www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Wednesday, December 17, 2014

Krismon Rusia

Rusia tengah dilanda krisis Moneter. Ruble Rusia kemarin malam benar-benar jatuh, turun 19% hanya dalam semalam. Kepanikan pun melanda, konsumen menyerbu pusat perbelanjaan untuk menukar mata uang mereka dengan mesin cuci, laptop, TV atau apapun yang bernilai untuk menghindari efek melorotnya mata uang dalam waktu singkat.

Ada dua faktor utama jatuhnya nilai Ruble. Pertama, jatuhnya harga minyak dunia, Kedua, sanksi ekonomi Uni Eropa dan Amerika terkait invasi ke Krimea.

Harga minyak dunia yang awal tahun ini masih berada pada kisaran $110 per barel kini telah jatuh separuhnya atau $55 Dollar hari ini. Hal ini memukul Rusia dengan telak, sebab separuh pendapatan negara adalah dari minyak dan gas bumi. 

Perdana menteri Putin pun panik. Kebijakan bank sentral menguras devisa untuk membeli Ruble untuk mendongkrak harga sia-sia. Kenaikan suku bunga yang membabi buta untuk menggenjot permintaan Ruble ditanggapi dingin. 

Bagaimana skenario berikutnya? Putin bisa saja memelas ke UE dan AS untuk melonggarkan sanksi. Namun Putin nampaknya enggan melakukannya. Yang terjadi saat ini adalah rush dimana-mana, ketakutan akan makin jatuhnya Ruble terus merebak. Maka momok Hyperinflasi akan membayangi ekonomi Rusia.  Ini berawal dari jatuhnya mata uang kertas mereka Ruble Rusia (Being Robbed by America)

Monday, December 15, 2014

Why Austria Is Likely To Repatriate Its Gold From London



Setelah Jerman, isu penarikan cadangan emas dari bank sentral asing kembali mengemuka. Austria adalah negara yang sedang mengkaji rencana penarikan cadangan emas mereka di bank sentral asing (Bank of England).

Austria memiliki cadangan emas 280 ton, yang justru sebagian besar cadangannya tersimpan di bank sentral Inggris sejumlah 80%, di bank sentral Swiss 3%, dan Vienna Austria sendiri hanya 17%.

Sejak bulan Mei lalu berbagai peristiwa penting telah terjadi seperti : bank sentral Rusia menaikkan cadangan emasnya secara signifikan, Cina yang terus melakukan impor emas dalam jumlah besar, rakyat Swiss yang mulai khawatir dengan cadangan emasnya di luar negeri (Swiss Referendum 30/11), Belanda yang menarik emasnya dari The Fed New Yorl sebesar 122,5 ton dan Belgia yang mengeluarkan pernyataan untuk melakukan invetigasi untuk menarik emasnya dari luar. Seluruh peristiwa ini adalah demam global dunia terkait aset emasnya.  Hal inilah yang menyebabkan Austria pun gugup untuk melakukan langkah yang sama.
 
Namun tentu saja untuk menjaga kestabilan politik luar negerinya, Austria ingin melakukannya secara bertahap. Gambar di samping adalah cadangan emas Austria yang dialokasikan dan yang tidak dialokasikan. Ada penurunan bertahap terhadap cadangan emas mereka yang tidak dialokasikan.