahnya. Sejauh ini, ketika emas mencapai titik terendah di harga $1.181, puncak di pasar modal terjadi 5 minggu berikutnya. Dan sejarah mencatat bahwa pergerakan harga emas mulai naik pada 1976, ini juga ketika harga saham berada pada puncak dan kemudian memasuki tahap penurunan, dan saat itulah emas menunjukkan keperkasaannya.

Jadi kita yakin bahwa kita sedang kembali pada trek yang benar dimana emas adalah salah satu pilihan utama mata uang dunia masa depan, dan kita terus berharap tren ini akan berakselerasi dengan kondisi yang terjadi ke depan. Kita masih percaya bahwa 2 tahun mendatang kita akan melihat harga emas akan mencapai sekitar $3.500. Seiring rasio emas/perak semakin mendekati angka 30, hal ini akan menyebabkan harga perak menjadi diatas $100.”