www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Tuesday, September 9, 2014

Bank Sentral dan Timbangannya

Dalam ilmu Fisika ada acuan konstan sebagai patokan untuk mengamati fenomena alam, seperti mengukur kecepatan objek ketika jatuh, titik beku air, atau lama satu kali rotasi bumi pada porosnya. Sayangnya ilmu ekonomi dan dunia finansial memiliki kelemahan dalam hal ini. Ilmu ekonomi lebih mengacu pada asumsi, indeks, aproksimasi, averages dll yang mana akurasinya pun masih bisa dipertanyakan dalam dunia  nyata.

Kerajaan monarki kuno sering kali menutupi kelemahan ekonominya dengan menurunkan standar mata uang (koin) logam mereka, seperti menurunkan kandungan logam atau mengurangi timbangannya. Sehingga mereka dapat meningkatkan suplay uang mereka untuk belanja negara.
Akhirnya nilai pasar koin mereka tidak sama dengan nilai instrinsiknya. Hal inilah yang dipraktekkan negara-negara modern saat ini jauh lebih kreatif.

Bank sentral dunia menikmati betul praktek ini. Mereka mempunyai kepentingan yang besar agar sistem seperti ini tetap eksis, sistem moneter berbasis uang yang nilai pasarnya jauh berbeda dengan nilai bahan bakunya (intrinsik). Sehingga dunia saat ini tidak memiliki timbangan yang adil untuk mengukur nilai sesuatu seperti emas dan perak atau dinar dan dirham.

Untuk menjamin agar sistem ini tetap berjalan, mereka bersusah payah agar timbangan yang adil ini tidak naik ke permukaan. Yang mereka lakukan adalah terus mencetak uang dari awang-awang untuk melunasi utang-utang pemerintah yang nyaris gagal bayar, seraya terus melakukan kampanye hitam terhadap emas, dan komoditas lain (seperi minyak, pertanian, logam mulia lain) di saat harganya sedang turun seperti saat ini, yang tujuannya adalah agar dunia selamanya tidak memiliki timbangan yang adil dalam mengukur barang dan jasa. Sehingga dengan ini mereka ingin menjamin sistem moneter yang mereka bangun tetap eksis. 

Maka menjauhlah dari produk investasi finansial yang tidak ada kaitannya dengan sektor riil, mulai membangun  aktivitas sektor rill, sebelum pasar finansial kelihatan wajah aslinya.


No comments: