www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, April 29, 2014

Perang Militer , Perang Ekonomi, dan Perang Mata Uang

  Di Eropa eskalasi akan terus meningkat di Ukraina yang berpotensi menimbulkan perang gobal yang melibatkan AS dan Rusia.

Di Timur Tengah khususnya di Suriah perang antara rezim Assad yang didukung Iran dan syiah Lebanon melawan rakyat Suriah akan berlangsung lama. Amerika, Israel, Rusia dan Cina memiliki kepentingan terhadap kawasan ini. Dan dalam  satu titik mereka akan bergandengan tangan melawan pasukan revolusi.

Begitu pula yang terjadi di Palestina, perang melawan Israel  ini pun akan menuju pada perang global. Satu kawasan dengan kawasan lain akan saling mempengaruhi.

Perang mata uang juga sudah terjadi dalam waktu yang lama. Saat ini mata uang Yen Jepang, Renminbi Cina, dan Ruble Rusia sedang melemah. Dollar AS akan menjadi mata uang berikutnya yang akan melemah. Dan ketika itu terjadi, pelemahannya akan terjadi dengan sangat cepat.

Ekonomi Amerika saat ini bertopang dengan pencetakan uang dalam jumlah besar, Dollar masih menjadi mata uang utama dunia. Namun Dollar tidak akan bisa terus menjadi fondasi mata uang dunia dengan  utang triliunan Dollar, terlebih ketika utangnya akan terus bertambah secara eksponensial.

Sayangnya melemahnya Dollar diikuti dengan makin terlibatnya Amerika dalam perang baik ekonomi maupun militer. Dalam sejarah inilah yang terjadi pada seluruh kerajaan sebelum kolaps.

Di dalam setiap konflik emas dapat menjadi barometer yang riil. Grafik di atas adalah pergerakan harga emas dalam beberapa tahun terakhir. Kita mula dari Oktober 2008 hingga Agustus 2011 ketika harga emas naik dari  $680 menjadi $1.920.  Kenaikan 180% hanya kurang dari 3 tahun, begitu pula harga dinar pada Oktober 2008 harga dinar adalah Rp 1.197.000 dan Agustus 2011 berada pada angka Rp 2.172.000. Dan dalam hitungan bulan yaitu Januari 2011 hingga Agustus 2011 harga emas naik dari $1.308 menjadi $1.920 atau naik 47%. Artinya dalam hitungan bulan harga emas atau dinar bisa mengalami lonjakan yang cukup besar.



No comments: