www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, July 29, 2016

Petaka Berpaling dari al-Qur’an

DALAM kehidupan manusia, orang yang berpaling dari al-Qur’an dan mengabaikan ajarannya, sesungguhnya itulah awal dari segala kesengsaraan hidupnya kelak.
Fikirannya terbuai dalam angan-angan kosong yang dijanjikan oleh setan, kawan barunya. Sedang dirinya tenggelam dalam kubang maksiat kepada Allah.

Hal itu dikatakan pengarang Tafsir Fathu al-Qadir, asy-Syaukani, mengutip pendapat az-Zujaj, siapa di antara manusia yang berpaling dari al-Qur’an dan lalai dari mempelajari hikmah yang terkandung di dalamnya, niscaya Allah timpakan kepadanya pertemanan dengan setan.
Layaknya sekawan yang karib (qarin) orang itu kini tak lagi berjarak dengan setan. Padahal setan adalah biang kerok dari segala keburukan dan kesengsaraan dunia akhirat.
Karena “terlanjur” akrab, alih-alih mampu menolak, jiwa yang sudah tertipu itu tak sungkan lagi menuruti segala bisikan yang membuatnya terjerat dalam perangkap jahat setan.
Orang yang jauh dari hidayah Allah itu merasa nyaman dan enteng dengan keburukan serta kemaksiatan, sedang ia justru gelisah kala berinteraksi dengan kebenaran al-Qur’an atau diajak kepada kebaikan.

Inilah akibat daripada lalai mempelajari al-Qur’an atau tidak peduli dengan tuntunan yang disyariatkan. Orang tersebut dijauhkan dari kenikmatan iman, Islam, serta ukhuwah.
Oleh Allah, orang itu kelak mendapatkan hukuman yang setimpal dan penyesalan tiada berbatas.
“Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman yang berkata: Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan (Hari Kiamat)? Apakah jika kita telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang? Apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?
Berkata pulalah ia: Maukah kamu meninjau (temanku itu)? Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala. Ia berkata (pula): Demi Allah, Sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku. Jikalau tidaklah karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret (ke neraka).” (Surah ash-Shaffat [37]: 51).
Bahaya Islam Phobia

Lebih jauh Ahmad bin Musthafa al-Maraghi, mengurai dampak yang sangat dahsyat dari sikap menyepelekan al-Qur’an.
Menurutnya, orang yang berani mengabaikan syariat agama dan tenggelam dalam kelezatan dunia, Allah menjadikan dirinya terbelenggu oleh tipu daya setan.
Saban waktu pikiran orang tersebut hanya dijejali oleh pesona syahwat dunia dan materi yang melenakan.

Menurut pengarang Tafsir al-Maraghi tersebut, ketika hal itu menimpa, orang yang terjangkiti virus  anti al-Qur’an mendadak berubah menjadi sosok Islamophobia.
Ia berbalik arah menjadi orang terdepan yang menentang ajaran al-Qur’an dan syariat Islam.
Setiap waktu ia justru larut dalam diskusi pemikiran dan perilaku yang merugikan serta menyakiti umat Islam.

Dikatakan, ibarat seekor lalat yang suka hinggap di berbagai kotoran atau lingkungan yang jorok, orang yang berpaling dari al-Qur’an itu hanya melahirkan keburukan dan maksiat kepada Allah.
Atas nama pembaruan agama misalnya, mereka justru telah menistakan kesucian agama dengan cara berfikir yang nyeleneh.

Boleh jadi inilah yang menimpa sekelompok masyarakat yang dikenal dengan pemuja aliran Sipilis (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme).
Meski kelompok itu datang mengatasnamakan gerakan Islam pembaruan atau pembebasan akal, tetapi sebenarnya mereka datang dengan racun pemikiran yang berbahaya buat umat Islam.
Faktanya, dengan karunia nalar yang diberikan oleh Allah, mereka justru berusaha mengobok-obok ajaran Islam.
Silih berganti syubhat dan syahwat mereka hembuskan kepada umat Islam hanya untuk mengaburkan nilai-nilai al-Qur’an.

Ironisnya, demikian itu bukan karena tak paham dengan ajaran Islam, sebab tak sedikit di antara mereka berlatar akademisi bahkan tergolong cendekia yang punya segudang ilmu pengetahuan.
Alhasil, tak ada alasan menunda untuk mengaca kembali kepada hikmah yang dikandung dalam al-Qur’an. Sebab di sana ada telaga jernih tempat hati bercermin mematut diri kembali.
Boleh jadi jiwa ini tak mampu merasakan kenikmatan membaca al-Qur’an bersebab kotoran yang melekat di dalam hati.
Boleh jadi hati ini keras karena mulai berpaling dari dakwah dan syariat yang digariskan oleh Allah.
Allah berfirman:
ومن يعش عن ذكر الرحمن نقيض له شيطانا فهو له قرين، وإنهم ليصدونهم عن السبيل ويحسبون أنهم مهتدون
“Siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (al-Quran), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (Surah az-Zukhruf [43]: 36-37).*/Masykur Abu Jaulah

Tuesday, July 26, 2016

Data Statistik Emas Swiss Juni : Anomali Arus Balik Emas


Ada yang menarik dari data statistik negara finansial dunia, Swiss. Yaitu data arus masuk dan keluar atau  ekspor dan impor komoditas emas. Kita mengenal selain sebagai pusat finansial dunia, Swiss juga terkenal sebagai negara industri perdagangan emas internasional. Data statistik bulan Juni lalu Swiss melakukan Impor dalam jumlah besar dari Uni Emirat Arab, Hongkong, dan Thailand. UAE dan Hongkong adalah negara yang tidak memproduksi emas secara domestik, sedangkan Thailand memproduksi hanya dalam jumlah kecil.Artinya ini adalah aktivitas mengambil keuntungan dari pasar Asia memanfaatkan margin kenaikan beberapa pekan terakhir.

Lalu kemana impor emas Swiss ini mengalir? Ternyata dalam jumlah besar mengalir ke Inggris dan AS, dua negara yang terkenal dengan aktivitas ekspor emasnya, kini melakukan hal yang  sebaliknya. Kuat dugaan impor yang mereka lakukan untuk memenuhi klaim emas negara-negara klien yang menyimpan emasnya di kedua negara tersebut.

Arus emas yang tidak biasa ini adalah sebuah indikator menarik terjadi pergeseran demand dari negara Asia ke Eropa dan Amerika yang tentu berpengaruh terhadap pergerakan harga emas  berikutnya.
 

Friday, July 22, 2016

Relasi Bank Sentral dan Emas


Menarik mempelajari hubungan antara bank sentral dengan emas. Tentu saja ini adalah studi yang lama, mendalam, dan memiliki sejarah panjang . Namun satu hal yang menjelaskan  betapa eratnya kaitan bank sentral dengan emas adalah cadangan devisa. Hampir setiap negara memiliki cadangan devisa dalam bentuk emas, tentu setiap negara mempunyai jumlah yang berbeda. Namun persamaannya setiap mereka menyukainya.


Nah pertanyaannya adalah mengapa bank sentral tetap memerlukan cadangan devisa dalam bentuk emas di satu sisi, walaupun sehari-hari menggunakan fiat currency (mata uang kertas) sebagai alat tukar? Jawabannya adalah karena bank sentral tidak begitu PD (baca : percaya diri) dengan mata uangnya sehingga membutuhkan penguat (untuk menambah PDnya) berupa cadangan devisa emas, agar orang yakin dan percaya dengan mata uang tersebut.

Inilah mengapa bank sentral selalu "perhatian" dengan pergerakan harga emas. Mengapa? Walaupun bank sentral mempunyai hajat terhadap emas sebagai cadangan devisa, namun di satu sisi mereka juga tidak ingin agar harga emas naik terlalu cepat atau terlalu tinggi. Karena hal itu hanya akan bikin mereka tidak PD dengan mata uangnya sendiri. Harga emas yang tinggi seperti raksasa akan membuat alat tukar mereka seperti liliput. 

Jadi bank sentral di seluruh dunia selalu menaruh "perhatian" lebih terhadap pergerakan harga emas dibanding  pergerakan mata uang mereka sendiri atau lebih perhatian terhadap anak tiri dibanding anak kandung. Maka bank sentral seluruh dunia selalu menempatkan emas sebagai kebijakan utamanya walaupun tidak mengungkapkannya secara terang-terangan.