www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Thursday, December 26, 2013

Outlook Gold Price

Bagaimana prediksi harga emas tahun depan (2014)? Sebagian besar analis dan bank-bank besar pesimis dengan kenaikan harga emas. Namun salah satu analis dari www.goldseek.com Stewart Thomson memprediksi sebaliknya. Berdasar tabel di atas,  pergerakan harga emas mingguan sejak 2011, harga emas pernah mencapai puncak terendahnya $1.179,40 awal Juli 2013, dan $1.186 pada Desember 2013. Maka pola harga terendah dua kali ini yang dia sebut commodity style akan menaikkan harga emas pada posisi $1.680/oz
http://news.goldseek.com/GoldSeek/1387901120.php


Tuesday, December 24, 2013

Money Bubble

Bubble dalam istilah ekonomi muncul ketika suatu hal yang diyakini orang  secara umum bertabrakan dengan realitas ekonomi, misalnya housing bubble muncul ketika anggapan yang sudah umum bahwa  harga rumah tidak pernah turun bertabrakan dengan realitas - karena suatu hal-  harga rumah di suatu wilayah turun, atau bahkan tidak laku sama sekali.

Uang juga mengalaminya, ketika anggapan orang secara umum bahwa mata uang suatu negara adalah uang dalam arti sebenarnya, bukan benda yang menggantikan fungsi uang yang sebenarnya.

Dalam sejarah ekonomi untuk mendapatkan barang dan jasa maka kita membayar dengan barang dan jasa lainnya yang senilai. Uang yang kita kenal saat ini hanya sebagai pengganti dari pertukaran barang dan jasa dalam sebuah transaksi ekonomi karena adanya penundaan pembayaran.

Begitu pula fungsi uang  dalam sejarah perbankan. Pada awalnya uang adalah janji bank kepada nasabah atas sejumlah emas yang dititipkan nasabah di bank. Sehingga sewaktu-waktu nasabah dapat mengambil kembali simpanan emasnya menggunakan uang tersebut. Untuk apa emas tersebut? Oleh nasabah emas tersebut digunakan untuk mendapatkan barang dan jasa. Jadi the real money adalah emas, sedangkan uang adalah subtitute (pengganti) dari emas.

Namun yang terjadi kini adalah sebaliknya. Uang pengganti itu telah menjadi uang beneran, dia telah berubah menjadi sebuah monster yang menggurita dalam sistem moneter internasional tanpa dijamin emas sama sekali. Ini terutama terjadi setelah presiden AS Nixon memutus kaitan emas dan dollar pada tahun 1971. Dan parahnya dia bisa dicetak berapa saja dengan dalih kebijakan seperti Quantitive Easing dan istilah-istilah canggih lainnya.

Dan Money Bubble terjadi kita uang yang dipercayai masyarakat sebagai uang 'menemukan' nasibnya sudah tidak berharga lagi seperti yang terjadi pada Mark Jerman (dulu bernama Republik Weimar) pada 1923 karena hyperinflasi.

Nasib yang sama bisa saja terjadi pada mata uang terkuat dunia hari ini.

Gold Price 2013



Tahun 2013 boleh dibilang tahun yang statis bahkan dramatis bagi investor emas, terutama bagi mereka yang baru mulai membeli tahun 2011, ketika harga dinar mencapai "peak" Rp 2,4 juta.  Di tengah harga saat ini pada kisaran Rp 1,9 juta - Rp 2 juta tentu sedikit  mengecewakan. Bagi yang tidak berniat mencairkan pada saat  ini tentu tidak menjadi masalah, toh peluang naiknya akan masih lebih besar. Namun bagi yang berniat mencairkan saat ini, sebisa mungkin ditahan dulu.

Namun terlepas dari kinerja 2013 ini, apabila kita melihat dalam rentang waktu 13 tahun terakhir termasuk bila 2013 dimasukkan, kenaikan rata-rata tahunan harga emas masih di angka 13%. Sebagaimana terlihat dalam gambar di atas.

Jadi jangan terlalu bersedih dengan kinerja tahun ini, sebab insya Allah di tahun 2014, harga dinar masih tetap terjangkau, sehingga dapat dibeli oleh semua orang.


Monday, December 16, 2013

Gold and Commodities

Hubungan antara emas dan komoditas pada dasarnya adalah hubungan yang sederhana. Bila kita melihat grafik jangka panjang harga minyak dalam emas sebagai contoh, Anda akan menemukan bahwa garis yang relatif konstan dibanding harga minyak dalam dollar. Pada tahun 1965, emas senilai $35  dan harga minyak adalah $2,9 per barrel, jadi harga minyak dalam emas adalah 0.083 ounce. Hari ini harga emas adalah  $1.250 dan minyak adalah  $95, jadi harga minyak dalam emas adalah  0.076 ounce. Oleh karenanya harga minyak dalam emas hampir tidak berubah dalam 40 tahun terakhir dibanding harga minyak dalam dollar yang telah naik sebanyak 33 kali.

Apa yang sebenarnya terjadi?  Daya beli dollar telah jatuh. Sejak tahun 1965 jumlah emas dunia telah meningkat 2 kali, dengan asumsi faktor-faktor lain tetap, hal ini sama dengan kenaikan harga minyak dalam emas (yang relatif konstan). Pada saat yang sama  jumlah uang (total uang dollar  yang beredar dan yang tersimpan dalam deposito bank) telah meningkat 33 kali, yang secara konsisten sama dengan kenaikan harga minyak dalam dollar.

Ada fluktuasi harga yang signifikan dari sisi  minyak sebagaimana biasa. Sebelum krisis Lehman pada pertengahan 2008, harga minyak mencapai puncaknya dengan nilai $140 sebelum akhirnya jatuh di angka di bawah $40 di akhir tahun, atau dalam perspektif emas, dari 0,14 ounce menjadi 0.05 ounce, sehingga tidak ada presisi dalam hubungannya. Bagaimanapun, seiring kondisi ekonomi kembali stabil, akan nyata harga emas dalam perspektif mata uang kertas akan seiring dengan nilai komoditas.

Untuk alasan ini, sejumlah analis melakukan kesalahan dengan mengkaitkan harga emas dengan siklus komoditas secara umum. Asumsi dari tren ini mengabaikan peranan moneter emas pada saat inflasi massif dan sistem yang berisiko. Ini tidaklah mengejutkan, karena sejauh ini saya melihat bahwa tidak satupun analis komoditas mempertimbangkan kemungkinan perubahan harga sebuah komoditas boleh jadi karena perubahan daya beli mata uang kertas.

Untuk alasan ini, mereka akan menggunakan baik analisis teknikal atau akan fokus pada permintaan prospektif sebuah komoditas dalam kacamata ekonomi global. Kedua pendekatan ini pada dasarnya subjektif.

Situasi moneter hari ini adalah ekstrem dimana tidak adanya konsensus yang disepakati. Mari ambil dua fakta yang sederhana ; pemerintah saat ini dibiayai oleh bank sentral mereka dengan berbagai produk derivatif yang tidak bersandar pada sektor riil sama sekali, yang tentu akan menghadap risiko krisis yang parah. 

Tidak hanya ada deviasi yang signifikan antara harga emas dan komoditas pada masa lalu, tetapi masa lalu tidak dapat dijadikan panduan untuk menilai posisi saat ini. Inflasi mata uang hari ini adalah sebuah masalah yang nyata dan terus berkembang, dan mereka yang berfikir bahwa emas akan terus berprilaku seperti komoditas lainnya benar-benar telah melakukan kesalahan.  



Serigala berbulu domba (2)

Memiliki emas bagi warga negara Amerika Serikat pada waktu itu merupakan sebuah tindakan yang ilegal, akan tetapi siapa saja di dunia ini dapat menukarkan dollar-dollar kertas  mereka dengan emas pada harga tetap $35 per ounce. Ini membuat dollar kertas itu secara de facto menjadi sebuah mata uang internasional karena, tidak seperti matauang-matauang lainnya pada waktu itu, nilai dollar itu digaransikan. Jadi pada awal kegiatannya IMF telah mengadopsi dollar sebagai unit moneter internasionalnya.

Pada 15 Agustus 1971, Presiden Nixon menandatangani sebuah perintah eksekutif yang mendeklarasikan sebuah perintah eksekutif yang mendeklarasikan bahwa Amerika Serikat tidak akan lagi menebus dollar-dollar kertasnya dengan emas. Jadi berakhirlah sudah tahap pertama dari metamorfosa IMF. Lembaga keuangan dunia ini bukan sebuah bank sentral yang sebenarnya, karena badan dunia ini tidak dapat menciptakan matauang internasionalnya sendiri. Badan ini harus bergantung pada bank sentral-bank sentral dari negara-negara anggotanya dalam menyediakan uang tunai dan apa yang dinamakan kredit ; akan tetapi, sejak kini dan seterusnya bank sentral-bank sentral dapat mencetak uang sebanyak yang mereka inginkan tanpa batas. 

Tujuan semula IMF adalah untuk mempertahankan tingkat pertukaran antar matauang secara tetap (fixed rates) ; akan tetapi IMF telah melakukan devaluasi matauang lebih dari 200 kali, sebuah rekor yang tidak ada tandingannya di seluruh dunia. Dalam dunia industri swasta, kegagalan sebesar itu mungkin telah menyebabkan perusahaan itu gulung tikar, tapi tidak bagi dunia politik. Semakin besar kegagalan, semakin besar pula tekanan untuk perluasan program itu. Jadi, ketika dollar terlepas dari IMF dan tidak ada lagi standar yang siap mengukur nilai-nilai matauang, maka IMF cukup mengubah tujuannya saja sambil terus memperluas operasinya. Tujuan barunya adalah untuk " mengatasi defisit-defisit perdagangan."

Defisit Perdagangan

Pembicaraan mengenai defisit perdagangan (trade deficit) sangat populer di kalangan politisi, ekonom, dan host  sebuah dialog televisi. Semua orang sepakat bahwa defisit perdagangan itu buruk, tetapi terdapat banyak ketidaksepakatan pada faktor penyebabnya. Mari kita lihat.

Defisit perdagangan adalah suatu kondisi yang terjadi ketika suatu negara mengimpor barang-barang yang nilainya lebih besar daripada yang diekspornya. Dengan kata lain, dalam perdagangan internasional negara itu berbelanja lebih banyak dari pemasukannya. Ini sama dengan situasi dimana seseorang yang memiliki pengeluaran yang lebih besar daripada pendapatannya. Dalam kedua kasus itu, prosesnya tidak bisa dilanjutkan kecuali jika : (1) pemasukan dinaikkan ;(2) uang ditarik keluar dari simpanan ;(3) aset-aset dijual; (4) uang diimitasikan/dipalsukan (counterfeited) atau (5) uang dipinjam. Apabila salah satu dari kelima opsi itu tidak terjadi, maka orang atau negara itu tidak punya pilihan lain kecuali memperketat pengeluarannya.

Menaikkan pendapatan adalah solusi paling baik. Cara ini adalah satu-satunya solusi untuk jangka panjang. Lainnya hanya boleh dilakukan secara temporer saja. Siapapun dapat menaikkan pendapatannya dengan bekerja lebih keras atau lebih cerdik atau lebih lama. Begitu pula yang harus dilakukan oleh sebuah negara. Hal ini akan bisa terlaksana jika industri-industri swasta dibiarkan tumbuh subur dalam sebuah sistem kegiatan usaha bebas (free-enterprise). Permasalahan pada sistem ini adalah bahwa hanya ada segelintir saja politisi yang memahami dan mematuhi kekuatan dinamis dari sistem free-enterprise ini. Dunia para politisi itu dibentuk oleh program-program politik dimana undang-undang dari pasar bebas dimanipulasi untuk mencapai tujuan-tujuan populer politik mereka. Mereka boleh-boleh saja berkehendak meningkatkan pendapatan negara dengan cara menaikkan produktifitasnya, akan tetapi agenda politik mereka menghambat keberhasilan program ekonomi tersebut.

Pilihan kedua adalah dengan mendapatkan uang ekstra yang ditarik dari simpanan-simpanan. Tapi sebenarnya tidak satupun pemerintah di dunia ini yang mempunyai simpanan. Hutang-hutang dan liabilities  mereka telah melebihi aset-aset mereka sendiri dengan perbedaan margin yang sangat besar. Begitu pula halnya sebagian besar industri dan warga negara mereka berada dalam posisi yang sama. Simpanan-simpanan mereka telah habis dipakai pemerintah.

Opsi ketiga, yaitu penjualan aset-aset, juga tidak tersedia untuk kebanyakan negara di dunia. Dengan aset, kami maksudkan adalah barang-barang nyata selain daripada barang-barang dagangan yang biasa untuk dijual. Meski aset-aset ini didefinisikan sebagai aset-aset dalam pengertian luas, namun menurut metodologi akunting mereka diklasifikasikan sebagai inventaris. Satu-satunya aset pemerintah yang siap untuk dijual adalah emas, dan hanya beberapa negara saja yang memiliki timbunan persediaan yang siap dikeluarkan. Bahkan dalam kasus-kasus seperti ini, apa yang sedikit mereka miliki sebenarnya telah dimiliki oleh pemerintah  lain atau bank. Dalam hal aset-aset swasta, negara-negara untuk sementara dapat menjualnya kepada pembeli-pembeli asing dan menutup neraca-neraca perdagangan negatif mereka. Inilah yang terjadi di Amerika Serikat selama bertahun-tahun, seperti bangunan-bangunan perkantoran, saham-saham, pabrik-pabrik dan seluruh perusahaan-perusahaan telah dijuali kepada investor-investor asing. Akan tetapi, faktanya masih tetap saja negara itu berpengeluaran lebih banyak daripada pemasukannya, dan proses itu tidak dapat berlanjut tanpa batas waktu. Kepemilikan dan pengendalian asing atas industri dan perdagangan juga menciptakan masalah-masalah sosial dan politik. Walau demikian negara-negara terbelakang tidak perlu mencemaskan keadaan-keadaan seperti itu, karena mereka masih memiliki beberapa aset swasta untuk dijual.

bersambung

Tuesday, December 3, 2013

Arab gold


Ron Paul, mantan Senator partai Republik  memberi kesimpulan pidatonya pada tahun 2006 sbb :
The chaos that one day will ensue from our 35-year experiment with worldwide fiat money will require a return to money of real value. We will know that day is approaching when oil-producing countries demand gold, or its equivalent, for their oil rather than dollars or euros.* (Satu hari nanti akan terjadi kekacauan sebagai akibat dari eksperimen kita selama 35 tahun dengan uang kertas (dollar) yang berlaku di seluruh dunia ketika mereka menuntut berlakunya kembali mata uang riil (emas). Kita tahu bahwa hari tersebut semakin dekat ketika negara-negara produsen minyak meminta dibayar dengan emas atau yang sejenisnya, daripada dengan dollar atau euro)
Bagi kebanyakan orang bahkan hingga hari ini, komentar di atas mungkin terlalu berlebihan, tetapi mereka akan salah untuk tidak mempertimbangkan hal tersebut secara serius bila memperhatikan hal-hal berikut.

Kemungkinan kematian the petrodollar ini meningkat lebih cepat untuk 2 alasan. Pertama, konsumsi minyak AS telah jatuh dari 38% dari total komsumsi dunia tahun 1965 hingga kurang dari 20% saat ini, sementara konsumsi minyak Asia Pasifik telah meningkat 3 kali lipat menjadi lebih dari 33%. Lebih jauh seiring dengan produksi minyak AS walau dalam jumlah kecil maka impor minyak AS cenderung berkurang di tahun-tahun mendatang, mungkin akan mengurangi defisit minyaknya sama sekali , meniadakan kebutuhan akan  petrodollars. Hal ini menyebabkan negara-negara Arab dengan tumpukan petrodollar yang tidak berguna. 

Gambar di bawah menunjukkan bersarnya masalah yang dihadapi.
Middle-East oil and gas revenue

Dalam 30 tahun  sebelum tahun 2000, total penghasilan dari ekspor energi sebesar $3.5 trillion dan dalam 13 tahun berikutnya mencapai lebih dari $8 trillion.

Kedua, kegagalan AS mendukung Mubarak di Mesir, perubahan kebijakan di Syria dan melonggarnya kebijakan mereka terhadap Iran telah mengubah relasi jangka panjang dengan Arab Saudi, memaksanya untuk mempertimbangkan kembali pilihan strategis untuk masa depan dan untuk menjaga kepentingan sendiri . Arab Saudi  menemukan bahwa Amerika tidak lagi siap untuk menjadi polisi regional. Dan ketika Rusia berhasil merayu AS untuk membantu Syria, ini sama saja dengan ketidakamanan bagi Arab Saudi.

Seseorang dapat saja mengatakan bahwa ini adalah masalah uang semata, tetapi realitasnya adalah kelelahan pemilu AS setelah (kekalahan perang)  di Iraq dan Afghanistan ; maka penilaian ulang yang logis menunjukkan masa depan kawasan baik perdagangan dan politik strategis telah meningkatkan perhatian serius terhadap Asia dan Eropa bukan AS. 

Mata uang pengganti dollar bukanlah perhatian kita saat ini. Apa yang lebih menarik adalah prilaku kawasan terhadap emas, yang diakuisisi dalam jumlah besar hingga pertengahan 1990-an, sebagai proteksi nilai sejauh ini. Yang menarik, ada penemuan dari kontak saya di industri pemurnian logam Swiss bahwa emas batangan LBMA 400 ounce saat ini sedang dilebur ulang dalam bentuk emas batangan Cina 24 karat standar 1 kilogram. 

Hal ini memang tidak serta merta menjelaskan bahwa Arab sedang menggeser posisi dollar. Namun dalam perdagangan kawasan dan kebijakan strategis, membeli emas sebagai proteksi untuk kemudian dijual kembali dalam bentuk dollar adalah tidak masuk akal. Sebab ada bergunung-gunung tumpukan dollar  di Arab Saudi saat ini.

Bagaimanapun juga, orang Arab tahu bahwa bila mereka menjual dollarnya mereka sedang mengambil risiko menghacurkan rezim mata uang kertas di seluruh dunia. Maka adalah mungkin kini mereka sedang mencari alternatif untuk mengambil setidaknya sejumlah proporsi penghasilan mereka disimpan dalam emas atau yang setara, sebagaimana yang Ron Paul prediksi.

sumber : http://www.financeandeconomics.org/arab-gold/

Serigala Berbulu Domba (1)

Pertemuan di Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944, dihadiri Sosialis-Sosialis terkenal di dunia untuk mendirikan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) sebagai kendaraan  untuk melenyapan emas dari dunia keuangan ; agenda tersembunyi di belakang IMF dan WB ini membuka kedok kedua lembaga dunia itu sebagai pembangun sosialisme dunia ; peran dari the Federal Reserve dalam menciptakan Sosialisme Dunia.

Tujuan-tujuan yang dipublikasikan dari kedua organisasi dunia ini patut dipuji. Bank Dunia bertujuan untuk menyediakan pinjaman-pinjaman untuk negara-negara terbelakang yang dicabik-cabik oleh perang untuk membangun perekonomian mereka supaya menjadi lebih baik. IMF dimaksudkan untuk mengembangkan kerjasama moneter di antara negara-negara di dunia dengan mempertahankan tingkat-tingkat pertukaran yang tetap (fixed exchange rates) di antara matauang-matauang (currencies) dari negara-negara itu. Tetapi metoda yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu sangat mengecewakan. Tujuan dari metoda itu adalah untuk mengakhiri penggunaan emas sebagai basis pertukaran mata uang internasional dan digantikan dengan standar kertas yang dapat dimanipulasi secara politik. Dengan kata lain, metoda ini untuk membuat pemerintah-pemerintah di seluruh dunia terbebas dari disiplin emas sehingga mereka dapat menciptakan uang keluar dari kehampaan (to create money out of nothing) tanpa membayar penalti apapun apabila matauang-matauang mereka jatuh nilainya di pasaran.

Sebelum pertemuan itu, matauang-matauang mereka di dunia pada umumnya dipertukarkan berdasarkan nilai emas mereka, dan pengaturannya dinamakan "standar pertukaran emas" (gold-exchange standard). Ini berbeda dengan "standar emas" (gold-standard) dimana sebuah mata uang ditopang oleh emas. Pada Sistem Standar Pertukaran Emas, rasio-rasio pertukaran dari berbagai mata uang -kebanyakan tidak ditopang oleh emas- ditetapkan dengan cara  berapa banyak emas dapat mereka beli di pasar terbuka. Oleh sebab itu, nilai-nilai dari matauang-matauang itu ditetapkan berdasarkan pada hukum permintaan dan penawaran. Para politisi dan bankir sangat membenci pengaturan ini, karena sistem ini berada di luar kemampuan mereka untuk melakukan manipulasi. Pada masa lalu, sistem ini berfungsi sebagai sebuah mekanisme yang sangat efisien  sekaligus sebagai sebuah disiplin ketat.

Metoda yang digunakan untuk menghantam sistem ini adalah dengan pendirian sebuah bank sentral-kini Bank Sentral Dunia- yang akan menciptakan sebuah uang fiat bersama untuk semua negara dan kemudian mengajak mereka untuk menaikkan bersama-sama pada tingkat yang kira-kira sama. Tambahan pula harus ada semacam dana asuransi internasional yang akan menyalurkan secara cepat uang fiat itu ke setiap negara yang secara temporer membutuhkannya untuk menghadapi krisis mata uang. The IMF dilahirkan dengan perlengkapan-perlengkapan yang belum berkembang penuh, persis seperti halnya Federal Reserve yang belum berkembang penuh pada saat ia dilahirkan. Meski demikian, ini adalah sebuah rencana induk (master plan), dan rencana induk ini diluncurkan dengan semua struktur utama telah siap. Tambahan-tambahan dan perubahan-perubahan yang diperlukan akan terus dilakukan di masa mendatang.

Tokoh-tokoh paling berperan dalam rencana ini adalah seorang Sosialis Fabian asal Inggris John Maynard Keynes, dan asisten Menteri Keuangan AS Harry Dexter White.

Kaum Fabian adalah sebuah kelompok elit intelektual yang mendirikan sebuah perhimpunan semi-rahasia yang bertujuan untuk menyebarluaskan Sosialisme ke negara-negara di seluruh dunia. Sementara kaum komunis ingin mendirikan Sosialisme tersebut secara cepat melalui kekerasan dan revolusi, kaum Fabian lebih suka melakukannya secara perlahan melalui propaganda dan legislasi.

The IMF nampak seolah-olah merupakan bagian dari United Nations (PBB), persis seperti The Fed yang nampak sebagai bagian dari pemerintah AS, tapi sebenarnya sama sekali independen (sebagaimana BI independen dari pemerintah RI). IMF didanani berdasarkan kuota, oleh hampir oleh 200 negara anggota. Sumbangan terbesar berasal dari negara-negara industri sangat maju seperti Inggris raya, Jepang, Perancis, dan Jerman. AS menyumbang paling banyak, kira-kira 20% dari total.

Salah satu kegiatan rutin di IMF adalah mempertukarkan matauang-matauang tidak berharga dengan dollar sehingga negara-negara lemah dapat membayar rekening-rekening internasional mereka. Tujuannya untuk mengatasi masalah-masalah "cash-flow" temporer mereka. 

Walaupun upaya untuk berlepas diri dari standar pertukaran emas merupakan tujuan jangka panjang, namun satu-satunya cara dari IMF untuk meyakinkan negara-negara lain agar mau berpartisipasi pada tingkat permulaan adalah dengan memakai emas itu sendiri sebagai sebuah sandaran untuk pasokan uangnya sendiri-sekurang-kurannya sebagai kebijakan sementara. Sebagaiman Keynes menjelaskan :
Saya rasa bahwa bank-bank sentral terkemuka tidak akan pernah secara sukarela melepaskan bentuk-bentuk standar emas yang berlaku pada saat ini ; dan saya tidak menginginkan kekerasan untuk membuat mereka melepaskannya secara terpaksa.Oleh sebab itu, satu-satunya cara terletak pada evolusi bertahap dalam bentuk-bentuk sebuah matauang dunia yang terkelola, dengan mengambil se  standar emas yang ada sebagai sebuah titik awal."     

bersambung