www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, December 3, 2013

Arab gold


Ron Paul, mantan Senator partai Republik  memberi kesimpulan pidatonya pada tahun 2006 sbb :
The chaos that one day will ensue from our 35-year experiment with worldwide fiat money will require a return to money of real value. We will know that day is approaching when oil-producing countries demand gold, or its equivalent, for their oil rather than dollars or euros.* (Satu hari nanti akan terjadi kekacauan sebagai akibat dari eksperimen kita selama 35 tahun dengan uang kertas (dollar) yang berlaku di seluruh dunia ketika mereka menuntut berlakunya kembali mata uang riil (emas). Kita tahu bahwa hari tersebut semakin dekat ketika negara-negara produsen minyak meminta dibayar dengan emas atau yang sejenisnya, daripada dengan dollar atau euro)
Bagi kebanyakan orang bahkan hingga hari ini, komentar di atas mungkin terlalu berlebihan, tetapi mereka akan salah untuk tidak mempertimbangkan hal tersebut secara serius bila memperhatikan hal-hal berikut.

Kemungkinan kematian the petrodollar ini meningkat lebih cepat untuk 2 alasan. Pertama, konsumsi minyak AS telah jatuh dari 38% dari total komsumsi dunia tahun 1965 hingga kurang dari 20% saat ini, sementara konsumsi minyak Asia Pasifik telah meningkat 3 kali lipat menjadi lebih dari 33%. Lebih jauh seiring dengan produksi minyak AS walau dalam jumlah kecil maka impor minyak AS cenderung berkurang di tahun-tahun mendatang, mungkin akan mengurangi defisit minyaknya sama sekali , meniadakan kebutuhan akan  petrodollars. Hal ini menyebabkan negara-negara Arab dengan tumpukan petrodollar yang tidak berguna. 

Gambar di bawah menunjukkan bersarnya masalah yang dihadapi.
Middle-East oil and gas revenue

Dalam 30 tahun  sebelum tahun 2000, total penghasilan dari ekspor energi sebesar $3.5 trillion dan dalam 13 tahun berikutnya mencapai lebih dari $8 trillion.

Kedua, kegagalan AS mendukung Mubarak di Mesir, perubahan kebijakan di Syria dan melonggarnya kebijakan mereka terhadap Iran telah mengubah relasi jangka panjang dengan Arab Saudi, memaksanya untuk mempertimbangkan kembali pilihan strategis untuk masa depan dan untuk menjaga kepentingan sendiri . Arab Saudi  menemukan bahwa Amerika tidak lagi siap untuk menjadi polisi regional. Dan ketika Rusia berhasil merayu AS untuk membantu Syria, ini sama saja dengan ketidakamanan bagi Arab Saudi.

Seseorang dapat saja mengatakan bahwa ini adalah masalah uang semata, tetapi realitasnya adalah kelelahan pemilu AS setelah (kekalahan perang)  di Iraq dan Afghanistan ; maka penilaian ulang yang logis menunjukkan masa depan kawasan baik perdagangan dan politik strategis telah meningkatkan perhatian serius terhadap Asia dan Eropa bukan AS. 

Mata uang pengganti dollar bukanlah perhatian kita saat ini. Apa yang lebih menarik adalah prilaku kawasan terhadap emas, yang diakuisisi dalam jumlah besar hingga pertengahan 1990-an, sebagai proteksi nilai sejauh ini. Yang menarik, ada penemuan dari kontak saya di industri pemurnian logam Swiss bahwa emas batangan LBMA 400 ounce saat ini sedang dilebur ulang dalam bentuk emas batangan Cina 24 karat standar 1 kilogram. 

Hal ini memang tidak serta merta menjelaskan bahwa Arab sedang menggeser posisi dollar. Namun dalam perdagangan kawasan dan kebijakan strategis, membeli emas sebagai proteksi untuk kemudian dijual kembali dalam bentuk dollar adalah tidak masuk akal. Sebab ada bergunung-gunung tumpukan dollar  di Arab Saudi saat ini.

Bagaimanapun juga, orang Arab tahu bahwa bila mereka menjual dollarnya mereka sedang mengambil risiko menghacurkan rezim mata uang kertas di seluruh dunia. Maka adalah mungkin kini mereka sedang mencari alternatif untuk mengambil setidaknya sejumlah proporsi penghasilan mereka disimpan dalam emas atau yang setara, sebagaimana yang Ron Paul prediksi.

sumber : http://www.financeandeconomics.org/arab-gold/

No comments: