www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, December 16, 2013

Gold and Commodities

Hubungan antara emas dan komoditas pada dasarnya adalah hubungan yang sederhana. Bila kita melihat grafik jangka panjang harga minyak dalam emas sebagai contoh, Anda akan menemukan bahwa garis yang relatif konstan dibanding harga minyak dalam dollar. Pada tahun 1965, emas senilai $35  dan harga minyak adalah $2,9 per barrel, jadi harga minyak dalam emas adalah 0.083 ounce. Hari ini harga emas adalah  $1.250 dan minyak adalah  $95, jadi harga minyak dalam emas adalah  0.076 ounce. Oleh karenanya harga minyak dalam emas hampir tidak berubah dalam 40 tahun terakhir dibanding harga minyak dalam dollar yang telah naik sebanyak 33 kali.

Apa yang sebenarnya terjadi?  Daya beli dollar telah jatuh. Sejak tahun 1965 jumlah emas dunia telah meningkat 2 kali, dengan asumsi faktor-faktor lain tetap, hal ini sama dengan kenaikan harga minyak dalam emas (yang relatif konstan). Pada saat yang sama  jumlah uang (total uang dollar  yang beredar dan yang tersimpan dalam deposito bank) telah meningkat 33 kali, yang secara konsisten sama dengan kenaikan harga minyak dalam dollar.

Ada fluktuasi harga yang signifikan dari sisi  minyak sebagaimana biasa. Sebelum krisis Lehman pada pertengahan 2008, harga minyak mencapai puncaknya dengan nilai $140 sebelum akhirnya jatuh di angka di bawah $40 di akhir tahun, atau dalam perspektif emas, dari 0,14 ounce menjadi 0.05 ounce, sehingga tidak ada presisi dalam hubungannya. Bagaimanapun, seiring kondisi ekonomi kembali stabil, akan nyata harga emas dalam perspektif mata uang kertas akan seiring dengan nilai komoditas.

Untuk alasan ini, sejumlah analis melakukan kesalahan dengan mengkaitkan harga emas dengan siklus komoditas secara umum. Asumsi dari tren ini mengabaikan peranan moneter emas pada saat inflasi massif dan sistem yang berisiko. Ini tidaklah mengejutkan, karena sejauh ini saya melihat bahwa tidak satupun analis komoditas mempertimbangkan kemungkinan perubahan harga sebuah komoditas boleh jadi karena perubahan daya beli mata uang kertas.

Untuk alasan ini, mereka akan menggunakan baik analisis teknikal atau akan fokus pada permintaan prospektif sebuah komoditas dalam kacamata ekonomi global. Kedua pendekatan ini pada dasarnya subjektif.

Situasi moneter hari ini adalah ekstrem dimana tidak adanya konsensus yang disepakati. Mari ambil dua fakta yang sederhana ; pemerintah saat ini dibiayai oleh bank sentral mereka dengan berbagai produk derivatif yang tidak bersandar pada sektor riil sama sekali, yang tentu akan menghadap risiko krisis yang parah. 

Tidak hanya ada deviasi yang signifikan antara harga emas dan komoditas pada masa lalu, tetapi masa lalu tidak dapat dijadikan panduan untuk menilai posisi saat ini. Inflasi mata uang hari ini adalah sebuah masalah yang nyata dan terus berkembang, dan mereka yang berfikir bahwa emas akan terus berprilaku seperti komoditas lainnya benar-benar telah melakukan kesalahan.  



No comments: