www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Monday, December 16, 2013

Serigala berbulu domba (2)

Memiliki emas bagi warga negara Amerika Serikat pada waktu itu merupakan sebuah tindakan yang ilegal, akan tetapi siapa saja di dunia ini dapat menukarkan dollar-dollar kertas  mereka dengan emas pada harga tetap $35 per ounce. Ini membuat dollar kertas itu secara de facto menjadi sebuah mata uang internasional karena, tidak seperti matauang-matauang lainnya pada waktu itu, nilai dollar itu digaransikan. Jadi pada awal kegiatannya IMF telah mengadopsi dollar sebagai unit moneter internasionalnya.

Pada 15 Agustus 1971, Presiden Nixon menandatangani sebuah perintah eksekutif yang mendeklarasikan sebuah perintah eksekutif yang mendeklarasikan bahwa Amerika Serikat tidak akan lagi menebus dollar-dollar kertasnya dengan emas. Jadi berakhirlah sudah tahap pertama dari metamorfosa IMF. Lembaga keuangan dunia ini bukan sebuah bank sentral yang sebenarnya, karena badan dunia ini tidak dapat menciptakan matauang internasionalnya sendiri. Badan ini harus bergantung pada bank sentral-bank sentral dari negara-negara anggotanya dalam menyediakan uang tunai dan apa yang dinamakan kredit ; akan tetapi, sejak kini dan seterusnya bank sentral-bank sentral dapat mencetak uang sebanyak yang mereka inginkan tanpa batas. 

Tujuan semula IMF adalah untuk mempertahankan tingkat pertukaran antar matauang secara tetap (fixed rates) ; akan tetapi IMF telah melakukan devaluasi matauang lebih dari 200 kali, sebuah rekor yang tidak ada tandingannya di seluruh dunia. Dalam dunia industri swasta, kegagalan sebesar itu mungkin telah menyebabkan perusahaan itu gulung tikar, tapi tidak bagi dunia politik. Semakin besar kegagalan, semakin besar pula tekanan untuk perluasan program itu. Jadi, ketika dollar terlepas dari IMF dan tidak ada lagi standar yang siap mengukur nilai-nilai matauang, maka IMF cukup mengubah tujuannya saja sambil terus memperluas operasinya. Tujuan barunya adalah untuk " mengatasi defisit-defisit perdagangan."

Defisit Perdagangan

Pembicaraan mengenai defisit perdagangan (trade deficit) sangat populer di kalangan politisi, ekonom, dan host  sebuah dialog televisi. Semua orang sepakat bahwa defisit perdagangan itu buruk, tetapi terdapat banyak ketidaksepakatan pada faktor penyebabnya. Mari kita lihat.

Defisit perdagangan adalah suatu kondisi yang terjadi ketika suatu negara mengimpor barang-barang yang nilainya lebih besar daripada yang diekspornya. Dengan kata lain, dalam perdagangan internasional negara itu berbelanja lebih banyak dari pemasukannya. Ini sama dengan situasi dimana seseorang yang memiliki pengeluaran yang lebih besar daripada pendapatannya. Dalam kedua kasus itu, prosesnya tidak bisa dilanjutkan kecuali jika : (1) pemasukan dinaikkan ;(2) uang ditarik keluar dari simpanan ;(3) aset-aset dijual; (4) uang diimitasikan/dipalsukan (counterfeited) atau (5) uang dipinjam. Apabila salah satu dari kelima opsi itu tidak terjadi, maka orang atau negara itu tidak punya pilihan lain kecuali memperketat pengeluarannya.

Menaikkan pendapatan adalah solusi paling baik. Cara ini adalah satu-satunya solusi untuk jangka panjang. Lainnya hanya boleh dilakukan secara temporer saja. Siapapun dapat menaikkan pendapatannya dengan bekerja lebih keras atau lebih cerdik atau lebih lama. Begitu pula yang harus dilakukan oleh sebuah negara. Hal ini akan bisa terlaksana jika industri-industri swasta dibiarkan tumbuh subur dalam sebuah sistem kegiatan usaha bebas (free-enterprise). Permasalahan pada sistem ini adalah bahwa hanya ada segelintir saja politisi yang memahami dan mematuhi kekuatan dinamis dari sistem free-enterprise ini. Dunia para politisi itu dibentuk oleh program-program politik dimana undang-undang dari pasar bebas dimanipulasi untuk mencapai tujuan-tujuan populer politik mereka. Mereka boleh-boleh saja berkehendak meningkatkan pendapatan negara dengan cara menaikkan produktifitasnya, akan tetapi agenda politik mereka menghambat keberhasilan program ekonomi tersebut.

Pilihan kedua adalah dengan mendapatkan uang ekstra yang ditarik dari simpanan-simpanan. Tapi sebenarnya tidak satupun pemerintah di dunia ini yang mempunyai simpanan. Hutang-hutang dan liabilities  mereka telah melebihi aset-aset mereka sendiri dengan perbedaan margin yang sangat besar. Begitu pula halnya sebagian besar industri dan warga negara mereka berada dalam posisi yang sama. Simpanan-simpanan mereka telah habis dipakai pemerintah.

Opsi ketiga, yaitu penjualan aset-aset, juga tidak tersedia untuk kebanyakan negara di dunia. Dengan aset, kami maksudkan adalah barang-barang nyata selain daripada barang-barang dagangan yang biasa untuk dijual. Meski aset-aset ini didefinisikan sebagai aset-aset dalam pengertian luas, namun menurut metodologi akunting mereka diklasifikasikan sebagai inventaris. Satu-satunya aset pemerintah yang siap untuk dijual adalah emas, dan hanya beberapa negara saja yang memiliki timbunan persediaan yang siap dikeluarkan. Bahkan dalam kasus-kasus seperti ini, apa yang sedikit mereka miliki sebenarnya telah dimiliki oleh pemerintah  lain atau bank. Dalam hal aset-aset swasta, negara-negara untuk sementara dapat menjualnya kepada pembeli-pembeli asing dan menutup neraca-neraca perdagangan negatif mereka. Inilah yang terjadi di Amerika Serikat selama bertahun-tahun, seperti bangunan-bangunan perkantoran, saham-saham, pabrik-pabrik dan seluruh perusahaan-perusahaan telah dijuali kepada investor-investor asing. Akan tetapi, faktanya masih tetap saja negara itu berpengeluaran lebih banyak daripada pemasukannya, dan proses itu tidak dapat berlanjut tanpa batas waktu. Kepemilikan dan pengendalian asing atas industri dan perdagangan juga menciptakan masalah-masalah sosial dan politik. Walau demikian negara-negara terbelakang tidak perlu mencemaskan keadaan-keadaan seperti itu, karena mereka masih memiliki beberapa aset swasta untuk dijual.

bersambung

No comments: