www.gata.com

Grafik Pergerakan Harga Dinar dalam Rupiah & Dollar AS


 

Friday, August 26, 2016

Interview Ronald Stoferle penulis In Gold We Trust


Ronald Stoferle adalah seorang analis riset yang telah menulis laporan mengenai emas dari berbagai aspek selama beberapa tahun terakhir ini. Larss Schall seorang Jurnalis keuangan Jerman mewawancarainya berkaitan dengan edisi yang disusun Ronald tahun ini. Berikut wawancaranya.

Lars Schall: Selamat siang saudara-saudara. Saya Lars Schall dari Matterhorn Asset Management di Zurich, Swiss. Saya akan melakukan wawancara dengan  Ronald Stoeferle di Vienna.
Terlebih dahulu saya ucapkan selamat kepada Ronald bahwa edisi  ‘In Gold We Trust’ telah menginjak tahun yang ke 10.

Ronald Stoeferle: Terima kasih Lars. Saya senang edisi yang kami susun telah menginjak tahun ke 10  dan menurut saya tahun ini kami menemukan beberapa hal baru dan menarik mengenai emas. Kami telah merampungkan 150 halaman, dan  saya sangat senang kami berhasil menyelesaikannya.

LS: Sebelum kita bicara mengenai edisi terakhir  ‘In Gold We Trust , mari mundur sejenak mengenai sejarah laporan ini. Bagaimana sih awalnya?

RS: Well, saya bekerja di Erste Group di Vienna sebagai analis riset dan saya berbisnis saham emas beberapa waktu di akun pribadi saya, dan ketika saya mendatangi  bos, saya  berkata,  “Saya sangat tertarik dengan emas dan segala sesuatu mengenainya, apakah mungkin bila saya menulis laporan khusus mengenai emas? Si bos berkata, “Yah silahkan”, jadi ketika saya mulai mencari bahan tentang emas, Anda tahu sesungguhnya tidak hanya emas saja, tetapi tentang segala sesuatu : tentang sistem moneter kita, masyarakat kita, dan tentu saja politik. Ini tentang segala sesuatu yang membuatnya menarik. Jadi saya mulai menulis lebih dari 1.000 halaman tentang emas dalam beberapa tahun terakhir  dan saya masih mendapat begitu banyak ide, perspektif, gambar baru untuk di eksplor di edisi ‘In Gold We Trust 2017’.

LS: Ok, mari kita bicara tentang edisi terbaru, dan pesan utamanya adalah; emas telah kembali.

RS: Benar emas telah kembali. Kita melihat ada koreksi yang tajam. Sebagaimana saya sering katakan, pasar mengalami koreksi maksimal, dan itu terjadi tahun lalu. Emas mengalami siklus yang klasik, yang berakhir dengan tekanan. Para analis pesimis dengan pasar emas dan sikap optimis seringkali dianggap sepi, tapi secara umum optimis adalah langkah yang mesti ditempuh. 

Kita telah melihat  harga emas menyentuh titik terendah akhir Desember tahun lalu, ketika semua orang khawatir dengan kenaikan suku bunga 4 atau 5% selama 2016. Dan  emas terjual habis pada Januari dan Februari  (di pasar internasional) dengan cukup dramatis dan harga emas mulai naik dan begitu pula saham tambang emas di bulan Januari.

Juga ada bab yang menarik dalam laporan tersebut. Kita berada pada kondisi bull market (kondisi di mana sentimen pasar positif terhadap pergerakan harga). Emas diperdagangkan dalam kondisi bull market dan kami melihat fase akumulasi ini dalam beberapa bulan terakhir. Dan sekarang kita akan memasuki tahap berikutnya dengan segera yaitu fase partisipasi publik. Ketika pelaku pasar siuman dan berkata, "The Fed telah kehabisan amunisi (untuk menggembosi harga emas). Mereka tidak dapat lagi menaikkan suku bunga. Inilah saatnya membeli emas yang tidak memberi kalian bunga."

LS: Ya,tetapi bukankah sebuah kerugian bagi emas ketika dimana dia tidak dapat memberi bunga?

RS:Tidak. Emas tidak harus membayar bunga. Ini yang selalu menjadi argumen menggelikan bahwa emas tidak dapat memberi investor bunga. Emas tidak harus memberikan bunga karena emas tidak mempunyai  counterparty risk (risiko yang timbul pada 2 pihak karena salah satu pihak tidak menunaikan kewajiban) . Kini dapat dikatakan bahwa emas tidak terbebani dengan tingkat suku bunga apapun, dan saya melihat tingkat suku bunga negatif saat ini terjadi pada 5 mata uang dunia. Ini akan terus berlanjut sehingga opportunity cost (biaya yang timbul karena seseorang memilih suatu hal seraya mengabaikan pilihan yang lain) dari emas akan jatuh, dan hal ini adalah situasi yang menguntungkan bagi emas. Saya berpandangan bahwa pelaku pasar perusahaan kemungkinan yang akan memberi pengaruh terhadap harga. Sebagai contoh  Munich Re, grup reasuransi terbesar kedua dunia, mereka menimbun emas fisik, mereka juga menyimpan uang kas dalam cadangan mereka. Jadi saya berfikir kita akan melihat lebih banyak lagi pelaku pasar institusi mulai membeli emas fisik.

LS: Mari kembali melihat laporan yang Anda terbitkan, di bab 2, ada sub bab D berjudul  ‘Anecdotal evidence of three world views’. Anda bisa berikan sedikit komentar?

RS: Tentu. Kami mengelola asset management dan wealth management, sehingga kami bertemu banyak klien, kami bertemu pelaku pasar institusional, manajer aset lain, dan bankir swasta dll. Dan kami menemukan secara mendasar ada 3 cara pandang yang berbeda dalam menilai situasi ekonomi global.

Pertama the believers. Mereka percaya pada sistem. Mereka adalah analis keuangan, analis pasar dkk. Mereka menganut aliran kebijakan ekonomi the Keynesian (kebijakan ekonomi yang berpandangan bahwa perbaikan ekonomi dapat dilakukan dengan meningkatkan belanja negara, dan mengurangi pajak atau pro intervensi pemerintah dalam ekonomi) dimana berpandangan apa yang dijalankan pasca krisis ekonomi Amerika dan Eropa tahun 2008 adalah benar dan memang diperlukan. Mereka meyakini bahwa apa yang bank sentral dan politisi lakukan benar-benar menolong keluar dari krisis dan mengembalikan ekonomi pada relnya. Tentu saja ada masa stagnasi dan adaptasi yang memang wajar dan mereka tidak melihat sebuah krisis yang sistemik. Mereka adalah the believers dalam sistem ini. Alokasi emas mereka nihil.

Kemudian ada pula the skeptics. Mereka mempunyai keraguan terhadap berbagai statistik  kebijakan ekonomi yang ekstrim. Dan mereka tahu  bahwa yang  dilakukan bank sentral adalah sebuah ekperimen besar yang tidak seorangpun benar-benar tahu arahnya.  Mereka peduli tentang masa depan sistem keuangan. Dan mereka menurut pandangan saya pelaku pasar yang paling menarik. Saya pikir mereka pembeli marjinal, tetapi saya berpendapat mereka the skeptics, akan memainkan peran yang penting di masa depan. Namun ada banyak orang yang berprilaku seperti mereka, jadi walau mereka pembeli marjinal namun secara kelompok cukup besar.

Dan yang ketiga adalah mereka yang kritis terhadap sistem. Mereka meyakini bahwa arsitektur moneter saat ini rusak dan rekan saya Mark Valek, pernah berkata, “Sekali Anda beraliran ekonomi  Austria, Anda tetap Austria” (sebuah mazhab ekonomi yang meyakini bahwa perputaran ekonomi secara umum merupakan akumulasi aksi dan pengambilan keputusan individu atau pelaku pasar level terkecil atau tidak pro intervensi pemerintah) . Maka, sebagian besar orang mempunyai cara pandang berdasar pada mazhab ekonomi Austria, sehingga mereka tahu bahwa kita secara sistemik dalam keadaan krisis dan bahwa sistem keuangan dan moneter kita adalah akar dari semua masalah yang dikandungnya dan saya berfikir  satu hal yang menarik untuk memecahkannya hanya ada satu jalan. Sekali Anda mendapatkannya, sekali Anda percaya atau Anda tahu bahwa kita akan selalu butuh lebih banyak utang, lebih banyak Inflasi untuk menjaga ekonomi tetap berjalan dan Anda tidak akan kembali dan tetap menjadi the believers dalam sistem selamanya.
bersambung
 

No comments: